Pada Tanggal 27 Mei
2016. Perusahaan Teknologi Militer Raytheon (Saham Investasi : NYSE : RTN).
Telah Resmi menandatangani Perjanjian kerja sama Militer
dalam Bidang Persenjataan untuk mengadopsi senjata dari Perusahaan Uvision asal
Israel.
Merebaknya Perkembangan Teknologi yg Semakin Cepat,
Peperangan Asimetris yg Semakin Kompleks dan Kemajuan Drone Berharga Murah yg
Semakin Marak di Jual di Toko online.
Memberikan Tantangan Tersendiri bagi banyak Perusahaan
Militer dalam menciptakan inovasi Lawan Tanding atau Penyeimbang.
Raytheon mendapatkan
Lisensi Hero-30
Hero adalah
Senjata Drone Bom Bunuh Diri. Senjata ini Berbentuk Portable, Ringan dan Mudah
di Bawa oleh Unit Unit Tentara Kecil.
Mampu Melakukan Serangan Independent, Memiliki Kecepatan
Jelajah 180 Km/Jam, dan Dapat Terbang Rendah di Balik Pepohonan atau Rumah
Rumah Perkotaan.
Tingkat Kebisingan Rendah, Sulit
Terlacak Thermal Signature, Low Acoustic, Tentunya Hemat Biaya dan Lebih Murah
dari Rudal Jelajah.
Dapat Pula Bertindak Sebagai ISR. Mampu Berkeliaran Menyusup
Pertahanan Lawan Secara Diam Diam Tak Terduga dari Sudut Horizontal atau Vertical.
Memiliki Konektivitas Koneksi Lengkap.
Berat Hulu Ledak Mulai dari 0,5 Kg – 97 Kg. Mampu Menjangkau
Wilayah Musuh Hingga Jarak 1 – 250 Km dan dilengkapi Datalink LOS. Mampu
Bertahan di udara dari 30 menit - 7 Jam.
Bahan Bakar menggunakan Listrik (Electric).
Senjata ini dapat kembali secara Vertical ke Pangkuan
Tentara si Empunya dengan Parasut. Apabila Misi Target di Batalkan.
Uvision menciptakan Hero dengan 6 Model.
Mulai dari Hero 30,
Hero 70, Hero 120, Hero 250, Hero 400 dan Hero 900.
Semakin Tinggi Nominal Bilangannya, Semakin Besar pula Daya
Ledak, Daya Jelajah, dan Ketahanannya.
Perusahaan Raytheon asal Amerika Serikat. Di Berikan Lisensi
untuk memproduksi Hero 30. Tetapi
dengan Nama Berbeda ala Amerika Serikat dan dengan Tambahan Modifikasi.
Dr Thomas Bussing
dari Wakil Presiden Raytheon mengatakan :
Raytheon dan Uvision
akan menawarkan unit unit kecil Angkatan Darat AS kemampuan senjata baru dengan
Sistem Loitering yg dikembangkan secara menyeluruh dan portable.
Sistem ini secara signifikan meningkatkan kesadaran situasional dan kekuatan tempur unit kecil di medan perang.
Sistem ini secara signifikan meningkatkan kesadaran situasional dan kekuatan tempur unit kecil di medan perang.
Modifikasi Hero 30 Menjadi
LMAMS
Foto : Israel Hero Drone |
LMAMS atau Lethal Miniature Aerial Missile Systems Merupakan
Modifikasi dari Hero 30.
Perbedaan Modifikasi Terlihat dari Bagian Sayap dan
Pelontar.
Pada LMAMS, Pelontar hanya menggunakan 2 Penyangah Besi yg
ditegakkan Lurus ke atas. Kemudian di Sisi Sayap dimodifikasi menyerupai
Pesawat Terbang ala Model Turboprop yang bisa di rakit dan di simpan di dalam
ransel Tentara.
Youtube : Amerika Serikat LMAMS
Selain Perusahaan Raytheon Amerika Serikat.
Israel Uvision juga Telah Memberikan Lisensi Kepada
Perusahaan Teknologi Korea selatan Firstec (http://www.firsteccom.co.kr/).
Korea Selatan di Percaya untuk memproduksi dan menjualnya ke Dunia Internasional ala adaptasi versi Lokal
Korea Selatan dengan Nama Merk Penjualan Berbeda.
Tentang Raytheon :
Raytheon didirikan pada Tahun 1922 di Amerika Serikat. Memiliki Tenaga Kerja 61.000 Orang. Berpengalaman dalam Inovasi Teknologi dan Penjualan Senjata Selama 95 Tahun.
Raytheon didirikan pada Tahun 1922 di Amerika Serikat. Memiliki Tenaga Kerja 61.000 Orang. Berpengalaman dalam Inovasi Teknologi dan Penjualan Senjata Selama 95 Tahun.
Ahli dalam Berbagai Produk Persenjataan dan Keamanan.
Sejak 2011. Perusahaan Raytheon Telah menjalin mitra kerja
sama saling menguntungkan dengan Israel dalam Bidang Penjualan Persenjataan
Rudal, Interceptor Pencegat, Drone dan Elektronik Penginderaan untuk Pasar
Internasional.
Saham Raytheon di Perdagangkan di The New York Stock Exchange.
CEO Uvision, Noam Levitt dari Israel mengatakan : Kami
berkeinginan bekerjasama dengan Raytheon karena merupakan salah satu perusahaan
Teknologi Militer dan Pertahanan Paling Inovatif di Dunia.
Artikel Lainnya :
|
Tentang UVISION :
Uvision adalah Perusahaan Teknologi Israel yg Khusus
mengembangkan Senjata Drone Bom Bunuh Diri Berkeliaran. Kemampuan utamanya
Hemat Biaya, Memiliki Integrasi Komunikasi, dan Mematikan.
Sejak Beberapa Dekade yg Lalu, Israel Telah Berpengalaman
dalam Rudal Jelajah Lora, Rudal Popeye, Rudal Gabriel, Rudal Delilah dan Rudal
Jericho Nuclear Missile.
Kini, Israel melalui Uvision memperkenalkan salah satu Drone Penjelajah Berkeliaran Bom Bunuh Diri.
Kini, Israel melalui Uvision memperkenalkan salah satu Drone Penjelajah Berkeliaran Bom Bunuh Diri.
Youtube : Israel Uvision
Terima Kasih. Semoga Bermanfaat. GBU