Dinamika geopolitik mengapa Turki dan Rusia bergabung menjadi satu kesatuan negara menantang dominasi militer Amerika Serikat dan Uni Eropa (2020)
Turki
merupakan sebuah bangsa di perbatasan antara Timur Tengah dan Uni Eropa. Di
wilayah tersebut, Turki merupakan negara dengan kekuatan militer yang tak dapat
diremehkan.
Pada
tahun 2020. Turki masuk dalam jajaran top #10 militer terkuat di dunia.
Bangsa
kekalifahan ottoman tersebut memiliki 5 industri pertahanan yang tangguh,
kredibel, teruji di medan perang, dan battle proven di laga Timur Tengah
setelah Israel dan Iran
Perusahaan
senjata milik Turki yaitu : Aselsan,
Turki Aerospace Industries, BMC, Roketsan, STM Savunma, FNSS dan Havelsan. Mayoritas kepemilikan saham
dikuasai oleh pemerintah Turki.
Dinamika geopolitik mengapa Turki dan Rusia bergabung menjadi
satu kesatuan negara.
Keamanan
NATO, perang dagang ekonomi, kebijakan dinamika geopolitik pertahanan dan
keamanan memegang peranan krusial dalam menghasilkan kesimpulan.
Turki
secara resmi telah membeli senjata buatan Rostec Rusia, S-400. Walaupun disisi
lain Turki tetap menginginkan pesawat tempur F-35 Lightining buatan Amerika
Serikat.
Seperti
yang kita tahu. Sejak perang dunia ke II dan kekalahan NAZI. Amerika Serikat
menganggap Rusia sebagai musuh besar. Karena ketika itu, pemenangnya tinggal
tersisa Rusia. Sedangkan Eropa atau sekarang disebut UNI EROPA. Telah tunduk lesu
di bawah perintah perlindungan kekuasaan militer Amerika Serikat.
Keputusan
Turki membeli S-400 dari Rusia.
Berarti
telah melanggar ketentuan kebijakan AS.
Implikasinya
dapat berakhir buruk pada keanggotan NATO. Turki segera didepak dari NATO oleh
Amerika Serikat. Sehingga mendapatkan sangsi embargo, hukuman dan tekanan
ekonomi dari AS. Termasuk dikeluarkannya Turki dari program F-35 Lightining.
Amerika
Serikat nampaknya sudah mencapai batas daya tawar atas keberatan dan banyaknya
perdebatan untuk pembelian S-400 oleh Turki.
Permasalahan
lainnya yaitu ketegangan Turki VS Yunani yang sama sama anggota NATO
menimbulkan banyak kerumitan.
Amerika
Serikat membutuhkan aliansi sekutu untuk menghadang laju dominasi Rusia dan
China.
Tetapi
perdebatan AS, NATO melawan tingkah laku Turki yang menimbulkan sebuah
pertanyaan bagi pimpinan Amerika Serikat.
Amerika
Serikat : Hai…, Turki…, Apakah kalian teman atau musuh.
Sekutu
aliansi adalah sebuah strategi ketergantungan yang didasarkan pada manfaat
menjalin keamanan, memperkuat ekonomi bersama untuk menghadapi kebijakan bangsa
lain yang mencoba menentang.
Tetapi
apa yang dilakukan oleh bangsa Turki justru sebaliknya, melakukan diplomatik bahkan
membeli senjata dari Rusia yang notabene adalah musuh Amerika Serikat.
Persepektif kacamata Amerika Serikat
Dari
sudut pandang Amerika Serikat.
Turki sudah dinyatakan sebagai pihak musuh.
Ini
terlihat dari tanda bagaimana, 50 hulu ledak bom nuklir dan pangkalan militer
AS di Incirlik Turki mulai di pindahkan ke Kreta Yunani dan program F-35 untuk
Turki telah di hentikan secara total.
