Dunia dengan cepat berubah. Drone ada dimana-mana, baik
digunakan oleh kalangan sipil perorangan, tentara kepolisian, komersial, bahkan
digunakan pula oleh terorist.
Gebrakan desain drone bermacam-macam, berwarna-warni,
berwujud berbagai bentuk, dan drone telah terbukti membantu kepentingan banyak
orang dalam menjalankan misi dan tugas dinas-nya secara rutin.
Goldman Sachs
menghitung pada tahun 2016. Pemasaran gabungan drone antara sipil & militer
tumbuh dengan cepat.
Menghasilkan perdagangan hingga $ 13 miliar rupiah per tahun (sekitar Rp 185
triliun). Hem…, siapa yg tak tertarik bukan…?
Pasar internasional masih terbuka lebar. Khususnya disektor
seperti penggunaan drone pada konstruksi, pertanian presisi, pertambangan,
asuransi, minyak/gas, pengiriman kargo, penyulingan, keamanan kota, pengawasan illegal
fishing, pemantau kebakaran, pengintai, penelitian
gunung api, pengamanan lalu lintas, dan masih banyak lagi.
PERES, Drone VTOL (Vertical
take of landing)
Perusahaan asal Israel, AP-G Aero System mencoba mencari
celah beberapa kekosongan pasar kunci.
Ternyata didapat bahwa masih ‘terbuka lebar’ untuk kebutuhan
terhadap Drone VTOL.
Apa itu Drone VTOL. Drone VTOL adalah sebuah drone yg
memiliki kemampuan terbang layaknya drone berkecepatan pesawat, tetapi bisa
mendarat layaknya helikopter.
Drone VTOL bukan hal yg asing di Israel. Ada berbagai macam
produk yg ditawarkan. Mulai dari peluncuran tangan seperti MicroB
Atau
menggunakan peluncuran catapult seperti Skylark.
Drone FE Panther buatan Israel Aerospace Industri merupakan
kelas versi pertama yg mampu terbang secara VTOL.
Panther Telah digunakan untuk melengkapi armada kapal perang
korvet Israel yg disimpan dibagian belakang dek kapal.
FE Panther di jual
bekerjasama melalui perusahaan pihak lain dari Korea Selatan untuk penyediaan
bahan baku, pemasaran dan pabrik di Korea Selatan.
Tak berhenti di penciptaan FE Panther.
Perusahaan Israel lain yg bertajuk AP-G Aero System juga menyediakan Drone berkemampuan VTOL yg
disebut dengan PERES.
Foto : Peres |
CEO AP-G Aero System mengatakan :
Kami telah berhasil menciptakan
sebuah teknologi dimana banyak perusahaan-perusahaan besar di sektor ini
mengalami kesulitan. Pesawat yang kami ciptakan ingin ‘merusak pasar drone’
karena terbang dikombinasikan melalui penerbangan vertical dan horizontal
menggunakan mesin yang sama. Sahutnya.
PERES resmi diperkenalkan pada tahun 2018. Saat artikel ini
ditulis, PERES telah siap ditujukan untuk penjualan ke internasional bagi yg
berminat. Militer, sipil dan komersial merupakan pasar utama yg diincar oleh
Peres.
Perusahaan APG Aero Systems mengatakan :
Misi APG adalah untuk membawa masa
depan ke masa kini, merancang dan memberikan terobosan solusi UAS yg menetapkan
standar dalam penggunaan drone, baik komersial, sipil dan militer. Sehingga
diharapkan mengubah tonggak industry global menjadi lebih menguntungkan bagi
bisnis, organisasi dan pemerintahan di seluruh dunia. Pada ahirnya untuk
memperkaya kehidupan bagi planet bumi ini.
Peres memiliki berat 220 kg, beban payload yang dapat dibawa
18 kg, berkecepatan 101 km/jam, daya tahan terbang tanpa isi bahan bakar ulang
12 jam nonstop, ketinggian terbang 4.572 meter, radius terbang 150 km (versi line of sight), bahan
bakar propulsi mesin 50% listrik, 50% Avtur.
Harga pengembangan drone Peres per tahun 2018 sebesar : $ 3.000.000 juta dolar (Sekitar Rp 42
miliar rupiah)
Artikel Lainnya :
|
Masa depan Peres : Penggunaan 2 Mesin
Saat ini Peres menggunakan 4 mesin yg digunakan untuk take off dan landing.
Di masa depan, Pihak perusahaan berjanji mengurangi 2 mesin
rotor sehingga hanya berjumlah 2 mesin saja yg berdering sunyi.
Youtube : Israel Peres, AP-G Aero System
Terima kasih. Semoga bermanfaat ya. GBU