Selama
beberapa dekade, jaringan komunikasi, datalink, dan radio di pesawat militer tanpa
awak drone dibatasi oleh jarak antara 250 km – 300 km dari stasiun pusat
ground control system.
Sehingga
pesawat drone mengalami kehilangan loss sinyal dan pandangan pengintaian ISR intelligence
surveillance reconnaissance penglihatannya menjadi hilang.
Ini
adalah permasalahan selama bertahun-tahun yg dulunya tak kunjung selesai. Tanpa
komunikasi dan transmisi LoS. Drone bagaikan kehilangan arah di tempat yg sangat
jauh.
REMOTE SATELLITE ATOL OPERATION
Pada
tanggal 1 Mei 2018. Perusahaan teknologi Israel Aerospace Industries
memperkenalkan sebuah sistem terobosan inovatif mutakhir yg mampu menjadikan
drone mendarat, lepas landas dan terbang jauh sejauh 1.000 km tanpa lagi
ketergantungan dengan pemancar stasiun ground relay yg memiliki keterbatasan.
Ukuran
satelit hanya berukuran kecil bahkan ada yg sebesar kotak sepatu seharga
kira-kira $ 1.000.000 juta dolar saja.
Tak
ada gunanya satelit untuk ditembak menggunakan rudal anti-satelit yang berharga
mahal. Satelit tersebut mengorbit di luar angkasa.
Melalui
satelit, memungkinkan ground control stasion yg ada di pusat mampu mengendalikan
mesin drone, mendaratkannya di tempat lain, kemudian menerbangkannya kembali
atau bahkan berbagi dengan infrastruktur pemancar stasion relay yg lainnya yg
ada di darat.
Termasuk membagikan datalink dan informasi ke stasion kecil yg hanya
dibawa oleh tentara infanteri di darat.
Pihak
komando yg berada di jarak 1.000 km dapat memerintahkan pesawat drone terbang
selama berjam-jam mengintar langit untuk melakukan pengintaian. Tentunya tetap dilindungi oleh sistem cyber, anti-jamming dan perlindungan di lingkungan gangguan elektronik berbahaya.
Apabila
satelit hancur atau dihancurkan, pesawat drone dapat secara otomatis kembali ke
pusat untuk mendarat.
PENINGKATAN DARI 300 KM – 1.000 KM
Peningkatan
kemampuan jarak jelajah penerbangan drone yg mengandalkan komunikasi dari
satelit pertama kali di lakukan di wilayah paling utara Israel hingga ke
wilayah paling selatan di Israel hanya berdasarkan sinyal satelit sukses di
lakukan.
Pihak
IAI mengatakan :
Ini adalah pengganda kekuatan
yang memberikan fleksibilitas operasional luar biasa. sahutnya.
Dengan
jarak jangkau 1.000 km, berarti wilayah seperti seluruh Suriah, Irak, Lebanon,
Cyprus, dan sebagian Mesir, Arab Saudi dan Turki dapat dijangkau oleh berbagai
macam pesawat-pesawat drone milik negeri Bintang Daud tersebut.
Negara
Zionis ini memang memiliki berbagai macam drone yang mampu terbang lama hingga durasi
52 jam, bahkan varian EITAN mampu terbang selama 72 jam sekali isi bahan bakar.
Dalam cuplikan video yang ditampilkan,
Israel
menampilkan sosok drone Heron yg mampu terbang 52 jam lamanya. Nampak dari
belahan bumi drone melaju menuju ke peta wilayah India dan mendarat di India
untuk mengisi bahan bakar ulang, kemudian lepas landas di India menuju ke
Kashmir, Pakistan untuk melakukan pemburuan pengintaian yg dikendalikan oleh
pusat kontrol oleh tentara-tentara Israel, lalu berlanjut mendeteksi kebakaran di
India.
Artikel Lainnya :
|
Youtube : Teknologi komunikasi & datalink drone