Bagaikan kerbau yang ditusuk tali pada hidungnya oleh seorang petani.
Inilah masa depan yang terjadi pada industri militer di China.
Untuk informasi mendetail
mengetahui seluk beluk laporan ini.
Teman-teman dapat membaca secara
tuntas artikel ini.
Penasaran yuk langsung aja kita
simak ya.
INDUSTRI MILITER CHINA TAMPIL MENGESANKAN
Foto : Tentara PLA, China |
Republik rakyat Tiongkok atau
China merupakan sebuah negara raksasa dengan populasi penduduk mencapai 1.379.000.000 miliar orang.
Sejak 1 Oktober 1949. China telah berjuang keras membangun transformasi industri
pertahanan militer dalam negeri buatan lokal ‘Made by China’ untuk kemandirian
kedaulatannya.
Dari fakta sejarah yang ada.
Rusia dan Israel terlibat dalam pengembangan awal kemajuan industri militer di
China.
Pesawat berteknologi tinggi
seperti pesawat AWACS (Airborne Warning and Control System) dan robot otonom
drone merupakan karya cipta Israel, China kemudian mengembangkan pesawat
peringatan dan control udara canggih secara mandiri.
Pada tahun 1994. Pemerintah China
diketahui membeli teknologi IAI HAROP senilai $ 55 juta dolar dari Israel.
Pada tahun 1996. China membeli
teknologi radar pesawat peringatan dini EL/M-205 Phalcon (Phased Array, L-Band,
CONformal) dari Israel.
Tak terhitung pula banyaknya
senjata-senjata mutakhir buatan China sebenarnya hasil karya dari kloning
Rusia.
Ilmuwan China memecahkan
kode-kode, perangkat dan sistem buatan Rusia. Menyusun, Merakit, Menjiplak dan
Merekayasa ulang memperbaiki kelemahan yang ada untuk mengembangkan alustista
mandiri.
Tak ada salahnya menyalin (copy paste), Toh negara-negara maju lainnya juga pernah saling menyiplak (kloning). Ebnarkan…,
Industri kemandirian pertahanan
dalam negeri buatan produksi lokal begitu penting bagi kedaulatan China untuk
memenuhi kebutuhan tentara PLA China.
99% industri militer China
dikuasai oleh BUMN China. Seperti AVIC, Norinco, China Aviation industri
general aircraft, COMAC, HAIG, dll.
Ada 10 BUMN Senjata China
terlibat proaktif membangun persenjataan.
Peran BUMN penting karena China
menganggap langkah ini paling efesien, hemat biaya, dan pengaturan
pengawasannya lebih mudah.
Ketimbang menggunakan industri
militer publik yg terdaftar di bursa saham terkesan liar dan mudah rentan
terjatuh ke pihak asing. [Kecuali : apabila 50% sahamnya dikuasai oleh pemerintah]
Program-program industri pertahanan
BUMN China secara langsung menggunakan keterlibatan antara kaloborasi perusahaan-perusahaan
elektronik & teknologi sipil. Seperti Lenovo
dan Huawei.
Ini pula menandakan kontribusi
perusahaan sipil swasta kepada kesetiaannya bagi negara yg dipimpin oleh Partai
Komunis China.
Selama 4 dekade.
Teknologi-teknologi militer yg
diciptakan oleh China tampil dengan sangat
mengesankan.
China membangun Kapal Selam kelas
Yuan, membangun pesawat drone Pterodactyl, Wing Loong, Caihong (Rainbow), membangun
JF-17 Thunder, menciptakan rudal C-801/C-802, Pesawat tempur latih K-8, Tank
APC WZ-551, Perisai udara HQ-9, Truk militer CS/VN3, Kapal perang 053, 054A,
056, rudal nuklir dongfeng, Helikopter Z-9G, Z-10, Z-15, Z-19E, Radar YLC-8B,
SC-2E, pesawat tempur J-31, Tank VT-5, Tank MBT-3000, Pesawat tempur J-20, kapal
induk Liaoning, rudal hipersonik, pesawat amfibi AG600, pesawat pembom Xian H-6, dan masih banyak lagi.
KELEMAHAN
CHINA, TERKEKANG OLEH RUSIA
Seperti pembahasan diatas, China
tampil mengesankan.
Data yg dirilis oleh lembaga SIPRI.
Menunjjukkan keunggulan China dari sisi ekspor persenjataan setara bersaing dengan
5 negara powerful di bidang persenjataan mutakhir berteknologi tinggi yg
menguasai dunia. Seperti Amerika Serikat, Rusia, Uni Eropa, United Kingdom, dan
Israel.
