4 Tipe Kuadran Petani [Teknik Sukses Pertanian & Peternakan Untuk Menghasilkan Uang Di Mulai Dari Sini] (2018)
Sewaktu masih SMP, saya pernah ditanya oleh guru di depan
kelas. Apa cita-citamu kelak Afrid…?
Saya jawab menjadi ‘seorang petani’.
Guruku terdiam membisu, duduk dimeja, ia mengambil pulpen dan secarik
kertas.
Nah, apakah teman-teman juga seorang petani atau peternak. Bertani
merupakan sesuatu aktivitas yg menyenangkan.
Pengen sukses di bidang ini dan meraup rupiah, Yuk kenali
tipe-tipe jenis petani agar kita dapat mengenalinya lebih dalam lagi untuk
meraih kesuksesan di bidang ini.
Artikel ini terinspirasi dari Robert T Kiyosaki. Robert
adalah seorang investor, usahawan, penulis buku, dan motivator. Ide brilian
beliau dapat diterapkan pula di bidang pertanian & perternakan.
Berikut 4 tipe kuadran petani tersebut, teknik sukses
pertanian & perternakan untuk menghasilkan pundi-pundi uang di mulai dari
sini. Mohon maaf apabila ada yg salah, silahkan dikoreksi ya.
Semoga bermanfaat. Terima kasih ;-)
1]. Petani Investor
Petani investor adalah seorang petani atau peternak yang
melakukan suatu investasi, baik berupa penanaman modal, saham, dan jenis-jenis
investasi lainnya dalam jangka waktu pendek atau jangka panjang.
Pada poin #1, Kita ngga usah cape-cape pergi ke sawah,
membawa cangkul, mendorong bajak, dan aktivitas bermandikan keringat yg menjadi
syarat mutlak sebagai petani atau peternak.
Kita dapat melakukannya di rumah, via laptop atau smartphone
yg terhubung ke internet.
Kegiatan yg dilakukan yaitu memencet tombol di keyboard
untuk mengirimkan modal berinvestasi kepada perusahaan pertanian atau
peternakan yg terdaftar di bursa BEI, Nasdaq, ICO, dll.
Menanamkan modal di perusahaan kelapa sawit, berinvestasi di
peternakan ayam seperti Charoen Pokpand yg menjadi raksasa di Indonesia, investasi
di perusahaan kayu sengon, jamur tiram, sapi potong, hingga ke bentuk seperti
UKM pertanian, Startup seperti Crowde, Eragano, dll.
Investasi di Kelompok Tani, bahkan ke ranah Cryptocurrency. Seperti
Agricoin, dll.
2]. Kelompok Tani
Berdasarkan SK Menteri Pertanian RI. Nomor
273/Kpts/OT.160/4/2007. Pengertian kelompok tani adalah sekumpulan
petani/peternak/pekebun yg dibentuk atas dasar kesamaan kepentingan, kesamaan
kondisi lingkungan (sosial, ekonomi, sumberdaya) dan keakraban untuk
meningkatkan dan mengembangkan usaha.
Tujuan kelompok tani berorientasi pada peningkatan hasil
panen, baik dari segi kualitas dan kuantitas demi peningkatkan ekonomi bersama dan
mengefesiensikan pengeluaran modal. Sehingga diharapkan kesejahteraan yg lebih
baik dari sebelumnya ketimbang harus menjadi petani pribadi seorang diri.
Setiap desa dan kota memiliki struktur pertanian &
peternakan yg berbeda-beda antara satu daerah dengan daerah yg lainnya. Semakin
sengit persaingan di bidang ini maka dibutuhkanlah adanya kelompok tani untuk
menghadapi ketatnya penurunan harga dan peningkatan mutu kualitas produk tersebut.
Mereka yg bergabung dengan kelompok tani dapat dengan mudah
mendapatkan modal dari investor dan membeli pakan, bibit bersertifikat, benih
ikan, pupuk, obat, peptisida, vitamin, garam, dll dalam jumlah besar. Sehingga
mendapatkan potongan diskon dari toko atau pemerintah dengan program
subsidi-nya.
Bagaimana cara kelompok tani bekerja, mereka berkumpul
secara berkala setiap minggu mengadakan rapat dan diskusi disalah satu rumah
kelompok. Mereka membahas entah itu masalah pembelian pupuk, hama penyakit, pakan,
kapan hari panen, jenis tanaman yg ditanam secara serentak, hewan ternak yg
meninggal akibat sakit, dan banyak lagi.
Umumnya, mereka menanam dan berternak dengan jenis komoditas
yg sama. Walaupun kebun, sawah, ladang dari anggota-anggota kelompok tersebut
terpencar-pencar jauh, sebenarnya mereka satu kesatuan yg saling terkait.
