Selama
ini, IRAN dikenal sering menggembar-ngembor untuk menghancurkan Amerika Serikat
menggunakan senjata bom hulu ledak nuklir. Negeri para kaum Mullah tersebut
meningkatkan pengayaan uranium ke level 4x lipat, menguji coba rudal balistik,
dan berbagai jenis rudal mematikan lainnya.
AS
dan IRAN terus bersembrangan sejak perjanjian kesepakatan nuklir JCPOA di tahun
2015.
Melalui
kicauan Twitter, Donald Trump mengatakan :
Jika IRAN ingin berperang, maka
itu akhir resmi bagi IRAN. Jangan pernah lagi mengancam Amerika Serikat.
Lanjutnya.
Mereka sangat bermusuhan.
Mereka benar-benar provokator terror nomor satu. Kami tidak punya pilihan. Sahut Presiden AS, Donald Trump.
Baca juga :
Lembaga
survei Reuters menlansir jajak pendapatan :
79%
persen warga Amerika Serikat ternyata mendukung pemerintah Donald Trump untuk
dan harus membalas IRAN.
Pada
tahun 2019. Sebanyak lebih dari 20.000 tentara Amerika Serikat telah
berada di depan pintu rumah IRAN. Terdiri dari angkatan darat, laut dan udara.
Disisi
lain, Donald Trump kwatir terhadap dampak perang dari sisi ekonomi. Fokus terbesar Amerika Serikat adalah mencegah
perang, AS bukan ingin berperang.
Semua
ini tentang melindungi kepentingan AS di Timur Tengah dan kedaulatan AS secara
umum.
Youtube : Kapal Induk AS yang ditugaskan untuk sewaktu-waktu siap
berperang dengan IRAN
Taktik Amerika Serikat Dipastikan Sama Seperti
Invasi Irak, Suriah dan Afghanistan. Tetapi Prediksi Jauh Lebih Buruk.
Bernie
Sanders dari AS mengatakan :
Perang dengan IRAN berkali-kali
lebih buruk daripada perang Irak. Sahutnya.
Apabila
perang benar pecah terjadi. Skenario taktik dan strategi ditempuh oleh militer
AS dipastikan sama persis dengan invansi di Irak, Suriah dan Afghanistan.
Pertama-tama,
Amerika Serikat mengajak sekutu dari EU turut dalam peperangan. Kemungkinan
besar sekutu dari pihak Uni Eropa tersebut menolak karena berbagai alasan.
Tetapi
negara seperti Australia, United Kingdom (Inggris), Israel dan negara-negara
teluk Arab nampaknya ikut berpartisipasi. Walaupun kelak mereka hanya berada
digaris belakang saja seperti menyediakan logistik, cadangan, informasi dan
perbekalan bagi militer AS.
Seperti
biasa, Tentara AS yang maju berperang di garis depan.
Rudal
Tomahawk menjadi awal dari serangan.
Kemudian
disusul oleh gempuran pesawat tempur dan pesawat pembom seperti terdiri dari
F-35 Lightining, F-22 Raptor, F-15 Strike Eagle, B-52 stratofortress, Drone
Reaper, F-16 Falcon Fighting, F-18 Super Hornet, dan B-2 Spirit.
Youtube : B-2 Steahlty Spirit Latihan Menjatuhkan Bom Sebagai Persiapan Menjelang Perang dengan IRAN
Tujuan
invasi AS ke Iran yaitu menyasar infrastruktur militer berharga mahal seperti menghancurkan
bunker, menghancurkan pusat laboratorium, menghancurkan fasilitas rudal dan menghancurkan
nuklir bawah tanah, menghancurkan pusat komando, melemahkan ekonomi Iran, dan
melenyapkan orang-orang dan politik pemerintahan Iran yang berdinas hari ini.
Kemudian
AS dipastikan menggantikan atau mengambil alih Iran untuk diduduki oleh partai
politik yang sesuai dengan keinginan dan kemauan Amerika Serikat.
Sedangkan
pihak dan orang-orang partai politik Iran yang menentang AS akan dikejar-kejar
oleh pasukan US ARMY. Sehingga mereka tak dapat lagi tampil berkuasa diranah public,
mereka hanya dapat bersembunyi di goa-goa bawah tanah.
Dalam
skenario pemilihan politik. Dalam sejarah sebelumnya. AS mengetahui bahwa tak
mungkin menguasai sepenuhnya di ranah politik negara lain. Oleh sebab itu, partai
yang dipilih adalah dari golongan orang-orang lemah yang tak memiliki kemampuan
menentang AS dari segi militer.
Untuk
strategi lain, Amerika Serikat menggunakan taktik hit n run.
Menduduki
perbatasan IRAN, mendirikan beberapa markas baru militer AS di zona penyangga kawasan
Iran dengan tujuan setiap hari mengawasi kegiatan IRAN. Mempersiapkan gugus kapal induk di perairan untuk melemahkan kekuatan militer IRAN.
Apabila
terdapat suatu kejanggalan. Kekuatan militer, pasukan khusus, pesawat tempur,
pesawat drone dikerahkan dari markas negara-negara Teluk Arab untuk
menghancurkannya.
Sehingga
IRAN benar-benar lemah dari segi ekonomi & militer dan takkan lagi berkuasa
dikancah internasional. Serangan udara AS dipastikan berlangsung terus-terusan
tanpa henti-henti.
Melihat
pergerakan militer AS ke Timur Tengah.
Amerika
Serikat VS Iran dipastikan cepat atau lambat berkonflik terjadinya peperangan.
Karena
kedua negara ini selalu berselisih paham dan sulit akur.
Perang
ini dapat menyebabkan Amerika Serikat menginvasi, menduduki, menggempur IRAN dalam waktu yang sangat
lama hingga berpuluh-puluh tahun, ratusan tahun, atau bahkan abadi.
Youtube : Amerika Serikat terus menumpuk militer di kawasan Timur Tengah menjelang persiapan berperang dengan IRAN
Terima
kasih. Semoga bermanfaat ya. GBU