Banyak orang beranggapan, Bahwa untuk mencapai
Kemenangan di udara. Pesawat Tempur kudu mesti mengejar lawannya hingga berada
tepat di posisi belakang.
Namun, Di Negara Padang Pasir Timur
Tengah. Pada Tahun 1990. Israel Menciptakan sebuah Teknologi Rudal yg disebut
dengan PYTHON-5. Teknologi rudal ini Ternyata bisa menembak ke arah belakang
dari pesawat tempur.
Python5. Memiliki Algoritma Penentu dan Prediksi Jarak
Python5 Memiliki System Elektro Optik, Imaging Seeking
dan Inframerah Terbaru. Dengan Inframerah dan Dual WaveBand (FPA) yg Terbaru ia
mampu memindai target atau Sasaran dan mampu Melakukan Identifikasi Pesawat yg
Lain dengan Baik. Bahkan di saat Cuaca Hujan Deras atau Berawan.
Di Dalam System Bola Mata-nya. Ia bisa memprediksi arah
Target atau Sasarannya. Hal ini dikarenakan Ia Memiliki Algoritma untuk bisa
menghitung kemana letak target akan pergi atau kemana arah Manuver Lawannya.
Dengan Algoritma ini. Ia bisa terus menerus mengikuti Sasarannya dengan Presisi
dan Probabilitas yg Tinggi untuk dikenai. Sekalipun Sasaran Terus Mengelak atau
Bermanuver yg Rumit. Python5 Bisa Terus mengejar hingga Jarak 20 Km.
Spesifikasi Detail
Python5 di Gunakan oleh Israel untuk Menghancurkan
Pesawat Tempur, Rudal Jelajah, Roket, Drone, dan Helikopter. Python5 Memiliki
Panjang Sekitar 310 Cm, Diameter 16 Cm dan Berat Sekitar 1 Ukuran Pria Dewasa.
(105 Kg)
Ia memiliki Teknologi IR Pencitraan Elektro Optik Pada
Moncong Bagian Depannya. Ia memiliki Kecepatan 4.000 Km/Jam dengan Jarak
Jangkau Hingga 20 Km. Ia Bisa Menembak ke Arah Samping, Belakang, Depan, Atas,
Bawah, dll Sebagainya.
Kelemahan : Efek Bahaya Target PYTHON 5
Di Lansir dari AirForce.
Python Generasi ke 5 memiliki Kelemahan. Yaitu Kemampuannya yg mampu mengunci
Target atau Sasaran Setelah Peluncuran Ternyata bisa di Lakukan Tanpa Tentara
Israel Melihat Sasaran Terlebih Dahulu secara Tatap Muka Face to Face.
Python5 Memiliki Jangkauan Hingga 20 Km. Apabila Rudal
ini Telah di Lepas dari Kokpit Pesawat tempur. Ia akan Meluncur Jauh hingga 20
Km. Sensor Bola Mata Pada Bagian Moncong Python5. Bisa Melakukan Penyerangan
secara sendiri dan bisa memilih Sasaran secara sendiri. Artinya ya, Dia bisa
salah sasaran banget dalam menembak Pihak Lain. Yang Bisa saja itu Pihak
Pesawat Sipil yg ngga berdosa.
Namun, Israel udah mengantisipasi hal Kesalahan Sasaran
ini dengan menambahkan Opsi Pengaturan dan Target Lock. Yaitu Terhubung kepada
Helm Canggih di Depan Layar Mata Pilot Israel agar mengetahui Tampilan di depan
Layar Rudal yg Terintegrasi ke Komunikasi System Monitor Elbits System DASH.
Disisi Lain. Demi Keamanan. Python-5 dilengkapi dengan
Kunci-on Sebelum di Luncurkan. Yang terdiri dari Teknologi (LOBL) dan (LOAL).
LOBL adalah Sebelum dan LOAL adalah Sesudah Peluncuran. Hal ini dimaksudkan
untuk Jaga-Jaga Keamanan Karena Kemampuan Python-5 yg Terkesan bisa aktif
mencari sasaran secara Otomatis. Siapa tahu dia bisa Jalan sendiri menembak
Pihak Lain yg Bukan target.
Baca
juga
|
Pembeli PYTHON5
Di Lansir dari Wikipedia.com Pembelian System Python5
Buatan Negara Israel ini. Ternyata ada banyak negara yg membelinya, Mulai dari
India, Brazil, Taiwan, Argentina, Afrika Selatan, Columbia, Thailand, Peru, Venezuela
dan Masih Banyak Lagi
Negara Tirai Bambu China juga Ternyata Membeli Senjata
Rudal ini. Sebanyak 3.000 Unit. Nah Terkesan dengan Kemampuan Persenjataan
milik Israel ini. Pemerintah Republik Rakyat China ini pun sempat berguru dan
meminta alih Teknologi Lisensi kepada Israel. Alhasil Terciptalah PL-8 versi buatan
China ya. GBU