Tubuh
kita dirancang Tuhan Yesus untuk berlari.
Bukan
dirancang untuk terus terusan naik kendaraan bermotor atau mobil.
Selama
jutaan tahun yang lalu.
Tubuh
manusia memang didesain untuk menjelajah bumi, menaiki bukit, berlari dan
berjalan sepanjang berkilo kilometer.
Bentuk
pinggul kita, kaki kita, cakram tulang belakang kita yang mampu menyerap
guncangan. Semua ini memang sepertinya dipergunakan untuk berlari dan berjalan.
Namun
sejak revolusi industri.
Nenek
moyang kita mulai meninggalkan kebiasaan berlari dan berjalan.
Walhasil,
merebaklah penyakit kronis seperti diabetes, jantung, stroke dan penyakit tersumbatnya
pembuluh darah kardiovaskuler.
Orang
orang zaman sekarang sudah jarang berlari. Bahkan untuk ke Indomaret dan
Alfamart terdekat saja memakai motor.
Berlari
dan berjalan berkilo kilometer memang melelahkan.
Namun
ada 5 manfaat berlari yang ngga boleh terlewatkan bagi kita untuk kesehatan
tubuh dan otak kita, berdasarkan apa yang dihasilkan oleh para peneliti.
1]. Memperkuat tulang
Ada
orang beranggapan bahwa berlari menyebabkan tulang lutut kita menjadi sakit dan
pegal pegal.
Dalam
sebuah studi penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat dengan melibatkan
2.637 peserta.
Berlari
secara rutin dapat memperkuat tulang dan mengurangi resiko terkena penyakit osteorthritis
(pengeroposan tulang).
Ini
kebalikan dari mitos yang didengar oleh banyak orang.
Berlari
dapat mengurangi nyeri pada kaki, mempertahankan pergerakan sendi, mengurangi
keausan dan mengurangi pengeroposan tulang.
Asupan
kalsium dan vitamin D saja. Tanpa diimbangi dengan olahraga berlari tak dapat
mencegah osteoporosis.
Itulah
mengapa pentingnya aktivitas lari untuk menciptakan kekuatan dan kepadatan
mineral tulang dan ditambah dengan kalsium dan vitamin D.
2]. Mempertajam kemampuan imajinasi daya berpikir otak
Otak
memiliki fungsi kognitif yaitu mengatur fokus, mengingat dan berpikir.
Saat
otak mulai blank dalam berpikir atau terasa pikun.
Cobalah
berlari selama 30 - 60 menit atau lakukan dalam jangka panjang.
Peneliti
dari Amerika Serikat merumuskan sebuah hasil bahwa olahraga teratur dapat
merangsang pembentukan mitokondria sehingga otak memiliki stamina berlipat
ganda.
Kenapa
orang cepat pikun, sulit kosentrasi, susah belajar, sering lupa, susah menyerap
pelajaran yang disampaikan oleh ibu guru.
Peneliti
telah menemukan jawabannya yaitu karena penghasil energi di tingkat sel otak
tak diberi asupan dan tak memiliki energi cukup. Dalam bahasa kerennya disebut lola (loading lambat).
Berlari
dapat menghasilkan energi pada otak, membentuk neurotransmitter seperti
serotonin, noreponefrin, dan membentuk mitokondria sel yang kuat.
3]. Mengurangi stress, meningkatkan mood
Penelitian
dari American College Of sport medicine. Telah meneliti para peserta untuk
berlari di treadmill selama 30 – 60 menit.
Pada
tubuh dan otak mereka dipasangi dengan berbagai macam alat canggih menyerupai
kabel yang tersambung ke komputer. Mereka diharuskan menyelesaikan serangkaian
tes POMS dan SEES.
Hasilnya
menunjjukkan bahwa berlari dapat meningkatkan mood, mengurangi tekanan
psikologi, mengurangi stress, mengurangi tingkat kemarahan dan meningkatkan
suasana hati.
4]. Menyehatkan jantung, mengurangi stroke
Baca juga :
Olahraga
aerobik seperti berlari sejak lama sudah diketahui oleh para peneliti dapat
menyehatkan jantung dan meningkatkan kebugaran kardivaskular.
Pertanyaan
seperti berapa sebenarnya sih batas berlari agar dapat menyehatkan jantung
kita.
Penelitian
Journal of the American College of
cardiology menemukan indikator bahwa agar menghasilkan kesehatan jantung
yang maksimal.
Kita
diharuskan berlari kurang lebih minimal sepanjang 65 km setiap minggu secara rutin seumur hidup.
Kurang
dari 65 km hasilnya kurang maksimal bagi jantung.
Namun
melebihi batas anjuran hingga lebih dari 100 km setiap minggu seperti lari ala
marathon dapat mencederai jantung.
Peneliti
melarang melebihi batas lari karena ‘merusak jantung’.
Gunakan
smartwatch pengukur jarak lari agar hasil maksimal dan presisi.
Terima
kasih. Semoga bermanfaat ya. GBU