Bagaimana proses bisnis perkotaan dan perdesaan Kalteng berjalan dalam skala makro Indonesia [ Pandangan Pribadi ] (2019)
Saya bukan seorang
sarjana ekonomi atau bergerak di bidang ini. Cuman udah sejak lama pengen
mengetahui bagaimana sih proses bisnis perkotaan dan perdesaan berjalan semana
mestinya.
Nah, setelah
mengunjungi banyak kota dan desa. Saya mulai memahami bahwa inti utama bisnis
di Kalimantan Tengah berupa hasil komoditas pertanian, perkebunan, kelautan,
kehutanan, perdagangan, jasa layanan, dan sumber daya alam berupa mineral
pertambangan.
Jadi tiap kota-kota di
Indonesia berbeda-beda kategori. Ada kota dan desa sebagai tempat produksi
kelapa sawit, karet, sarang burung walet, nanas, kayu sengon, batu bara, jagung,
pasir tambang, besi, timah, emas, zircon, dan masih banyak lagi.
Bagaimana sebuah perekonomian desa di Kalteng berubah menjadi
kota kecil
Sebut saja di
Kalimantan Tengah. Dulu ada banyak desa-desa kecil dengan jumlah penduduk
sedikit.
Saya masih ingat waktu
kecil. Desa-desa di Kalteng begitu sepi tanpa ada infrastruktur memadai seperti
jalan, jembatan, listrik, dll.
Namun akhir-akhir ini
perkembangannya pesat banget. Program transmigrasi dari pulau Jawa menyebabkan
jumlah penduduk di Kalteng bertambah banyak dari kehadiran suku Jawa dan suku
Banjar turut membangun kota-kota di Kalteng.
Walhasil, banyak desa
di Kalteng berubah pesat menjadi kota-kota kecil.
Sebuah desa dapat
berubah menjadi kota kecil dipengaruhi oleh faktor inti utama bisnis tersebut.
Ada kota penghasil
sentral nanas, penghasil ikan gabus, penghasil kelapa sawit, penghasil sengon,
penghasil padi, penghasil karet, penghasil emas, penghasil sapi, dll.
Misalnya kota Basarang
merupakan penghasil sentral nanas. Itu sebagian besar penduduknya menanam nanas
sebagai bisnis inti utama.
Begitu juga dengan
kota Gunung Mas Kuala Kurun Kalteng merupakan penghasil emas, sarang burung
walet dan kelapa sawit.
Jadi sebagian besar
penduduk disana menanam kelapa sawit, memelihara burung walet dan pencari emas.
Tak salah memang disebut kota Gunung Mas. Karena pada tahun 2013 saja, potensi
emas di sana mencapai 45.000.000 juta ton. Tak ayal, berbondong-bondong orang
menyedot emas.
Padahal dulunya kota
ini hanyalah sebuah desa.
Seperti pada umumnya.
Ketika sebuah desa ditemukan inti dari bisnis ekonomi tersebut. Maka bisnis
lain menyusul. Seperti transportasi barang dan bahan pangan kebutuhan pokok,
kemudian disusul lagi dengan bisnis perdagangan. Lalu dilanjutkan bisnis
layanan jasa seperti penginapan, hotel, bank, pegadaian, kantor finansial,
bengkel, terapi, rumah sakit, salon, gym, kantor polisi, kantor travel, kantor
asuransi, kantor layanan internet, teknisi listrik, café restoran, apotik, pendidikan
sekolah jenjang SD, SMP, SMA, toko bangunan, toko kendaraan bermotor. Dll.
Lama-lama berkembang
menjadi kota kecil.
Nah, di posisi
tertinggi dimasing-masing kota ditempati oleh layanan pemerintah, seperti
pejabat politik untuk menghandle kota tersebut agar berjalan semana mestinya.
Baca juga :
Kesimpulan
Dengan memahami
bagaimana proses bisnis perkotaan dan perdesaan berjalan. Kita dapat mengetahui
apa sebenarnya inti dari masing-masing bisnis di tiap-tiap desa dan kota
ternyata berbeda-beda macam-macamnya ya.
Pada intinya.
Bisnis perdagangan,
layanan jasa, pertanian, transportasi dan layanan pemerintahan selalu mengikuti
menyusul setelahnya.
Perdagangan dan
layanan jasa merupakan sektor bisnis terbesar. Tujuan utama untuk memenuhi
kebutuhan banyak orang.
Terima kasih. Semoga bermanfaat
ya. GBU