Israel kembangkan Ground Control Station, Jadikan Israel Kapal Induk Raksasa Pusat Penerbangan Pesawat Drone Tempur (2018)
Selama beberapa dekade, industri luar angkasa Israel telah
meluncurkan berbagai jenis satelit
mata-mata dan satelit
komunikasi yg dijadikan sebagai alat untuk basis pertahanan militer
untuk melindungi rakyat Yahudi dari kepungan negara-negara tetangganya, Arab.
Seakan dunia tak pernah diam, dan tantangan peperangan &
penghancuran yang jelas-jelas telah dikumandangkan oleh grup islam syiah. Seperti
Iran, Hizzbulah dan Suriah
Termasuk aksi kutuk, boikot dan caci-maki oleh 57
negara-negara muslim yg tergabung dalam Organisasi Kerjasama Islam (OKI).
Memaksa Pemerintah Israel harus berpikir keras bagaimana
caranya untuk melindungi pertahanannya sekuat tenaga di masa depan yg penuh
dengan ketidakpastian.
Salah satu proyek diluncurkan bernama ‘ADELIS SAMSON’.
Didanai oleh pemerintah Israel. Proyek penelitian awal
dikucurkan sebesar $ 400 juta dolar
(atau sekitar Rp 5 triliun rupiah).
Dikerjakan oleh lembaga Israel Space Agency, dibantu oleh
ilmuwan dari institute pendidikan teknologi
Technion dengan didukung oleh perusahaan-perusahaan militer lokal, seperti Rafael, Israel Aerospace industry, Elta
System, dll
Ground Control Station
Raksasa
Foto : Ground Control Station and Mission Control Center Adelis Samson telah selesai dibangun di Israel |
Dengan menggunakan ilmu pengetahuan militer yg dimilikinya
dan volume aliran modal melimpah dari penghasilan perdagangan senjata yg
dinobatkan top 10 besar oleh Stockholm international peace research institute (Sipri)
Karena tantangan keamanan yg tak pasti. Israel terus
melangkah maju dengan selalu mengembangkan dan bergerak fokus melampaui apa yg belum pernah dicapai sebelumnya.
Teknologi miniaturisasi, digitalisasi, dan pembuatan sistem
senjata ringan hemat biaya merupakan target yg ingin dikejar oleh Israel di
masa depan.
Adelis Samson merupakan impian wujud tersebut.
Selama ini, Israel dikenal sebagai salah satu pedagang
penjual pesawat drone militer terbesar di dunia.
Salah satu keunggulan pesawat drone Israel yaitu mampu
terbang lama di udara walaupun tanpa pengisian bahan bakar tambahan ulang.
Foto : Pesawat drone israel |
Pesawat drone memiliki kelemahan yaitu terkendala masalah jarak
komunikasi GCS (Ground Control Station).
Sehingga hanya dapat maksimal menjangkau beberapa ratus km saja.
Sehingga pesawat drone tak dapat terbang terlalu jauh dari
pusat GCS karena terkendala sinyal
digital, telemetri, receiver, dan transfer
datalink.
Proyek Adelis SAMSON sedang merancang 3 satelit luar angkasa
berukuran nano seperti mirip kotak sepatu.
Ukuran masing-masing adalah 10 x 20 x 30 cm.
Satelit nano ini diinstal alat pengukur, antena, sistem komputer,
sistem kontrol dan perangkat navigasi.
Satelit unik ini berwarna biru dan putih.
Sistem mesin propulsi berbasis gaskyrus diciptakan oleh
perusahaan Rafael.
Sistem Receiver diciptakan oleh Elta, Sistem Kontrol diciptakan
oleh IAI, Sistem otonom dikembangkan oleh Technion.
Satelit nano ini mengumpulkan energi melalui panel surya yg
membentang luas di tiap sayap sisi.
Berfungsi untuk mengontrol pembentukan penerbangan tanpa
menggunakan bahan bakar dengan cara resistensi udara di atmosfer.
Foto : Peneliti
Technion dari Israel mengujicoba teknologi otonom berbentuk seperti piring
untuk program mengotomatisasikan. Nantinya program tersebut diterapkan pada
penerbangan satelit di luar angkasa dalam proyek adelis samson
Profesor Gurfil mengatakan :
Jika kami berhasil membuktikan di
ruang angkasa bahwa satelit dapat terbang dalam formasi otomatisasi adalah hal
yang memungkinkan. Itu akan menjadi dorongan besar untuk pengembangan teknologi
yang berkaitan dengan miniaturisasi komponen elektronik, untuk pemprosesan
ruang angkasa yang lebih efesien dan untuk sistem propulsi ruang angkasa.
Teknologi yg dikembangkan di nanosatelit dapat berkontribusi pada berbagai
aplikasi sipil dan industri pertahanan militer Israel. Sahutnya.
Kesimpulan
Inti dari proyek Adelis
Samson yaitu untuk menciptakan jaringan satelit global yg saling berkomunikasi
terhubung ke Ground control station raksasa yg berpusat di Israel.
Penggunannya dapat pula berlaku untuk sipil. Salah satunya
yaitu untuk penyebaran akses internet murah ke seluruh pelosok dunia.
Namun misi sesungguhnya bertujuan sebagai alat komunikasi
untuk memungkinkan tak ada lagi penghalang bagi penyebaran penerbangan pesawat
drone.
Foto : Pesawat Drone Israel ThunderB |
Diharapkan drone-drone Israel dapat terbang melintasi ke
seluruh dunia tanpa terkendala lagi masalah jaringan jarak komunikasi yg
dipancarkan dari GCS.
Pesawat drone EITAN mampu terbang selama 30 jam tanpa isi
bahan bakar ulang.
Pesawat drone dari Israel APG Aero System mampu terbang
selama 24 jam secara VTOL (Vertical Take of landing)
Foto : Pesawat Drone lepas landas pendarat vertical APG aerosystem buatan Israel, mampu terbang di udara selama 24 jam sekali isi bahan bakar |
Diharapkan pada tahun 2025. Pemerintah Israel telah
memproduksi 10.000 satelit nano untuk membantu negara Israel mengawasi seluruh
kawasan timur tengah.
Memastikan pengawasan real time konstan melalui luar
angkasa dan memungkinkan pesawat-pesawat drone terbang sangat jauh untuk
melakukan penyerangan dan pembunuhan terarah kepada target terorist yg
mengancam kedaulatan Israel di belahan bumi lainnya.
Perusahaan Israel IMI System telah memproduksi simulator
pelatihan drone untuk robot-robot tempur.
Adelis Samson merupakan cikal bakal bagaimana bentuk wajah peperangan
mengandalkan serangan jarak jauh yg dikendalikan melalui komputer-komputer yg
ada di GCS melalui satelit.
Tak hanya pesawat drone. kendaraan lapis baja, mobil robot, dan peluncur roket secara otomatis tanpa awak turut dilibatkan dalam menjaga kedaulatan pertahanan Israel di masa depan.
Terima Kasih. Semoga bermanfaat ya. GBU