Berikut deretan
motivasi trading. Sumber berasal dari Olymptrade Indonesia.
Semoga bermanfaat ya.
1].
Pendekatan Bunglon
Bunglon adalah
binatang yang bisa beradaptasi secara cepat dan bisa mengubah bentuk warnanya
sesuai dengan tempat yang ia hinggapi. Dalam bahasa inggris disebut CHAMELEON
SKILLS. Anda harus siap kapan saja untuk mengubah pikiran anda. Trader yang
sukses adalah trader yang berpikiran terbuka dan siap mampu mengubah dan
menyesuaikan sudut pandang mereka di pasar keuangan dengan siap beradaptasi
terhadap perubahaan zaman. Seperti halnya binatang bunglon.
2].
Bias Ketakutan
Banyak trader takut
untuk menerima kesalahan dan mencoba untuk menghindari situasi keadaan
tersebut. Contoh di real life adalah saat seorang trader mempunyai satu
transaksi dan transaksi itu sudah berada di zona minus. Dan mereka tidak mau
untuk menutupnya malah mempertahankannya. Karena takut melakukan kesalahan.
Seringkali pedagang kehilangan uang dan mengalami kerugian besar karena mereka
tidak dapat menerima kesalahan mereka dan tidak mau mengakui kesalahan mereka.
3].
Bias konservatif
Bias konservatif atau
conservatism bias. Bias adalah kecenderungan trader untuk mengikuti pola yang
diberikan oleh sejarah. Jadi mereka terlalu percaya jejak masa lampau atau
sejarah. Beberapa trader lebih suka mengandalkan informasi lama yang telah
usang dari data lama di masa lalu. Padahal zaman terus berubah. Trader yang
sengaja menolak dan mengabaikan informasi terbaru dapat menyebabkan kesalahan
fatal.
4].
Bias optimis
Trader seringkali
tidak dapat memprediksi dan mengetahui diri mereka sendiri. Dalam istilah
perdagangan. Hasil positif jauh lebih dapat diterima. Optimisme yang berlebihan
dan kepercayaan diri berlebihan dapat menghalangi penilaian praktis atas fakta
fakta dan sebagai dapat menyebabkan kekecewaan dan kerugian.
5].
Kontrol ilusi
Trader percaya pada
kemampuan diri mereka mampu mengontrol perdagangan trading dan keputusan mereka
dapat mempengaruhi hasil akhir dengan meraih profit besar. Trader percaya kalau
konsentrasi tinggi dan fokus secara mendalam dapat meraih. Padahal hal ini
hanyalah kontrol ilusi saja. Sebenarnya yang mempengaruhi itu bukan hanya
konsentrasi tinggi tetapi ada banyak hal, seperti ilmu trading, indikator, pergerakan
pasar, sinyal, dll.
6.
Efek kerumunan
Orang yang berkerja
dalam sebuah kelompok seringkali mengambil keputusan secara bersama-sama.
Beberapa orang cenderung hanya tunduk saja pada pendapat atau opini tersebut.
Namun, hanya mengikuti jejak atau ikut-ikutan kelompok tersebut tanpa berpikir terlebih dahulu dan
menganalisa secara mendalam untuk dirinya itu bukanlah ide yang baik.
7].
Bias status quo
Dalam perdagangan,
bias status quo adalah keterikatan emosional seseorang terhadap perdagangan. Mereka
cenderung untuk mengikuti pendapatnya sendiri tanpa mempertimbangkan situasi
yang ternyata telah berubah.
Trader dapat merasa
terikat terhadap kesimpulan keputusannya sendiri. Merasa memahami bahwa “aku
benar” padahal sebenarnya salah sehingga menghasilkan loss.
8].
Efek Framing
Ketika melakukan
trading perdagangan di pasar keuangan. Seorang trader sering membuat keputusan
berdasarkan hasil masa lalu. Misalnya, setelah kehilangan uang, mereka kemudian
panic berusaha untuk mengembalikan secepatnya. Akibatnya membuat kesalahan
tergesa gesa yang mengarah pada lebih banyak loss.
9].
Kekeliruan seorang gambler
Gambler adalah seorang
penjudi. Penggemar judi percaya terhadap statistik probabilitas berturut-turut dan
mempercayai jika kalah berkali-kali pasti akan segera menang berikutnya. Banyak
trader juga mengikuti pola pikir seperti penjudi. Misalnya, memprediksi
pembalikan berdasarkan fakta bahwa beberapa gerakan sebelumnya berada kearah
yang berlawanan. Padahal sebenarnya sama sekali tidak ada korelasi antara
peristiwa tersebut.
10].
Efek rumah uang
Uang yang diperoleh di
akun tidak dianggap sebagau uang nyata. Keuntungan sebelumnya membuat orang
untuk menggunakan modal profit mereka untuk menanggung risiko yang lebih
banyak.
11].
Pengambilan resiko asimetri
Setelah merasakan
kerugian keuangan akibat loss. Banyak trader tetap mulai berdagang di tempat
resiko perdagangan tadi walaupun mengetahui itu masih merugikan. Disisi lain,
ada pula seorang trader yang terlalu berhati-hati. Mencari keuntungan sedikit
demi sedikit secara stabil tetapi mengabaikan potensi bahwa ada suatu cara cepat
berpotensi besar untuk meraup keuntungan besar.
Baca juga :
12].
Bias melihat kebelakang
Disebut juga dengan
hindsight bias. Ini adalah kecenderungan merasa bahwa suatu pergerakan dapat
diprediksi sebelum pergerakan itu berlangsung. Hindsight bias dapat
diekspresikan dengan satu kalimat “Aku sudah tahu pasti pergerakan candlestick
naik, tapi kenapa aku memilih turun.
Terima kasih. Semoga
bermanfaat ya. GBU