Israel Atazanavir : Obat ARV (HIV/AIDS) anti efek samping ruam kulit, Eritema multiforme dan sindrom steven Johnson (2019)
Penyakit
AIDS yang diakibatkan oleh virus HIV merupakan gangguan kesehatan momok
menakutkan bagi banyak orang.
Melalui
data UNAIDS, pada tahun 2017. Terdapat sebanyak lebih dari 36.900.000 juta orang terinfeksi.
Di
Indonesia sendiri, jumlah penderita ODHA (Orang dengan HIV AIDS) mencapai lebih
dari 600.000 ribu orang.
Penyebab
utamanya karena virus ini menyebar melalui pergantian gonta-ganti pasangan
seksual dan penggunaan jarum suntik narkoba.
Hingga
saat ini, HIV/AIDS memang belum bisa disembuhkan menggunakan obat.
HIV/AIDS
hanya terbukti dapat disembuhkan secara total melalui kombinasi Laser ART
Acting Slow Effective Release dan CRISPRI-Cas9.
Tetapi
alat teknologi ini masih sebatas ujicoba pada tikus. Sekarang, ilmuwan bergerak
maju ke uji coba primata (monyet). Uji klinis teknologi pada pasien manusia
belum memungkinkan karena masih membutuhkan waktu yang sangat lama.
Sehingga
penggunaan terapi ARV merupakan satu-satunya pengobatan HIV/AIDS.
Sayangnya,
banyak ODHA mengeluh pada awal terapi akibat gejala seperti ruam kulit, pusing,
mual, diare, pegal-pegal, batuk, demam, muntah, dll.
Bagi
sebagian orang itu cukup menganggu kehidupan sehari-hari karena ketidaknyamanan.
REYATAZ (ATAZANAVIR) : ANTI RUAM KULIT
Salah
satu gejala efek samping terapi ARV yaitu munculnya ruam kulit.
Dalam
ujiklinis yang dilakukan di Israel menunjjukkan bahwa 20% pasien ternyata juga
terserang gejala sindrom steven Johnson dan eritema multiforme.
Untuk
mengatasi gangguan efek samping ini diciptakanlah temuan ATAZANAVIR. (Perbaikan
dari REYATAZ)
Atazanavir
telah digunakan dalam kombinasi 2 atau lebih ARV. Ini termasuk pula dalam
tablet kombinasi Evotaz (Atazanavir/Cobicistat). Untuk memperbaiki generasi
terapi ARV sebelumnya.
Zat
kandungan Atazanavir diminum hanya dengan 1 pil saja setiap hari.
Setiap
tahun, Atazanavir (Reyataz) menghasilkan pendapatan bersih sebesar lebih dari $
400 juta dolar (atau sekitar Rp 5,7 triliun rupiah per tahun).
Atazanavir
telah terbukti memperpanjang interval PR dari elektrodiogram. Mengurangi gejala
efek samping ruam kulit, steven Johnson, eritema multoforme, eosinophilia.
Hanya
saja, kandungan aktif ini dilarang digunakan bagi penderita HIV/AIDS yang
terinfeksi virus hepatitis B, hepatitis C dan penyakit ginjal kronis.
Pasien
diwajibkan test, melakukan konsultasi kepada dokter terlebih dahulu dan
mengikuti prosedur pengawasan layanan kesehatan yang berlaku di tiap negara
sebelum menggunakan ARV yg memiliki kandungan ini.
Tiap
orang dapat diperlakukan berbeda berdasarkan penyakit.
Gejala
efek samping penggunaan obat seperti sulit tidur, kesemutan, tangan kaki terasa
terbakar, mual, demam, pusing, dll tetap masih ada karena belum dapat ditemukan
solusinya. Tetapi hanya sementara saja.
Tentang Teva Pharmaceutical
Teva
Pharmaceutical adalah perusahaan farmasi asal Israel yang memiliki cabang
pemasaran di 60 negara.
Teva
membantu dan menolong lebih dari ratusan juta orang per tahun terbebas dari
berbagai penyakit melalui portofolio lebih dari 35.000 produk obat-obatan
miliknya.
Di
Amerika Serikat dan Uni Eropa. Teva Pharmaceutical adalah perusahaan farmasi dengan
tingkat penjualan obat terbesar masuk jajaran top peringkat #8.
Sejauh
ini, terdapat 5 bahan kandungan zat aktif obat-obatan milik Teva yang terdapat
dalam produk terapi ARV dalam membantu memerangi wabah epidemi HIV/AIDS.
Pada
tahun 2022. Teva Pharmaceutical berencana mengeluarkan produk pengobatan andalan
baru yang disebut PrEP EMTRVIR TEVA.
Sehingga
menjadikan Teva Pharmaceutical memiliki 6 produk untuk mengatasi HIV/AIDS. Dan sebagai
basis industri pemproduksi obat Truvada (Emtricitabine / Tenofovir disoproxil
fumarate FTC/TDF) dan Atripla (FTC/TDF/Efavirenz).
Tim
Teva mengatakan :
Obat ini bekerja dengan menganggu
kemampuan virus untuk bereproduksi sendiri. Tetapi khasiat sangat berkurang
ketika pasien tidak rutin konsumsi setiap hari. Mereka yang menggunakan obat
harus terus berada di bawah pengawasan medis yang konstan. Sahutnya.
Selain,
pengembangan EMTRVIR TEVA. Terdapat produk pengembangan lain dari perusahaan
Israel yang disebut GAMMORA untuk memerangi AIDS/HIV demi mengurangi efek
samping obat ke tahap yg lebih minim sehingga menjadikan ODHA sama seutuhnya
seperti manusia sehat pada umumnya.
Beberapa
perusahaan farmasi Israel lainnya sedang pengembangan R&D mengurangi dosis
penggunaan obat ARV dari 1 hari setiap hari yang membosankan. Menjadi konsumsi
1 bulan 1 obat.
Nama produk : Atazanavir (Reyataz) Teva
Kategori : Kandungan aktif pengobatan terapi ARV (HIV/AIDS)
Perusahaan : Teva Industries
Kantor pusat : Israel
Wilayah operasi : Seluruh dunia
Nama produk : Atazanavir (Reyataz) Teva
Kategori : Kandungan aktif pengobatan terapi ARV (HIV/AIDS)
Perusahaan : Teva Industries
Kantor pusat : Israel
Wilayah operasi : Seluruh dunia
Baca juga :
Youtube : Israel Teva Pharmaceutical
Terima
kasih. Semoga bermanfaat ya. GBU