Tahukah anda. Indonesia merupakan negara yang terindah, termasyur dan teraman di dunia. Tapi di belahan negara lain keadaan berubah 360 derajat.
Peperangan, pembunuhan, pertikaian, penembakan dan pemboman sering terjadi akibat perbedaan pendapatan ideologi, tak mau mengalah dan konflik berkepanjangan seakan tak pernah usai mengakibatkan banyak orang memutuskan melarikan diri.
Kantor badan pengungsi PBB (UNHCR) memberitahukan kepada rakyat Indonesia pada tahun 2018.
Bahwa
hampir 14.000 pengungsi Arab dan Africa Utara mencari perlindungan suaka disini
dan telah menetap di NKRI.
Di
negara lain-lainnya pengungsi sudah tak diterima, beberapa negara seperti
Amerika Serikat secara keras menolak dan menutup rapat-rapat gerbang perbatasan
yang dijaga ketat oleh aparat kepolisian bersenjata lengkap.
Di
Australia, keadaan pengungsi cukup tragis.
Di lautan, kapal-kapal pengungsi dicegat oleh kapal perang untuk di paksa berbalik
arah. Sedangkan Pengungsi yg tiba menggunakan pesawat terbang, di tangkap dan
di tampung di penampungan yg tak layak di negeri kangguru tersebut.
Sebagai
gantinya, rakyat Indonesia harus siap menerima pengungsi, harus siap berasimilasi
dengan mereka.
Memberlakukan
kebijakan memulangkan kembali ke tanah airnya sama saja dengan membunuh
pengungsi. Karena undang-undang menyebut pengungsi tak bisa dipulangkan ke
negaranya yg sedang berperang dan berkonflik.
Lagian,
Tak ada nampak tanda-tanda peperangan berhenti hingga bertahun-tahun lamanya
perang diprediksi masih terjadi disana.
Yasser
Abd, pengungsi asal Irak yg menetap di Jakarta mengatakan :
Di Irak sangat berbahaya, ayah
dan saudara saya tewas, setiap hari terjadi bom. Sahutnya.
PENGUNGSI TINGGAL MENYEBAR DI SEJUMLAH LOKASI DARI
ACEH, PULAU SUMATERA, JAKARTA, PULAU JAWA HINGGA KE SULAWESI, MAKASAR &
MANADO.
Indonesia
memiliki tradisi menerima pengungsi bagi orang-orang yg membutuhkan
perlindungan internasional.
Dari sekian banyak pengungsi yg tinggal di Indonesia. Mereka memilih ingin
terus hidup di Indonesia karena aman, segala aktivitas sehari-hari bisa
dilakukan tanpa rasa takut dan cemas.
Kebanyakan
pengungsi yg menetap di Indonesia berasal dari Afghanistan, Somalia, Sudan, Irak, Iran, Libya, Nigeria, Palestina, dan Mesir. Jumlahnya sekitar 14.000 ribu
orang.
Pengungsi
kaya biasanya menetap di kontrakan, perumahan dan rumah lapis.
Sedangkan pengungsi yg miskin
tinggal di penampungan, beberapa ada yg dijalanan. Seiring waktu mengumpulkan
uang dgn bekerja serabutan, tukang cuci piring, koki, jualan kopi manis, menjadi pedagang kaki lima, dll. Mereka menyewa barak/kost sebagai tempat tinggal.
25.000.000 juta pengungsi dari seluruh dunia
Indonesia
dan Malaysia hanya menampung sebagian kecil saja jumlah pengungsi. Memang ada
negara lain secara lantang menolak pengungsi bahkan menggunakan cara kekerasan
yg melanggar HAM (Hak Asasi Manusia). Seperti yg terjadi di perbatasan pagar Amerika
Serikat dengan cara penembakan peluru karet dan gas air mata.
Namun masih ada banyak negara lain menerima pengungsi dengan tangan terbuka.
Turki, Lebanon, Yordania, India, Bangladesh,
Pakistan, Kanada, Malaysia, Indonesia, Arab Saudi, dan Uni Eropa adalah bangsa nan senang hati menerima pengungsi.
Pada
tahun 2018.
Kanada
saja menerima 350.000 ribu pengungsi
dan berencana terus menambahnya hingga mencapai 1.000.000 juta orang pada tahun 2021 nanti.
Alasan
kanada menerima pengungsi karena memberikan teguran bagi Presiden Donald Trump,
bahwa Kanada memiliki hati nurani.
Di
Kanada, pengungsi bahkan mendapatkan KTP kewarganegaraan Kanada. Pemerintah
Kanada menilai jumlah pengungsi Arab dan Africa Utara yg banyak, turut membantu
mengatasi penuaan dan peningkatan populasi kelahiran penduduk secara ekonomi
dinilai bagus.
Foto : Perdana menteri Kanada, Justin Trudeau menerima pengungsi Arab |
Tak
hanya Kanada.
UNI EROPA juga menerima pengungsi. Memang sebagian negara
bagiannya menolak. Namun bagi siapa saja negara-negara EU yg menolak pengungsi
diberi hukuman.
Frans
Timmermans, mengatakan :
Kalau negara-negara anggota Uni
Eropa tidak menerima pengungsi sebagai bagian dari mereka yang adil. Negara
tersebut dikenakan hukuman ganjaran dari pemerintah tertinggi Uni Eropa. Sahut wakil presiden komisi EU.
Pada
tahun 2018. Terdapat sebanyak 25.000.000 juta pengungsi eksodus ke berbagai
dunia. Kebanyakan menderita akibat perang seperti di Afghanistan, Irak, Yaman,
Suriah, Sudan, Nigeria, Somalia dan Libya. Apabila digabung jumlah korban sudah mencapai 500.000 nyawa melayang sia-sia.
Di
Asia, jumlah pengungsi melonjak terjadi di Mnyamar akibat konflik suku Rohingya antara Islam dan Buddha.
Di
Eropa, jumlah pengungsi melonjak terjadi di Ukraina akibat banyak warga melarikan
diri takut terhadap agresi militer Rusia yg mencaplok wilayah Crimea, menyebabkan 2.000 orang tewas.
Sedangkan
di benua Amerika, jumlah pengungsi melonjak karena terjadi krisis ekonomi dan
ganasnya tindak kejahatan para gangster-gangster narkoba tak segan-segan
menyerang polisi dengan senjata yg lebih lengkap dari kepolisian.
Artikel Lainnya :
|
Permasalahan Pengungsi di Indonesia :
Perbuatan ZINA
Akhir-akhir
ini masalah baru di temukan. Ternyata kehadiran pengungsi korban konflik
kemanusiaan Timur Tengah dan Africa Utara di Indonesia mengundang problematika.
Yaitu
terjadinya pelanggaran hukum dimana dilaporkan ada pria-pria Arab yg
kuat berciri-cirikan bertubuh besar melakukan perzinahan dengan wanita-wanita
lokal pribumi Indonesia.
Saat
ini banyak istri yg telah bersuami diam-diam melakukan perzinahan dengan pria
Arab yg dominan berbadan kekar tersebut.
Terima
kasih. Semoga bermanfaat ya. GBU