Indonesia
merupakan negara berada di garis Khatulistiwa. Dalam ilmu geografi, garis
khatulistiwa atau ekuator merupakan sebuah garis imajinasi digambarkan di
tengah-tengah planet di antara dua kutub dan paralel terhadap poros rotasi
planet.
Garis
lintang khatulistiwa adalah 0°. Melintasi Kalimantan, Sumatera, Halmahera dan Sulawesi.
Oleh
sebab itu, kawasan yang dilalui oleh khatulistiwa memiliki bayangan hampir
tepat diatas kepala kita karena matahari berada posisi sejajar.
Mengapa Indonesia terjadi musim hujan :
Indonesia
merupakan negara kepulauan strategis karena letak geografis berada di lokasi
garis khatulistiwa dan diapit oleh 2 lautan samudra air dan 2 daratan benua
yaitu benua Asia dan benua Australia. Sehingga terjadilah perbedaan bagian bumi
selatan dan bagian bumi utara.
Foto : Garis Khatulistiwa |
Kira-kira
pada bulan Oktober – Maret. Letak posisi rotasi matahari berada dekat di
belahan bumi selatan. Yaitu benua Australia.
Akibat
matahari terlalu dekat dengan benua Australia. Menyebabkan terik penyinaran
cahaya matahari di Australia terasa panas, suhu menjadi tinggi, dan tekanan
menjadi rendah/minimum.
Prinsip
udara mirip seperti air mengalir dari tempat tinggi ke tempat rendah. Begitu
pula dengan udara bergerak dari tempat bertekanan tinggi ke tempat bertekanan
rendah.
Udara
bergerak menyebabkan angin. Karena tekanan di benua Australia rendah/minimum.
Sebaliknya
daerah di benua Asia berada di kondisi tekanan tinggi/maksimal. Angin yang
dinamakan Muson Barat kemudian bergerak dari benua Asia menuju benua Australia
melewati Indonesia.
Benua
Asia dipenuhi oleh berbagai tanaman hijau, pohon dan samudera laut air.
Alhasil, angin dari benua Asia membawa butiran-butiran embun yang menjadi awan sehingga menyebabkan musim hujan di Indonesia.
Alhasil, angin dari benua Asia membawa butiran-butiran embun yang menjadi awan sehingga menyebabkan musim hujan di Indonesia.
Mengapa Indonesia terjadi musim kemarau :
Ini
merupakan proses kebalikan.
Dimana
kira-kira pada bulan April – Oktober. Kedudukan gerakan rotasi matahari berada
di belahan bumi utara.
Akibat
matahari terlalu dekat dengan benua Asia. Menyebabkan terik penyinaran cahaya
matahari di Asia terasa panas, suhu menjadi tinggi, dan tekanan menjadi
rendah/minimum.
Karena
tekanan di benua Asia rendah/minimum. Sebaliknya daerah benua Australia berada
di kondisi tekanan tinggi/maksimal. Angin yang dinamakan Muson timur kemudian
bergerak dari benua Australia menuju benua Asia melewati Indonesia.
Benua
Australia dikenal tandus, gersang dan minim air.
Alhasil, angin dari benua Australia membawa sedikit awan. Sehingga menyebabkan musim kemarau di Indonesia.
Alhasil, angin dari benua Australia membawa sedikit awan. Sehingga menyebabkan musim kemarau di Indonesia.
Baca juga :
Foto : Penampakan lahan tandus di Australia |
Perubahan Iklim
Pergerakan
arah angin sebenarnya sulit untuk diprediksi apabila awan tak ada. Jika awan
hilang maka mustahil bagi badan lembaga Meterologi dan Geofisika memprediksi
cuaca.
Faktor
penyebab awan hilang karena sebuah daratan tersebut berada jauh dari sumber air
lautan dan tak ada sumber sumber-sumber pepohonan hijau berfotosintesis
mengeluarkan titik embun di pagi dan sore hari.
Awan
hanya muncul dipicu oleh keberadaan hutan pepohonan dan lautan.
Akibat
banyak pohon di tebang, jumlah populasi manusia meningkat, penggunaan
bahan-bahan bakar fosil BBM, dan penggunaan mesin AC untuk pendingin ruangan
menyebabkan perubahan iklim menjadi tak menentu.
Perubahan
iklim menyebabkan suhu di Indonesia kian hari kian terasa panas dan kemarau
semakin terasa panjang menyengat tubuh.
Untuk
meningkatkan kondisi curah hujan, Indonesia dapat berpartisipasi untuk menanam
jutaan pepohonan yang telah ditebang agar suhu menjadi dingin dan mengundang
banyak awan agar semakin banyak hujan membasahi bumi.
Terima
kasih. Semoga bermanfaat ya. GBU