1]. Lowongan Pekerjaan Banyak Tak Terisi
(Kosong)
Di
Israel, Hampir sulit menciptakan sebuah perusahaan yang memiliki ratusan ribu
tenaga kerja / karyawan.
Lowongan
pekerjaan untuk startup banyak kosong tak terisi.
Di
Israel memang ada banyak pengangguran sekitar 4%, Kebanyakan terdiri dari mayoritas
Yahudi ortodoks dan mayoritas orang Arab.
Dibandingkan
orang-orang Zionis. Golongan Yahudi Ortodoks dan Haredi kebanyakan tak
berpendidikan, mereka terjerat kemiskinan, dan tak memiliki bekal ilmu
pengetahuan STEM (Sains, Teknologi, Teknik dan Matematika) sehingga mereka sulit
beradaptasi.
Padahal,
banyak startup di Israel membutuhkan orang-orang bekerja demi mengimbangi
permintaan dunia yang tinggi.
Saat
artikel ini ditulis. Beberapa Startup Israel membuka lowongan pekerjaan untuk
15.000 teknisi, ahli IT, dan insinyur. Tetapi tak ada sama sekali orang mendaftar karena
memang kosong, jumlah penduduknya sedikit sehingga kekurangan tenaga kerja.
Solusi :
Pemerintah
Israel terus berjuang keras memanggil Yahudi-Yahudi Zionis yang masih berada
di luar negeri untuk pulang kampung bekerja mengabdi untuk negara.
Di
Amerika Serikat saja, diperkirakan terdapat 7.000.000 orang Yahudi disana.
Pemerintah
Israel sedang berjuang memulangkan mereka semua ke tanah nenek moyang sesembari
membangun ribuan pemukiman dan apartemen baru untuk tempat tinggal mereka.
Disisi
lain, Pemerintah Israel mengelar, mensubsidi, mendanai modal dan membuka kamp
pelatihan bagi orang-orang Ortodoks dan Arab untuk mendapatkan akses ilmu
pengetahuan Zionis, meningkatkan skill mereka, dan mengupgrate SDM.
2]. Embargo oleh 57 negara Islam OKI
Tak
hanya OKI, Sebagian orang-orang pendukung lembaga gerakan Embargo Anti-Israel Boycott, Divestmen and Sanctions (BDS)
dari Uni Eropa dan beberapa orang di Amerika Serikat turut pula memberlakukan pemblokiran dan pencekalan pada Israel.
Sehingga pangsa pasar produk Israel berkurang dan sulit bersaing mendapatkan pelanggan baru.
Sehingga pangsa pasar produk Israel berkurang dan sulit bersaing mendapatkan pelanggan baru.
Solusi :
Pemerintah
Israel telah meningkatkan kerjasama pada negara-negara non-muslim. Seperti ke
pangsa pasar umat Kristen, Hindu, Buddha dan Ateis.
Seharusnya,
embargo yg dilakukan oleh lembaga OKI dan BDS tak berdampak apapun kepada
Israel.
Karena
pasar internasional masih terbuka lebar nan luas, seperti negara China, Jepang, Korea Selatan, Amerika
Serikat, Brazil, Uni Eropa, Singapura, Thailand, Vietnam, Meksiko, Australia, India, Myanmar, Filipina, Guatemala, dll
3]. Banyak Professor dan Ilmuwan di rekrut
Perusahaan Raksasa Multinasional
Terdapat
sebanyak 350 perusahaan raksasa multinasional terkesan dengan bakat orang-orang
Yahudi Zionis di bidang artificial intelligence, pemprograman, machine
learning, blockchain, chip, elektronik, teknologi, food, medicine, dll.
Seperti
Amazon, Apple, Alibaba, Huawei, Alphabet Google, Samsung, Unilever, Nestle, dll
tertarik terhadap keahliaan tersebut.
Mungkin
di negara-negara lain, ada professor doktor, insinyur, ilmuwan, dll bekerja di Amerika
Serikat, Eropa, Jepang, atau negara-negara lainnya dianggap 'KEREN'.
