Indonesia memiliki hutan terbesar peringkat #9 di dunia menurut CIA World Factbook.
Setelah Rusia, Brazil, Kanada, Amerika Serikat, China, Kongo, Australia dan Argentina.
Hampir keseluruhan hutan di dunia mengalami terdeforestasi (pengundulan).
Penyebabnya tentu oleh berbagai macam alasan yaitu pertambangan, pembangunan infrastruktur, pembangunan rumah penduduk, diambil kayunya untuk diolah menjadi bubuk pellet sebagai pembangkit tenaga listrik biogas (bioenergi),
Banyak hutan dibabat sebagai perkebunan kelapa sawit, kebun sengon, kebun jati, kebun teh, kebun durian, kebun akasia, kebun jagung, dan kebun buah-buahan bagi perusahaan-perusahaan industri.
Menurut peneliti asal Israel. Pada tahun 2050 atau 30 tahun dari saat artikel ini ditulis. Jumlah penduduk di bumi diprediksi meningkat pesat mencapai 15.000.000.000 miliar orang.
Artinya ada lebih banyak hutan alami berubah fungsi sebagai hutan buah untuk mencukupi miliaran perut.
Itu tentu sudah tak dapat terelakkan lagi. Laju terdeforestasi pembabatan hutan alami kini berkembang dengan cepat di seluruh dunia. Termasuk di Indonesia.
Multi fathul dari FWI mengatakan :
Pada rentang tahun 2009-2013. Bisa dikatakan bahwa Indonesia kehilangan hutan seluas 1.130.000 juta hektar setiap tahunnya. Jadi bisa kita ilustrasikan bahwa setiap menitnya hutan Indonesia hilang seluas 3x lapangan sepak bola permenit dengan laju terdeforestasi tersebut maka pada tahun 2013 hanya tersisa sekitar 83.000.000 juta hektar hutan tanaman alami di Indonesia. Sahutnya.
Berikut 5 pulau hutan paling terdeforestasi di Indonesia (2009-2013)
Sumber data tahun 2009-2013 versi Forest Watch Indonesia.
1]. Pulau Kalimantan
Semakin banyaknya ekspansi perkebunan kelapa sawit.
Ada lelucon lucu di Kalimantan. Apabila pelancong bule menggunakan pesawat terbang mereka bukan melihat hutan borneo di balik angkasa di atas ketinggian jendela. Melainkan melihat pemandangan pohon kelapa sawit. He he…,
Kalimantan menjadi pulau dengan pembabatan hutan alami paling banyak mencapai 1.540.000 juta hektar hanya dalam waktu 2009-2013.
Memang luas tutupan hutam alam di Indonesia paling besar hanya ada di Kalimantan dan Papua mencapai 75%. Tetapi disisi lain hutan alam disini mengalami pembabatan paling cepat untuk perkebunan sawit.
Berdasarkan perjanjian Paris untuk memerangi perubahan global warming.
Maka hutan di Kalimantan Tengah telah dilindungi secara ketat oleh pemerintah dalam Katingan Project seluas 200.000 ribu hektar yang berada di antara 3 kota yaitu, Palangkaraya, Sampit dan Kasongan.
2]. Pulau Sumatera
Sumatera memiliki hutan alami sehingga dimanfaatkan oleh pemerintah. Pada tahun 2023 diprediksi hutan alami di Sumatera akan segera punah berubah fungsi seluruhnya menjadi hutan industri dan hutan buah.
3]. Pulau Papua
Papua merupakan wilayah paling timur di Indonesia yang memiliki keanekaragaman hayati flora dan fauna yang indah.
Kebijakan presiden Jokowi dalam pembangunan kawasan bergeser kearah timur dalam mega proyek yang disebut MIFEE atau Merauke integrated food and engery estate demi memenuhi kebutuhan makanan dan energi.
Secara tak sengaja, pemerintah turut andil dalam pembabatan hutan secara besar-besaran di bumi Cendrawasih.
4]. Pulau Jawa
Sebagai pusat aktivitas ekonomi Indonesia mencapai kontribusi hingga 58%.
Maka tak mengherankan apabila pulau Jawa dipenuhi oleh rumah, gedung, infrastruktur, sawah, kebun, mall dan berdirinya jutaan bangunan-bangunan baru.
Maka tak mengherankan apabila pulau Jawa dipenuhi oleh rumah, gedung, infrastruktur, sawah, kebun, mall dan berdirinya jutaan bangunan-bangunan baru.
Karena kerusakan hutan parah. Tak ayal mengapa bencana alam seperti banjir dan tanah longsor sering menghiasai headline berita-berita di pulau Jawa.
Jawa hanya memiliki hutan taman saja untuk kepentingan rekreasi demi mengeruk keuntungan bagi masyarakat yang ingin menikmati pemandangan alam hijau berupa pohon-pohonan dan untuk digunakan sebagai penyerap udara beracun.
Itupun luas hutan taman tak sebesar seperti di Kalimantan dan Papua.
Nah, karena di Jawa hutan alami sudah rusak. Kekeringan parah melanda banyak penduduk dalam mencari air tawar bersih untuk diminum dan keperluaan lainnya.
5]. Pulau Maluku
Kondisi geografis Maluku begitu menguntungkan untuk ditanami pohon rempah-rempah.
Maluku menduduki posisi terakhir.
Berdasarkan data, Maluku memang memiliki hutan alami yang baik mencapai tutupan 57%.
Apalagi kearifan lokal penduduk masyarakat disana kebanyakan menolak kebun kelapa sawit.
Apalagi kearifan lokal penduduk masyarakat disana kebanyakan menolak kebun kelapa sawit.
Tetapi apabila dibandingkan luas total seluruh kawasan Indonesia. Hutan alami Maluku hanyalah sekitar 5% saja.
Baca juga :
Terima kasih. Semoga bermanfaat ya. GBU