Sebagai penulis artikel militer. Saya menemukan, Pada tahun
2018 ada Kelemahan di dalam Tubuh TNI
Apabila hal ini ngga diperbaiki maka dapat mengancam
Kedaulatan Indonesia.
Termasuk menyebabkan merosotnya bidang Keuangan ekonomi di
Indonesia.
Apa saja yuk mari kita simak :
BIAYA MAHAL & TAK
EFESIEN
Masalah TNI di Indonesia
adalah Terlalu banyaknya cabang-cabang pasukan dan cabang pasukan khusus terlampau
banyak hingga jadi kurang efesien.
Padahal pasukan khusus itu mahal.
Baik saat membentuk maupun maintenance-nya.
Secara teoritis, satu negara cukup
memiliki tiga jenis pasukan khusus.
Satu unit untuk kontijensi domestik,
satu lagi kontijensi luar.
Di Amerika Serikat terdapat FBI, Delta
Force, US NAVY SEAL, US Army, Penjaga Pantai, Police, SWAT, CIA, DEA, dan
Hostage Rescue Team
Di Amerika Serikat memiliki 1 Unified Combatant Command
Terpadu. Sehingga Komando dapat terkendali efektif tanpa harus memiliki banyak cabang
dinas walaupun mereka beroperasi di seluruh dunia. Sehingga beban anggaran
ekonominya dapat ditekan.
Sekarang mari kita bandingkan di Indonesia.
Jumlah Pasukan Khusus dan
Kesatuan Ketentaraan di Indonesia ada banyak sekali mengalahkan Amerika Serikat.
Sesama TNI saja, saya percaya ada yg tak tahu tentang fungsi
rekan-rekannya.
Karena jumlahnya terdiri dari ada begitu banyak.
Jika kita berjalan dari satu kota ke kota lain yang
ada di Indonesia.
Dengan mudah kita menemukan berbagai gedung kantor
Kepolisian saling berdekatan dengan Kantor Militer TNI.
Mereka ada yang berbeda kesatuan. Memiliki fungsi
masing-masing, dan memiliki struktur Petinggi masing-masing.
Padahal jika dicerna ini dapat membahayakan keuangan APBN
untuk mengaji dan biaya pensiun ada banyaknya cabang petinggi-petinggi Panglima
TNI yg berbeda-beda.
Denjaka, Kogabwilhan, Yonkav9 Cobra, Satsiber, Kopassus, Konanudnas,
Macan Setia Cakti, Denbravo, Yonif126, Macan Leuser, Brimob, Walet Sakti,
Banteng Raider, Paspampres, Gegana, Kolinlamil, PPRC, Komando resor militer
045, BIN, Batalyon intai amfibi, Koopsau, Komando pasukan katak, Sat Gultro81, Kostrad,
Paskhas, Densus88 anti teror, Kostrad Tontaipur, Polri, Batalyon Raider, Denbravo90, Infanteri
INF, Zeni, Satpol PP, Koarmada,
Dan masih ada banyak lagi.
SINGKATAN MEMUSINGKAN
Kerumitan lain dari masalah TNI yaitu tentang penggunaan singkatan.
Karena jumlah kesatuan ada banyak, Maka terkadang
menggunakan istilah yang disingkat-singkat.
Bagi orang awam yang bukan dari anggota TNI.
Memahami banyaknya kesatuan tersebut begitu memusingkan karena sulit dikenali.
Jumlah tentara Indonesia mencapai 435.750 lebih.
Tentara yang besar memang dibutuhkan oleh Negara Indonesia yg besar dimana memiliki ribuan pulau.
Tapi disini kita membahas permasalahan tentang unit-unit cabang kesatuan struktur-nya yg terlampau banyak.
Di Amerika Serikat, jumlah cabang Tentaranya mudah dihitung dengan jari. Tetapi di Indonesia terdapat begitu banyak hingga tumbang tindih.
Jumlah tentara Indonesia mencapai 435.750 lebih.
Tentara yang besar memang dibutuhkan oleh Negara Indonesia yg besar dimana memiliki ribuan pulau.
Tapi disini kita membahas permasalahan tentang unit-unit cabang kesatuan struktur-nya yg terlampau banyak.
Di Amerika Serikat, jumlah cabang Tentaranya mudah dihitung dengan jari. Tetapi di Indonesia terdapat begitu banyak hingga tumbang tindih.
BIROKRASI
Masalah yang dihadapi oleh TNI saat ini yg
ditulis di artikel ini sebenarnya mengacu kepada Birokrasi itu sendiri yang tak
efektif karena jumlah terlalu banyak bertaburan.
sehingga dijadikan ajang untuk korupsi demi mendapatkan segelintir uang dari banyaknya pangkat-pangkat tersedia yang disalahgunakan. Kita mengetahui ada banyak Petinggi Panglima yg terlibat KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme)
Pemerintah Indonesia seharusnya merampingkan atau membentuk satu command
and control. Ketimbang dalam jumlah besar karena memberatkan biaya APBN dan untuk menekan Korupsi.
Kemudian jumlah kesatuan pasukan khusus harus dirampingkan.
setiap tentara TNI agar dilatih memiliki kemampuan ganda multitasking. Karena dengan teknik ini
biaya menjadi lebih murah. Ketimbang menggunakan cara yg ada saat ini begitu
mahal & memboroskan APBN.
Ketika menjaga kedaulatan Indonesia dari ancaman perang
biasa atau perang luar biasa (counter
terrorism).
Dengan membentuk control yg lebih ramping. Pemerintah dapat
menentukan dengan mudah, siapa yang diterjunkan untuk situasi apa dan memilih
siapa yang paling bagus untuk tugas itu. Sehingga koordinasi menjadi lebih
baik.
Artikel Lainnya :
|
Ancaman Indonesia kedepan di tahun-tahun yang akan datang
semakin sulit.
Teroris seperti ISIS yg pengen memusnahkan sistem Pancasila yg diterapkan oleh ‘Pemerintahan Indonesia’ untuk mencaplok & menggantinya dengan
‘kekhalifahan’ bukan isapan jempol semata.
Kota POSO di Gunung biru menjadi bukti bertenggernya
terrorist-terorist internasional yg tak segan-segan membunuh TNI dan
menguburnya di lubang yang sama.
Koordinasi TNI begitu penting.
Kemenangan operasi misi dimasa depan
ditentukan oleh koordinasi yg baik dan biaya operasi yg lebih murah tapi tetap
efektif dan memiliki kepribadian tentara yg dapat bekerja dalam banyak hal.
Biaya operasi yang
lebih murah dan Koordinasi yang baik sulit tercapai apabila birokrasi-nya
panjang, jumlah pusat komando terlalu banyak, dan jumlah unit cabang dinas ada begitu banyak, saling tumpang tindih.
Terima Kasih. Semoga bermanfaat ya. GBU