Ada Permasalahan Mengganjal dalam Lingkungan Angkatan
Bersenjata Singapura atau SAF. Dimana,
Senjata Artileri Seperti M109 Paladin
dari Amerika Serikat atau 2S3M1
dari Rusia. Di Nilai Kurang Cocok untuk Singapura miliki atau di Beli.
Mengingat Wilayah Singapura memiliki Lokasi Alam
Menyerupai Pulau Kecil yg Lembek, Basah, dan Pasir Tanah disana Tak Sanggup Mampu
Menahan Beban yg Berat-Berat Seperti
Tank Artileri M109 Paladin yg Beratnya Bisa Mencapai 50 Ton.
Disisi Lain, Singapura yg
Luasnya Hanya Sebesar 710 Km. Kebanyakan Telah berada di Kawasan Perkotaan. Di
Mana di Sana ada Jalan, Gedung, Apartement dan banyak Jembatan.
Jika Tank-Tank dgn Bobot Sangat Berat melintasi Kota
atau Jembatan. Akan menimbulkan Efek Guncangan Getaran kepada warga Sekitarnya.
Jika Cuma 1 atau 2 saja yg melintasi mungkin ngga masalah ya.
Tapi bagaimana kalau semua Jajaran Komponen Angkatan
Darat Singapura memiliki berat Bobot hingga 50-60 Ton. Infrastruktur Bangunan
milik Pemerintahan akan Sering Rusak. Maka di Putuskan untuk mengurangi Salah
Satu Bobot Berat Komponen Tersebut.
Salah Satunya dengan Menciptakan Secara Mandiri. Tank
Artileri Self Propelled Howitzer Rasa Lokal yang disebut dengan SSPH PRIMUS.
TENTANG SSPH PRIMUS
Penciptaan Awal di Mulai Pada Mei 1996. Di Buat oleh
Industri Militer Singapura yang Meliputi Defence
Science and Technology Agency DSTA dan ST
KINETICS.
Teknologi SSPH PRIMUS ini Berdasarkan M109 Amerika
Serikat dan di Bantu oleh Perusahaan General Dynamics Amerika Serikat dalam Urusan
Bidang Mesin dan dibantu juga oleh Perusahaan Daimler AG dari Jerman.
Untuk Tank Pembawa Artileri ini menggunakan BIONIX yg
di Ciptakan oleh Singapura. Untuk Menara Turret juga dikembangkan oleh Insinyur
Lokal Singapura. Mengapa menggunakan Kendaraan IFV Bionix. Karena Buatan Lokal
dan Bionix juga Telah Masuk dalam Layanan. Sehingga Perawatannya Mudah Hemat
Biaya Karena dalam 1 Sistem.
SSPH PRIMUS memiliki Tenaga 550 Hp. Sehingga mampu
Berlari hingga 50 Km/Jam Sejauh 350 Km untuk 1 Kali isi Bahan Bakar. Ia Sanggup
Mendaki Tebing yg Memiliki Kemiringan 60%.
Beratnya 28 Ton. Sehingga Sangat Cocok untuk Lingkungan
Singapura yg Lunak. Karena Berat yg Ringan. Primus dapat diangkut menggunakan
Pesawat Airbus A400M.
PERLINDUNGAN DIRI
Primus menggunakan Lambung Lapis Baja dan Aluminium. Untuk
Melindungi 4 Kru Tentara di Dalamnya.
Apabila ada Tentara Khusus Musuh yg Berhasil Menembus
dan Mendekatinya. Baja ini mampu menahan daya Tembakan Senapan Musuh.
Sebagai Balasan dan Pencegahan dari Ancaman Terdekat.
Primus dilengkapi Senapan Mesin 7.62 mm dan Pelontar Granat Asap untuk membela
diri. Sistem Pencegah Api menahannya dari Gempuran Pecahan Serpihan Shell
Artileri atau Bom.
SENJATA UTAMA PRIMUS
Tak Sepenuhnya Otomatis. Tetapi Semi-Otomatis. Peranan Tentara Berawak masih dibutuhkan untuk
mengisi ulang Peluru. Walaupun Peranan Komputer Telah Membantu Meringankan
Kinerja Tentara untuk Proses Loading Tembakan yg Otomatis.
Dalam Waktu 1 Menit. PRIMUS mampu menembak Hingga 3
Kali. Berdasarkan Informasi GPS atau Datalink dari Tentara SAF yg berada di
depan Garis Musuh yg menjadi Penentu Pengintaian Target.
Daya Jangkauan Tembakan Tertinggi PRIMUS. Apabila
Menggunakan Peluru Dengan Daya Ledak Tinggi HE Proyektil mampu menembak hingga
19 Km.
Apabila menggunakan Daya Hulu Ledak Rendah dengan Serpihan
Shell Api Tersebar Berpencar yg Biasanya untuk mengeliminasi Konvoi Tentara
Musuh non-Kendaraan. Maka Jangkauannya mampu menembak hingga 30 Km.
JUMLAH
Singapura Telah Memproduksi SSPH PRIMUS Sejak Lama.
Saat ini Pada Tahun 2016. Angkatan Bersenjata Singapura
(SAF) Telah Memproduksi Sebanyak 2.000 Unit dan Menjadi Andalan Tentara SAF
dalam membela Negara.
Sebuah Negara Kecil memproduksi Howitzer Sebanyak ini
Pertanda Bukan Main-Main ya.
Artikel
Lainnya :
|
Youtube Trailer
Semoga Bermanfaat.
Terima Kasih ya. GBU