Ilmuwan Israel dari
industri militer bertanya-tanya..?
Apa gerangan yang
terjadi di tahun 2050 nanti. Khususnya dalam peperangan udara menghadapi rudal
udara ke udara.
Dari berbagai
penelitian dan analisa. Diketahui bahwa kemungkinan besar takkan semua negara
sanggup menunggang pesawat tempur berkemampuan canggih, khususnya berfitur
stealth. Karena hanya negara berdompet tebal saja sanggup membelinya.
Pesawat tempur siluman
saat ini seperti F-35 Lightning buatan Amerika Serikat dan Su-57 buatan Rusia.
Tambahan pengembangan pesawat
siluman baru seperti buatan Uni Eropa. FCAS atau Future Combat Air System
diperkirakan hadir tahun 2030 atau 2040. Ada pula dari negara China, Chengdu
J-20 dan Shenyang J-31.
Tetapi, dominasi F-35
dan Su-57 diprediksi dimasa depan merajai segmen pasar perdagangan pesawat
tempur yang saling bersaing antara blok Amerika Serikat dan blok Rusia.
Jadi ke dua pesawat
tempur berkemampuan mengecoh radar ini harus menjadi perhatian utama industri
militer Israel. Bagaimana langkah pemerintah Israel mencari cara antidot untuk menembak jatuh kedua
pesawat siluman tersebut. Termasuk F-35 Lightining itu sendiri yang digunakan
oleh Israel.
Menanti Rudal Udara ke Udara Israel Generasi ke 6 tahun 2050
Tak terelakkan. Pesawat
tempur siluman merupakan raja udara saat ini.
Di Amerika Serikat, pesawat
tempur siluman F-22 Raptor segera di pensiunkan diganti dengan B-21 Raider.
Sehingga B-21 Raider
dan F-35 Lightning menjadi andalan negeri Paman Sam di masa depan.
Sedangkan dikubu
Rusia. Terdapat Sukhoi Su-57 dan Drone Su-70 OkhotnikB.
CEO, Rafael Advanced
Defense System, Yoav Har Even mengklaim bahwa Israel segera bekerja mengembangkan
rudal generasi ke 6.
Target utama rudal gen
6 yaitu menembak pesawat siluman. Bahkan menembak F-35 Ligtining itu sendiri. Apabila
pesawat ini jatuh ke pihak musuh.
Seperti yang kita
tahu, menembak pesawat siluman agak jauh lebih sulit.
Oleh sebab itu,
pengembangan R&D di mulai untuk mencari langkah menghancurkannya.
1]. Jangkauan
2]. Kecepatan
3]. Ketahanan cyber
elektronik
4]. Penindas siluman
5]. Keakuratan
5 faktor menjadi
kandidat penting dalam penciptaan rudal generasi ke 6.
Jangkauan tembak diperlukan
untuk menembak lebih dulu dari jarak jauh di balik cakrawala. Sejauh ini Rusia
adalah pemimpin di bidang ini dengan rudal Vympel R-37 berkecepatan hipersonik mach
6 (7.350 km/jam) hingga sejauh 400 km.
Vympel R-37 diciptakan
oleh perusahaan raksasa Rostec memperkerjakan 500.000 ribu karyawan.
China memiliki PL-15 dengan rentangan tembakan 300 km.
Sedangkan Amerika
Serikat memiliki rudal penyerang udara ke udara berkode AIM buatan perusahaan
raksasa Raytheon. Produk terlaris AS salah satunya AIM AMRAAM sanggup melahap
sejauh 200 km secara BVRAAM diluar visual. Baru-baru ini, terdapat upgrate
menjadi varian AIM-260 Peregrine.
Foto : Pesawat tempur siluman Amerika Serikat |
Rudal Udara ke Udara Israel Generasi ke 6
Israel tentu saja
telah mandiri berdaulat di industri rudal udara ke udara. Tanpa perlu lagi
mengimpor dari Amerika Serikat.
Israel memproduksi
rudal canggih air to air terdiri dari 2 jenis yaitu Python
dan I Derby ER. Rudal python untuk meladenin serangan jarak dekat/menengah dan
Derby untuk meladenin serangan jarak jauh dari 100 km.
Sudah lebih dari 200
pesawat tempur dihancurkan oleh kedua rudal ini sejak 60 tahun berlalu. Teruji battle
proven. Korban terakhir adalah drone Iran yang mencoba memasuki wilayah Israel
dari arah Golan pada tahun 2017.
Foto : No punggung 107. Pesawat tempur F-16 milik angkatan udara Israel ini paling membunuh di dunia. 6 pesawat dan 1 helikopter berhasil dihancurkan. |
Rudal buatan Israel
telah dilengkapi dengan kecerdasan buatan AI sehingga memastikan keakuratan
penghancuran.
Industri militer
Israel berencana mengembangkan sistem canggih, miniaturisasi elektronik dan
booster baru sehingga membawa rudal melaju lebih jauh dan lebih cepat dengan
berat ukuran sama seperti pendahulunya.
Foto : F-16 Israel |
Ilmuwan Israel sepakat
bahwa jangkauan rudal 100 km kisaran tersebut sudah tak memadai dalam skenario
peperangan udara masa depan. Apabila menghadapi teknologi dari Rusia, China dan
Amerika Serikat. Dengan rata-rata jarak tembak 300 km.
Namun kelemahan rudal hipersonik
dan rudal jarak jauh milik negara lain terdapat pada biaya produksi terlalu mahal
dan keakuratan mereka sering melenceng dari sasaran sehingga perlu
dipertanyakan. Bayangkan setumpuk uang dibakar sia-sia kearah batu tak
berpenghuni di daratan.
Sumber industri
militer Israel mengatakan bahwa belum ada penciptaan rudal generasi ke 6 untuk
Israel saat ini. Tetapi ingin memastikan terlebih dahulu bagaimana itu bekerja,
apa yang terjadi, apakah itu berfungsi dan pertanyaan lainnya. Israel sedang bekerja untuk hal ini.
Baca juga :
Youtube : Israel Rudal Python dan Derby
Terima kasih. Semoga
bermanfaat ya. GBU