Pesawat
drone bersenjata sudah menjadi pemandangan biasa bagi warga penduduk Arab di
zona kawasan Timur Tengah, Irak, Uni Emirat Arab, Suriah, Arab Saudi,
Afghanistan, Mesir, Africa Utara, Libya, Yaman, dll.
Pesawat
drone terbang melalui bandara, kemudian melakukan pengintaian selama
berjam-jam, mengawasi, mengumpulkan data intelijen, dan terkadang meluncurkan
serangan penembakan rudal terhadap basis terrorist.
Umumnya,
pesawat drone yg terbang disana adalah ‘MQ-9B Reaper’ atau ‘MQ-1C Gray Eagle’
milik angkatan bersenjata Amerika Serikat yg bermarkas di Timur Tengah. AS diketahui
memiliki 168 unit drone berbahaya
jenis ini.
Sekarang,
pemandangan langit di kawasan Timur Tengah sudah nampak mulai berubah.
Alih-alih drone Amerika Serikat hilir mudik disana…
Hari
ini ada pesawat drone yg sama mematikannya terbang di dunia Arab, tetapi kali
ini kok bisa berlabel WING LOONG made by China.
WING LOONG II, PESAWAT DRONE TEMPUR PENGUASA
LANGIT TIMUR TENGAH
Amerika
Serikat dikenal sebagai pemimpin global dalam teknologi drone militer. Tetapi
punya banyak aturan ribet apabila pelanggan pengen membeli senjatanya. Mulai
dari birokrasi dipersulit, aturan ini itu, hingga pertanyaan-pertanyaan rumit
lainnya.
Sejak
lama, dunia Arab yg didominasi muslim Sunni. Begitu menginginkan pesawat drone
tempur untuk mengisi gudang persenjataan arsenalnya dalam menghadapi terrorist-terorist
seperti ISIS, Syiah Houthi, dan pengaruh Syiah Iran.
Membeli
drone dari Amerika Serikat banyak pertanyaannya, sedangkan beli Drone di China,
tak ribet, gampang, setelah di telpon jika ada uang maka ada barang, pengerjaan
segera dikerjakan jika selesai dibangun di pabrik maka dikirim dari China.
Pemerintah komunis China tak butuh pertanyaan yg ditanyakan. Sahut sebuah
laporan yg dirilis oleh Royal United Services Institute.
Sebagai
contoh :
Pada
tahun 2015. Negara Yordania pernah memesan pembelian drone Predator XP dari Amerika
Serikat, tapi ditolak. Akhirnya, China membeli 2 unit drone CH-4B dari
perusahaan CASC China Aerospace Science & Technology Corporation.
Contoh
lain, Negara Irak ingin membeli drone MQ-9 Reaper dari Amerika Serikat, tapi
ditolak. Akhirnya, Irak membeli 3 unit CH-4Bs Drone dari China.
Begitu
pula dengan Arab Saudi dan UEA, karena birokrasi pembeliaan drone dari Amerika
Serikat sulit dan banyak pertanyaannya. Maka Arab Saudi dan UEA akhirnya
membeli 7 unit Wing Loong II dan CH-4 dari perusahaan CASC dan CAIG Chengdu
Aircraft Industry Group yg sahamnya dikuasai 100% oleh pemerintah China.
Irak
menggunakan drone buatan China untuk menyerang ISIS atau Islamic State.
Sedangkan
negara-negara Arab seperti Arab Saudi menggunakan drone buatan China yg
berpangkalan di markas udara Sharurah dan Jizan dekat perbatasan untuk
menyerang syiah Houthi di Yaman.
PEMERAN UTAMA DRONE DI TIMUR TENGAH : TURKI,
ISRAEL dan IRAN
Di
Timur Tengah, Turki merupakan salah satu pelopor pemimpin industri pesawat
tempur drone.
Turki
mampu menciptakan drone bersenjata seperti TAI ANKA-S, BAYRAKTAR TB2 buatan Kale
Bayker, dan Drone KARAYEL buatan Vestel Defense Industry.
Drone-drone
Turki teruji combat proven di medan perang melawan terorist Islamic State dan
Kurdi. Sayangnya, negara-negara Arab kurang tertarik membeli produk drone buatan
Turki. ANKA-S bahkan tak ada pemesan sama sekali.
Orang-orang
Negara Arab kaya minyak & gas ini. Pada umumnya memiliki dompet panjang
besar, eh salah, dompet tebal. Mereka lebih senang membeli produk drone WING
LOONG buatan China.