Apabila kelompok tani bersatu, sulit atau mustahil bagi
petani pribadi atau petani perorangan dapat memenangkan persaingan mengalahkan
efesiensi harga dari persatuan kelompok tani tersebut.
Syarat menjadi kelompok tani salah satunya adalah memiliki
lahan luas tanah pribadi sendiri (bisa 1 hektar atau kurang dari 0,5 hektar) dan
memiliki wawasan ilmu pengetahuan keahliaan bercocok tanam, berternak &
budidaya. Serta berkomitmen bekerjasama secara kelompok dengan jujur, displin
dan arif.
3]. Petani Karyawan (Buruh /
Tenaga Kerja / Karyawan)
Merujuk data statistik tahun 2016. Di Indonesia terdapat 5.700.000 juta orang diketahui bekerja
menjadi tenaga kerja di bidang perkebunan kelapa sawit.
Secara keseluruhan kelapa sawit menghidupkan 20.000.000 juta orang Indonesia dari
hulu ke hilir. Berterima kasihlah kepada kelapa sawit.
11.600.000 juta
hektar sawit tumbuh subur di Indonesia. Jika teman-teman melakukan perjalanan
ke Kalimantan menggunakan pesawat terbang kemudian melihat pemandangan dari
balik jendela. Sepintas dihati berbangga ternyata dari langit, hutan di
Indonesia masih sangat luas. Sebenarnya yg kita lihat bukan hutan. Tapi kebun
kelapa sawit. He he…,
Angka perluasan kebun kelapa sawit diprediksi terus meluas
seiring berjalannya waktu karena hasil dari produk ini diekspor ke luar negeri
yg mendatangkan devisa bagi Indonesia dalam jumlah besar.
Sekali lagi, Yuk berterima kasihlah kepada kelapa sawit yg
telah membuat banyak orang Indonesia dapat membeli motor, membangun rumah untuk
keluarga, dan menyalakan api dapur agar terus mengepul.
59% perkebunan
kelapa sawit di Indonesia dikuasai oleh berbagai macam perusahaan-perusahaan
raksasa yg terdaftar di bursa saham. Perusahaan ini menyerap banyak sekali tenaga
kerja dari petani lokal.
Ini baru kelapa sawit lho ya, belum perusahaan lain yg
bergerak di komoditas. Seperti kopi, teh, kayu jati, rempah-rempah, dll
Menjadi petani karyawan dapat pula menjadi pilihan terbaik.
Karena gaji bulanan diberikan oleh perusahaan yg bersangkutan.
4]. Petani Pribadi
Petani pribadi dibedakan menjadi 2. Yaitu berorientasi pada penjualan hasil panen dan yang sama sekali tak menjualnya.
Petani pribadi memiliki lahan tanah sendiri. Bisa juga menggunakan pekarangan rumah sebagai tempat memelihara hewan ternak. Seperti kelinci, ayam petelur, ikan, kambing, babi, domba, menanam pisang, jambu, jeruk, kangkung, singkong, dll
Untuk menjadi petani pribadi yang berorientasi pada
penjualan hasil panen, zaman-zaman sekarang agak sulit karena persaingan yg
ketat sehingga terdapat ketidakcocokan harga antara biaya produksi dan hasil
penjualannya yg tak mampu menutupi kerugian.
Namun bukan berarti petani pribadi tak dapat meraih untung.
Ada banyak celah. Seperti memilih komoditas yg rendah persaingan atau menanam
tanaman baru yg memiliki jual tinggi tapi saingannya rendah.
Tanaman padi, kambing dan ayam adalah contoh persaingan
tingkat level sangat tinggi yg dapat membuat petani pribadi jatuh ke dalam
kemiskinan apabila memutuskan menjual hasil panen ini.
Namun situasi berbeda apabila tanaman padi, kambing dan ayam
dipelihara, ketika panen tak dijual tetapi dikomsumsi sendiri bersama keluarga.
Tak banyak orang memahami rahasia ini, bahwa teknik strategi ini kiat jitu walaupun
tak mendapatkan uang dari penjualan namun mereka melakukan penghematan secara
besar-besaran pada tabungan keluarga sekaligus meningkatkan gizi.
Petani pribadi di perkotaan (Urban Farming) dapat dilakukan
dimana saja. termasuk di lahan sempit menggunakan hidroponik dan bercocok tanam di
atas atap. Hasil panen seperti sayuran, ayam, kambing, telur, buah, kemudian dikomsumsi bersama keluarga tercinta.
Baca juga :
Terima Kasih. Semoga bermanfaat ya. GBU