Artikel ini memang Terlambat saya Tulis Bagi Anda ya. Tapi
Setidaknya ngga lambat-lambat bangetkan. Oh ya, Seperti yg kita ketahui.
Pada Tanggal
30
September 2015. Rusia menyatakan Perang besar-besaran Terhadap ISIS. Dan mengirimkan 500 Tentara dan
Peralatan Militernya disana. Yang Meliputi Tank,
Helikopter, Pesawat Tempur dan Rudal
Jelajah.
RUSIA datang karena dihubungi oleh Presiden Suriah Bashar Al Assad. Untuk membantu
Pemerintahan Rezim Syiah yg hampir mati ini untuk mengusir ISIS dan Kelompok
Pemberontak Sunni lainnya dari Negaranya yg ingin menghancurkan Pemerintahan
Presiden Syiah Assad.
Foto : Presiden Assad |
Sebagai Informasi kepada Anda. Di Timur Tengah : Rusia
memang Bersahabat dengan Negara-Negara Syiah seperti Suriah, Lebanon Hizzbulah dan Iran.
Tetapi untuk Negara-Negara seperti Irak, Afghanistan, Arab Saudi, Yordania,
Turki, Mesir, Bahrain, Kuwait, Pakistan, dll adalah Sekutu dan di Pimpin oleh Amerika
Serikat dengan Sistem Pemerintahan Politik Demokrasinya.
Untuk dan Terkhusus bagi Negara Irak dan Afghanistan.
Amerika Serikat melakukannya dengan cara Invasi Militer. Dengan Membunuh
Presiden Saddam Hussein dan di Afghanistan dengan membunuh Osama Bin
Laden yang kemudian Pemerintahan disana di ganti dengan Presiden ala Demokrasi
yg berada di Bawah Pimpinan Amerika Serikat.
AS Punya Rencana Panjang di
Suriah
Negara Suriah di Pimpin oleh Presiden Syiah Bashar al Assad yang di Lindungi oleh
Rusia, Hizzbullah Lebanon dan Tentara Garda Iran. Suriah adalah Salah Satu
Negara yang Sangat Kaya akan Sumber Daya Alam. Yaitu Minyak dan Gas.
Amerika Serikat tak perlu kita ragukan lagi. Sangat
menginginkan agar Negara Suriah juga bisa seperti IRAK dan AFGHANISTAN. Yaitu dengan
cara menggulingkan Presiden Syiah diganti
dengan Presiden Sunni. Agar kelak AS
bisa menjadi Pemimpin Negara Suriah.
AS pun mempersenjatai Kelompok Pemberontak Oposisi Sunni.
Agar bisa mengulingkan Presiden Syiah.
Foto : Pemberontak Suriah |
Yang Menariknya, Kala Pertama Kali Amerika Serikat mempersenjatai
Pemberontak Sunni. Ada 1 Pemberontak yg tak dikenal Amerika kala itu. Yaitu
ISIS. AS waktu itu sama sekali belum tahu tentang ISIS. Tapi AS melihat tingkah
laku ISIS ini kok sangat aneh.
AS menilai kala itu, Memang ISIS juga menyerang
Tentara-Tentara Syiah Presiden Assad. Dan itu sesuai dengan Rencana Amerika
Serikat. Tapi anehnya, ISIS juga membunuh Kelompok Pemberontak Sunni lainnya yg
dibentuk dan dipersenjatai oleh Amerika Serikat. Bahkan ISIS juga merampas
senjatanya.
Nah lho…, Amerika Serikat Kaget setengah mati…?
Setelah di teliti oleh Intelijen CIA Amerika Serikat.
Ternyata Kelompok ini disebut sebagai ISIS
atau DAULAH ISLAMIYYAH.
ISIS muncul dari Keinginan Hati Nuraninya yg Terdalam untuk Membebaskan Jazirah Arab dari Pengaruh Barat dan untuk Menyatukan Seluruh Lintas Arab menjadi Daulah Islamiyyah.
ISIS sangat dikenal menolak dirinya terhadap Syiah,
sekaligus juga menolak dirinya berada dibawah sistem boneka Pimpinan Amerika
Serikat.