Sebagai
satu satunya negara dengan mayoritas Muslim. Keanggotan Turki di NATO juga
dipertanyakan dimana hampir semua anggota NATO mayoritas Kristen Katolik dan
Kristen Protestan menolak keberadaan Turki.
S-400
Senjata
S-400 buatan Rusia yang di beli oleh Turki dapat mengancam keberadaan patroli pesawat
tempur Amerika Serikat yang berada dekat dengan perbatasan Uni Eropa - Turki.
Terutama di laut hitam dan laut mediterania.
Walaupun
disisi lain. Sistem rudal pertahanan udara S-400 berguna bagi Turki untuk
mengusir berbagai macam pesawat pesawat tempur modern dari Yunani (EU), Amerika
Serikat dan Uni Eropa untuk menjauhi wilayahnya.
Kerjasama
politik Rusia Turki dari hari ke hari nampak semakin erat.
Sejak
pelantikan presiden Donald Trump. Amerika Serikat telah menunjjukkan dirinya
untuk terus mengenakan tindakan hukum kepada Turki atas konfrontasi politik
bilateralnya yang melakukan kerjsama dengan musuh AS.
Rudal nuklir Tomahawk di halaman depan rumah Rusia.
Youtube : Militer Amerika Serikat di Uni Eropa
Moskow
adalah ibukota Rusia.
Kota
ini sudah dikepung oleh militer Amerika Serikat di perbatasannya.
Peralatan
militer dengan jumlah sebanyak 2.500 tank M1 Abrams, pesawat tempur siluman
F-22 Raptor, 70.000 ribu tentara US ARMY, jutaan amunisi, Bradley, stryker, Humvee,
JLTV, Howitzer, Apache, Chinook, Blackhawk, THAAD, Patriot, dan berbagai senjata canggih
milik AS. Termasuk rudal jelajah nuklir Tomahawk yang dapat ditembakkan dari
darat telah berada disekitar perbatasan Uni Eropa.
Militer
AS bermarkas di Jerman, kemudian menyebar ke
Latvia, Lithuania, Polandia, Estonia, Bulgaria, Italia, Ferancis, Rumania,
Slovenia, dan negara negara Uni Eropa lainnya.
Youtube : Iring iringan konvoi militer Amerika Serikat di Uni Eropa untuk mengepung Rusia.
Untuk
menanggulangi masalah ini.
Pada
tahun 2014. Rusia dengan cepat mencaplok wilayah semeanjung Crimea untuk
menempatkan sistem perisai S-400.
Negara
beruang merah Rusia juga mempercepat perluasan wilayah baru dengan cara
berusaha untuk menggabungkan negara Belarus ke federasi Rusia untuk menjadi 1
negara tunggal seperti kejayaan Uni Soviet.
Alasan
ini bukan tanpa sebab, Karena moncong senjata nuklir rudal Tomahwak AS telah
parkir di depan halaman perbatasan rumah Rusia yang mengarah ke ibukota Rusia.
Youtube : Militer Amerika Serikat di Uni Eropa secara terus menerus menumpuk senjata berat untuk mengepung Federasi Rusia.
Diharapkan dengan bergabungnya
Belarusia ke Rusia. Dapat meminimalkan efek jeda serangan bagi sistem
pertahanan S-400 menghalau. Tentu saja merepotkan bagi militer Rusia untuk
menanggulangi rudal Tomahawk berbasis hulu ledak nuklir jika reaksi begitu
singkat akibat jarak perbatasan antara Uni Eropa dan Rusia begitu dekat.
Ditambah lagi mobilitas Tomahawk dikenal fleksibel mudah berpindah pindah
menggunakan kapal dan bahkan sanggup diangkut hanya oleh truck.
Dengan
bergabungnya Belarusia ke Rusia.
Diharapkan Rusia mendapatkan lebih banyak
perluasan wilayah lebih jauh dan lebih luas. Sehingga armada militer Rusia
memiliki respon waktu apabila mendapatkan serangan Tomahawk dari Amerika Serikat.