Keunggulan
WING LOONG II terletak pada kemampuannya membawa rudal untuk menghancurkan
sasaran musuh. Daya muat payload 400 kg, semua senjata yg sama persis digunakan
oleh pesawat berawak seperti rudal udara-ke-permukaan, bom, rudal
presisi-berpemandu dan rudal udara-ke-udara dapat pula disematkan padanya.
Daya
jelajah WING LOONG mampu terbang dengan kecepatan maksimum 280 km/jam dan daya
tahan lama terbang hingga 20 jam.
Satu
hal menarik, Apabila membeli 1 unit drone buatan Amerika Serikat hanya dapat 1
saja. Maka WING LOONG dapat 3 unit akibat harganya yg murah.
Pada
tahun 2018.
Arab
Saudi dikabarkan menambah pesanan pembeliaan WING LOONG sebanyak 300 unit.
Pakistan
dikabarkan memborong WING LOONG sebanyak 48 unit.
Mesir
dikabarkan menambahkan lagi pesanan dronenya dari China sebanyak 32 unit.
*****
Operator
industri terbesar pesawat drone di Timur Tengah yaitu Israel. Dimana menjadi
raja penjualan drone terlaris dengan menguasai 61% pangsa pasar dunia. Baru
saja artikel ini di tulis kepada anda,
Vietnam
secara resmi memborong pesawat drone jenis Heron buatan Israel seharga $ 160
juta dolar atau sekitar Rp 2 triliun 320 miliar rupiah.
Di
Timur Tengah dan Africa Utara. Negara Zionis Israel tak mendapatkan peluang sama
sekali akibat embargo oleh 57 negara mayoritas Islam.
Pemain
terbesar lainnya yaitu IRAN yang memiliki industri drone berteknologi tinggi. Seperti
Frotos, Shahed-129 yg diciptakan oleh perusahaan Shahed Aviation Industries dan
Mahajer6 diproduksi oleh Ghods UAV Industries.
Juga
tak mendapatkan keuntungan peluang ekonomi dari gurihnya bisnis penjualan drone
di Timur Tengah dan Africa Utara. Akibat di embargo oleh negara-negara Arab
lainnya karena perbedaan mazhab Syiah & Sunni yg telah saling berperang dan
tegang memanas sejak tahun 500 – 2019.
PERUBAHAN
Sejak
presiden Donald Trump berkuasa.
Departemen
Luar Negeri Amerika Serikat telah meluncurkan kebijakan baru tentang ekspor
sistem udara tak berawak.
Presiden
Donald Trump ingin agar pelanggan senjata AS dapat dengan mudah membeli
persenjataan tanpa aturan ribet seperti dulu kala yg begitu rumit. Nampaknya perubahan
tersebut akibat adanya persaingan ketat dengan pemasok senjata seperti China,
Rusia, Israel dan Uni Eropa yg dapat memperkecil kue pundi-pundi keuntungan ekonomi AS
dari bisnis persenjataan.
Sayangnya,
saat kebijakan diubah.
Nampaknya
pelanggan internasional sudah lebih menyukai produk drone buatan China &
Israel.
Artikel Lainnya :
|
Dalam
hal jumlah, pesawat tempur Drone masih membentuk elemen kecil dari persenjataan
di Timur Tengah dan dunia, ketimbang dibandingkan dengan pesawat tempur berawak.
Hal ini wajar, mengingat teknologi drone baru saja dimulai.
Di
masa depan, pesawat tempur Drone kemungkinan cenderung dijadikan alat utama
sebagai pertahanan bahkan penyerangan.
Ini terlihat dari bukti semakin maraknya jumlah produksi & penjualan drone bersenjata.
Ini terlihat dari bukti semakin maraknya jumlah produksi & penjualan drone bersenjata.
Secara
teknologi, pesawat drone masih kalah jauh dalam hal urusan kecepatan dan daya
terbang tinggi melawan pesawat berawak yg dipilot oleh manusia. Drone umunya terbang
lambat dan rendah. Rawan jatuh terkena tembakan rudal panggul dari musuh dan mudah diserang oleh pesawat berawak manusia.
Tapi
kita tak tahu, bisa saja dimasa depan, Pesawat drone yg terbang lambat tersebut
mampu membalas menembak pesawat berawak yg berkecepatan tinggi.
Pesawat
drone memang memiliki kelebihan & kekurangannya sendiri.
Satu
hal yg pasti, kelak ini cukup menganggu. Serangan daratnya terbukti mematikan. Semua
negara harus mulai memikirkan terhadap pengaruh robot drone di masa depan.
Terima
kasih. Semoga bermanfaat ya. GBU