Nah,
di Israel malah sebaliknya,
Professor
doktor yang studi pendidikan di luar negeri dan bekerja di luar negeri untuk perusahaan asing bisa dianggap seperti ‘PENGHIANAT NEGARA’.
Solusi :
Pemerintah
Israel telah melakukan tugasnya dengan baik melalui cara menerapkan peraturan
undang-undang.
Bagi
perusahaan internasional yang tertarik bakat tenaga kerja Israel diharuskan
mendirikan kantor cabang atau pusar R&D.
Sehingga
tenaga kerja yg berasal dari orang-orang lokal Israel tak perlu pergi tinggal jauh-jauh
menetap di luar negeri.
Pada
umumnya, perusahaan raksasa internasional seperti AMAZON mengaji tenaga kerja dari
golongan professor di Israel dengan biaya $ 15.000 perbulan atau sekitar Rp
214.000.000 juta per bulan atau Rp 2,5 miliar per tahun.
Walhasil,
tenaga kerja dari orang-orang Israel tetap berada di dalam negeri, tetapi
mendapatkan gaji dari cabang perusahaan asing internasional. Sehingga memacu
perekonomian di dalam negeri.
4]. Startup sedang bertumbuh di caplok dengan duit
banyak
EXIT
atau di AKUISISI merupakan impian bagi banyak pengusaha startup dan
perusahaan-perusahaan teknologi diseluruh dunia agar secara cepat meraup profit
atau menyelamatkan perusahaannya dari ambang kebangkrutan atau menyelamatkan
diri dari pertumbuhan stagnan.
Israel
memiliki lebih dari 6.200 startup dan
perusahaan industri (per 2019).
Kebanyakan
sedang bertumbuh dan berpotensi untuk terus maju. Contoh terbesar adalah Check
Point Software, Teva Pharmaceutical, Elbit System, Nice, Amdocs, Sirinlabs, Strauss
Elite, Delek, Delta Galil, FIBI holding, Harel, Cortica AI, dll
Namun,
diakuisisi atau dicaplok oleh perusahaan raksasa internasional dianggap sama
dengan kekalahan dan merusak ekosistem industri dalam negeri Israel.
Dicaplok
exit atau akuisisi. Artinya industri tersebut kini tak lagi dimiliki oleh
orang-orang Israel. Melainkan milik negara lain dan investor asing.
Ini
contoh godaan tawaran menggiurkan bagi entrepreneur Israel.
Walhasil,
banyak orang-orang Israel menjual startup dan perusahannya ke pihak asing yang lebih kaya karena tergiur ‘uang cepat’.
Youtube : Industri Israel
Solusi :
Tak
ada yang salah sebenarnya dengan EXIT dan AKUISISI.
Di
balik kelemahannya, ada secuil sisi positif dapat diambil melalui dana segar tersebut.
Uang bisa digunakan kembali untuk menciptakan startup baru dengan teknologi yg lebih canggih dari sebelumnya.
Uang bisa digunakan kembali untuk menciptakan startup baru dengan teknologi yg lebih canggih dari sebelumnya.
5]. Israel adalah negara kecil
Ini
adalah kelemahan paling sulit untuk dicari solusinya.
Israel
hanya memiliki 8.907.000 juta penduduk saja.
Tak
imbang dengan negara besar lain seperti China memiliki 1,4 miliar umat, India
memiliki 1,3 miliar umat, Uni Eropa memiliki 500 juta penduduk, Rusia memiliki
146 juta penduduk, Indonesia memiliki 269.000.000 juta penduduk, AS memiliki 332
juta penduduk, Brazil memiliki 210 juta orang, Jepang memiliki 126 juta
penduduk. Dll
Apalah
arti Israel, penduduknya minim, kecil dan sedikit.
Solusi :
Pengusaha
entrepreneur Israel harus memiliki tekad gesit sejak dari awal untuk Go
Internasional dan memberdayakan ekspor secara masif besar-besaran.
Baca juga :
Youtube : Israel Teknologi
Terima
kasih. Semoga bermanfaat ya. GBU