Langsung ke konten utama

Mengapa Startup Teknologi Unicorn di Rusia Sedikit dan Tak Berkembang (2019)


Perang dagang yang dilancarkan oleh Amerika Serikat VS China, tak menghambat negeri tirai bambu terus terusan melahirkan startup Unicorn tiap 4-8 hari selalu saja muncul 1 perusahaan raksasa China dimana asal usul mulanya sebuah tim kecil menjadi tim global taraf internasional.

China dan Amerika Serikat saat ini bisa dikatakan pemimpin teknologi startup dunia, bahkan mereka saling kejar-kejaran.

Sejak 2013-2018. Berikut list jumlah startup Unicorn yg ada di dunia :

Uni Eropa memiliki 10 startup Unicorn

India memiliki 11 startup Unicorn

United Kingdom (Inggris) memiliki 8 startup Unicorn

Israel memiliki 20 startup Unicorn

Indonesia memiliki 4 startup Unicorn. Yaitu PT.Bukalapak, PT.GO-JEK, PT.Traveloka, dan PT.Tokopedia.

Swiss memiliki 2 startup Unicorn

Singapura memiliki 3 startup Unicorn. Yaitu PT.GRAP, PT.Razer, dan PT.Sea (Garena)

Korea Selatan memiliki 2 startup Unicorn. Yaitu PT.Coupang dan PT.Yello

China memiliki lebih dari 286 startup Unicorn

Amerika Serikat memiliki lebih dari 110 startup Unicorn

Lalu kemana Rusia….,

Kenapa startup Rusia begitu minim dan tak berkembang…?

STARTUP BUKAN GAYA RUSIA

Pemain kunci teknologi Rusia berasal dari perusahaan-perusahaan lama yang memandang bahwa Rusia tak membutuhkan startup. Pemain lama saja sudah lebih dari cukup.

Pemerintah Rusia secara aktif mendorong proses inovasi dan sains. Tetapi bukan dicurahkan dengan mengucurkannya ke startup baru melainkan ke perusahaan teknologi yg telah berdiri sejak lama dan mapan secara keuangan. 

Sektor ekonomi utama Rusia adalah teknologi militer, pertambangan mineral, gas, minyak bumi dan hutan berserta isinya seperti kayu, ikan, hewan ternak, dll.

Terkhusus untuk perusahaan ‘teknologi militer persenjataan’. Menjadi hal utama bagi Rusia dalam peningkatan devisa negara.


Rusia adalah pemimpin dunia di bidang teknologi cyber, senjata, luar angkasa, chip military, cloud military, bom nuklir, electric nuclear, jamming, pesawat tempur, kapal berbasis mesin nuklir, komponen senjata, komputer militer, elektro optic militer, radar deteksi, dan mesin-mesin pertempuran.

Hingga detik ini, China tak bisa menyaingi Rusia di sektor militer. China mustahil dapat menandingi kedigdayaan Rusia di bidang teknologi senjata.

Memang China mengklaim mampu memproduksi senjata secara mandiri. Tapi jika pengen jujur, sebenarnya spesifikasi senjata China jauh dibawah Rusia.

Terkadang China kesulitan terlepas dari produk persenjataan buatan Rusia dengan terus-terusan membeli senjata tiap tahun dari sang beruang merah.


Rusia memiliki begitu banyak talenta cerdas bergelar ilmuwan, insinyur, teknisi, engineering dan professor dari Universitas Moscow State, Moscow Physics Institute, National Research University of Electronic Technology, dll.

Ketrampilan unggul Rusia diakibatkan karena mata pelajaran rumit seperti matematika dan sains dijadikan pelajaran utama untuk diinvestasikan lebih lanjut ke bidang-bidang yg mengalir ke perusahaan senjata seperti pertahanan rudal, mesin perang, artificial intelligence military, robot UGV, dan kecanggihan cyber attack lain-lainnya.

Sebagai perbandingan, PT PINDAD, perusahaan senjata terbesar di Indonesia memiliki 3.000 karyawan. Bandingkan dengan ROSTEC memiliki hampir 500.000 ribu karyawan.


SAMAR-SAMAR ANTARA MILITER & SIPIL 

Perusahaan senjata terlihat samar-samar dan rancu antara kepentingan militer & sipil. Jadi komponen militer sebenarnya dapat pula disematkan ke sipil. Inilah yg terjadi di Rusia saat ini.

Misalnya, mesin untuk pesawat transportasi tempur bisa digunakan untuk mesin pesawat komersial sipil. Seperti yg diterapkan di United Aircraft Corporation (UAC)

MODAL VENTURE 


Rusia hampir tak memiliki modal ventura. Padahal sebuah startup rintisan tak dapat berkembang tanpa vitamin ini.

Karena investor Rusia kebanyakan berbentuk pribadi masing-masing orang trading di saham lokal dan internasional atau instrument investasi lainnya untuk keuntungannya sendiri-sendiri. 

Jika anda membaca media berita di Rusia, hampir jarang membahas perkembangan startup lokal karena memang disana tak menjadi fokus.

Modal investasi terbesar di Rusia dikuasai oleh pemain tunggal. Yaitu Pemerintah Rusia yg dipimpin oleh Vladimir Putin dibantu oleh staf intelijen dengan menginvestasikan uang ke startup-startup China dan negara-negara internasional lainnya, dengan catatan startup asing yg didanai tersebut tak bergerak di bidang senjata atau yg mengancam keamanan Rusia. 

Alih-alih mendirikan startup baru. Rusia lebih memilih mendanai startup non-militer luar negeri, menguasai mayoritas sahamnya, dan mendapatkan keuntungan deviden uang darinya tanpa perlu bekerja mengontrol startup tersebut.

Foto : Presiden Rusia Vladimir Putin
Biarkan orang-orang China bekerja keras susah payah siang malam mendirikan perusahaan startup unicorn. Sehingga Rusia mendapatkan profit uang dengan santai hanya duduk leyeh-leyeh sambil minum kopi bir alkohol. 

Kemudian hasil keuntungan dari China atau negara-negara lain diinvestasikan kembali ke perusahaan senjata untuk memperbesar lebih besar lagi dimana mayoritas setengah perusahaan-perusahaan senjata di Rusia, saham 60-80% dikuasai oleh pemerintah Rusia.

Foto : orang-orang China berkerja mengembangkan startup
Apakah kita berpikir, startup raksasa ALIBABA buatan China, murni China, dan didirikan oleh Jack Ma.

Di Indonesia, ALIBABA menguasai Tokopedia dengan menjadi investor terbesar.

Tahukah kamu.

Salah satu bagian pemilik saham terbesar ALIBABA, sebenarnya adalah pemerintah Rusia.

Contoh kasus diatas hanyalah salah satunya saja…., 

dimana Rusia memainkan peranan penting di kancah startup.

Jadi, Rusia punya cara cerdas sendiri. Bahkan hampir tak terlihat, senyap samar-samar.

Baca juga : 

Youtube : Teknologi Rusia

Terima kasih. Semoga bermanfaat ya. GBU

Related Post