ISIS juga menganggap seluruh negara-negara di Arab sudah murtad karena
menjadikan AS sebagai Pemimpin Negara yg dinilai tak menjalankan Nilai-Nilai
Syariat Islam yg Benar. sehingga negara-negara Arab. Entah itu Sunni atau
Syiah. Semua dianggap musuh Khilafah bagi ISIS. Disini ISIS datang untuk membereskan semua masalah ini sampai titik darah penghabisan.
Pada Tanggal 8 Agustus 2014. Amerika Serikat menyatakan
ISIS sebagai TERORIST. Karena ingin
mendirikan negara Khilafahnya sendiri. AS pun mengumpulkan sekutunya yang
terdiri dari hampir 80 Negara untuk Menyerang ISIS.
RUSIA DATANG MENGGEMPUR ISIS
Pada Tanggal 8
Agustus 2014 : Amerika Serikat menyerang ISIS. Sekaligus tetap mempersenjatai
Kelompok Pemberontak sunni untuk menghancurkan Tentara-Tentara Presiden Syiah
Suriah, Sekaligus menghancurkan ISIS.
Pada Tanggal 30
September 2015 : Rusia juga datang untuk menyerang ISIS. Karena Rusia
menilai, ISIS adalah bentukan Amerika Serikat yang berniat menghancurkan Rezim
Assad. Rusia selain datang untuk menghancurkan ISIS, juga datang untuk menghancurkan
Kelompok Pemberontak Sunni. Yang ingin menggulingkan Presiden Assad.
KORBAN SIPIL SURIAH OLEH
RUSIA
Hak Asasi Manusia yg Berbasis di Inggris dan Suriah
SOHR + SNHR mengatakan :
Rusia sudah menyerang sebanyak 42.234 Kali dan Telah Menjatuhkan Ribuan BOM.
Rusia menyerang menggunakan Helikopter Canggih,
Kapal Penghancur yang menembakkan Rudal
dari Laut Kaspia.
Rusia juga sampai mengerahkan Pesawat Raksasa Bomber
untuk menghancurkan Kubu Markas ISIS di Suriah.
Belum ada data resmi berapa jumlah Tentara ISIS dan Pemberontak
Sunni bentukan Amerika Serikat yg Tewas oleh Serangan Rusia. Tetapi Badan
Hak Asasi Manusia menilai. Serangan Rusia Tersebut juga mengenai Korban Sipil.
Di Laporkan, Serangan Rusia Tersebut sangat GANAS.
Bahkan Menyebabkan Banyak juga dari Tentara-Tentara ISIS yg Tewas dan Markas-Markas atau Kubu Pertahanan Hancur Lebur.
Tetapi, Rakyat Sipil Suriah yg Tak Berdosa juga ada yg Tewas.
Di Lansir dari Republika.co.id (23/11/2015) : ada 526
Rakyat Sipil Suriah Tewas oleh Rusia. 137 diantaranya adalah Anak-Anak.
Artikel
Lainnya :
|
ISIS belum mengalah
Walaupun Serangan Rusia sangat Ganas.
Tapi ISIS belum kalah. Di Beberapa Kesempatan Lain.
ISIS justru mengambil Kesempatan Kedatangan Rusia Tersebut. Kedatangan Rusia
justru membantu ISIS meringankan sedikit Beban untuk mengalahkan Kelompok
Pemberontak Sunni yg disokong oleh Amerika Serikat.
Disisi lain, ISIS juga
Tertolong dan Terbantu oleh Amerika Serikat. Karena Amerika Serikat melalui
Pemberontak Sunni terus menerus menembaki Tentara Syiah Al Assad yg merupakan
Sekutu Rusia.
Setidaknya, ISIS bisa bernafas lega dan menghimpun
Kekuatan Terbaru.
Nah, Kalau Kasusnya Kayak gini ya. Gimana cara Rusia dan Amerika bisa mengalahkan ISIS karena 2 Negara ini ngga sejalan dan
sepaham. Namun, Informasi ini mengingatkan kita bahwa jumlah Korban Sipil yg Tewas di Timur Tengah akibat serangan Rusia terus Meningkat dari hari ke hari. GBU