China mampu mengekspor senjata ke
44 negara seperti Arab Saudi, Meksiko, Peru, Nigeria, Kenya, Thailand,
Indonesia, Irak, Alzajair, Turkeministan, negara-negara Africa, Bangladesh, dll.
Keunggulan berdagang senjata di
China dikenal mudah. Karena tak memiliki syarat-syarat berarti. Maksud saya, tak
adanya kasus embargo seperti yg dilakukan oleh Amerika Serikat. Lagipula, harga persenjataan China lebih murah.
Perdagangan senjata China mirip
seperti Rusia. ‘Ada uang ada Barang’
atau ‘Ada Komoditas ada Barang’. China agresif menyangkut masalah perdagangan internasional.
Ironis, China memiliki kelemahan
paling fatal.
Walaupun ahli mengekspor senjata ke berbagai negara.
Disisi lain negeri tirai bambu tersebut
tak bisa melepaskan dirinya dari ketergantungan dengan teknologi-teknologi
tinggi impor buatan Rusia.
Contohnya saja, industri helikopter
China tak bisa lepas dari komponen perusahaan raksasa dunia, Kamov buatan Rusia.
Begitu pula dengan mesin pesawat
tempur seperti AL-31FN dan RD-33. Ini hanyalah beberapa contoh kecil saja.
China menyadari bahwa hubungan ‘Rusia-China’
ini sangat mengekang. Perjalanan China agar mampu mandiri 100% tampaknya
mustahil dicapai karena terhalang terjal dan jalan yg berliku-liku.
Ilmuwan & insinyur China
berjuang keras mencapainya yg harus diakui ini tak mungkin terjadi dalam waktu
dekat bahkan ditahun-tahun mendatang.
Untuk menciptakan model senjata
baru modern. China telah berjuang sangat berat untuk mengkloning persenjataan dari
Rusia atau berjuang keras menciptakan versi mutakhir yg lebih baru.
Waktu masa depan yg pasti datang.
Langkah-langkah China menjadi hal yg lebih sulit.
Karena orang-orang Rusia
sudah paham betul kelemahan teknologi China.
China telah terjebak ke dalam permainan
Rusia.
Rusia memanfaatkan China untuk peningkatan pemasaran marketing dengan cara kerjasama partnership bagi hasil demi
meraup keuntungan terhadap adanya akses luas pasar yg dimiliki oleh China
melalui perdagangan internasional jalur sutra.
Artikel Lainnya :
|
Tantangan lain negara China
datang dari Amerika Serikat. Bukan, bukan seperti yg kita bayangkan. Saya ajak
anda untuk merenung sebentar dan membaca artikel ini lebih teliti.
Militer China bersaing ketat
dengan Amerika Serikat.
Ada titik dimana, China ragu-ragu
menyamai teknologi militer Amerika Serikat. Oleh sebab itu, untuk menandingi
Super Power Amerika Serikat. China
lagi-lagi (dan lagi-lagi) terkekang oleh Rusia. Kok bisa…?
Untuk melawan kedigdayaan Amerika
Serikat. China membutuhkan teknologi mutakhir. Memang seperti pembahasan
diatas, China tampil mengesankan mampu memproduksi senjata secara lokal dan
mandiri.
Tapi tahukah anda. Senjata AS
bukan main-main, sangat berbahaya.
Apabila China hanya mengandalkan
produksi senjata lokal yg belum teruji battle
proven. Ini menjadi masalah. Oleh sebab itu China terpaksa membeli
senjata-senjata canggih lagi, lagi dan lagi dari Rusia.
Menurut SIPRI. Kebanyakan senjata
canggih China dibeli impor dari Rusia. Seperti Su-35, S-400, dll.
China dikenal sebagai Pengekspor Terbesar ke 5 di dunia. Namun disisi lain China sebagai Pengimpor Terbesar ke 5 di dunia juga, Kebanyakan Persenjataan membeli dari Negara Beruang Merah Rusia.
China dikenal sebagai Pengekspor Terbesar ke 5 di dunia. Namun disisi lain China sebagai Pengimpor Terbesar ke 5 di dunia juga, Kebanyakan Persenjataan membeli dari Negara Beruang Merah Rusia.
Hubungan China terhadap Rusia
seharusnya diwaspadai.
Karena musuh yg dapat melemahkan kedaulatan industri
pertahanan militer China bukan datang dari musuhnya seperti Amerika Serikat.
Tetapi dari sekutunya itu sendiri, Rusia ternyata sudah mengekang keras China pada saat ini.
Ibarat kerbau besar yg ditarik dengan tali. Inilah yang terjadi dengan
China.
Cepat atau lambat,
Militer China
harus mengakui dan bertekuk lutut kepada sang beruang merah, Rusia.
Terima Kasih. Semoga bermanfaat
ya. GBU