Tak
hanya Belarusia dan Crimea.
Untuk
melawan Amerika Serikat.
Rusia
juga menginginkan negara lain seperti Kazakhstan, Uzbekistan dan negara negara
bekas Uni Soviet untuk kembali bergabung menjadi 1 federasi Rusia seperti era
Uni Soviet.
Apakah Turki bergabung dengan Rusia menjadi 1 negara
Untuk
saat ini belum.
Namun
kerjasama ‘Rusia Turki’ telah menunjjukkan gejala tersebut.
Mayoritas
orang Rusia adalah Kristen Ortodoks yang familiar terhadap Muslim Turki.
20%
orang Rusia juga Muslim. Sama sama bermazhab Sunni. Jadi takkan ada suatu gangguan
terhadap penggabungan dan kerjasama erat kedua negara ini dimana Rusia menjadi
pemimpin.
Rusia
adalah salah satu super power di bidang teknologi persenjataan setelah AS.
Diembargonya
Turki oleh Amerika Serikat. Berarti Turki bergantung sepenuhnya terhadap
pasokan senjata canggih buatan Rusia. Walaupun Turki juga dikenal mampu
mengembangkan senjata made by Turki. Namun varian senjata berteknologi yang
canggih nan mahal. Seperti S-400, Su-35, Su-57, Bastion, Kalibrn, Iskander, dll. Belum dapat dibangun oleh ilmuwan Turki.
Ketika
Turki bergabung dengan Rusia. Maka akses teknologi persenjataan made by Rusia
memenuhi Turki.
Rusia
terkendala dalam pemasaran senjata. Sedangkan Turki memiliki pengaruh pemasaran luas
terhadap jangkauan marketing. Terutama ke negara negara mayoritas Muslim. Seperti
Pakistan, Indonesia, Malaysia, Libya,
Bangladesh, Qatar, dll.
Kemerosotan
ekonomi di Turki. Dapat ditopang melalui penggabungan merger dengan negara
Rusia.
Ekonomi Rusia dikenal memiliki ekonomi tangguh walaupun terkena embargo
selama berpuluh puluh tahun oleh Amerika Serikat. Namun tak berdampak
signifikan.
Rusia
juga kaya terhadap sumber daya alam seperti hutan, hewan ternak, ikan, mineral, minyak, gas, dll.
Akses
transaksi perdagangan terbuka antara Rusia dan China menjadikan ekonomi kedua
negara ini kebal embargo.
Rusia
membutuhkan Turki untuk memperluas pijakan wilayahnya untuk menghadapi serangan
jeda waktu nuklir AS. Sebaliknya, Turki membutuhkan Rusia untuk memperkuat
militer dan ekonomi.
Kesimpulannya
adalah bahwa suatu saat Turki bergabung ke Rusia menjadi satu negara.
Dari segala bidang. Amerika Serikat bukanlah tandingan bagi Turki.
Turki bakalan kalah total dan ekonomi hancur lebur, mudah goyah, dan rapuh jika menghadapi AS seorang diri. Apalagi jika diberikan embargo secara bertubi tubi. Oleh sebab itu. Tak ada pilihan bagi Turki untuk segera bergabung merger bersama Rusia menjadi 1 negara kesatuan.
Lawan imbang bagi AS adalah Rusia.
Sedangkan
Rusia diprediksi secara terus menerus mengirim perangkat keras hardware
berbagai senjata canggih ke militer Turki dan berusaha sekuat tenaga memajukan
bangsa kekalifahan ottoman tersebut untuk bersama sama menantang dominasi
Amerika Serikat dan Uni Eropa.
Peneliti
Ofer, Oded dan Gallia dari Israel Institute for National Security Studies Tel
Aviv telah mempelajari perkembangan Turki dan cenderung bangsa Khilafah Ottoman
tersebut mengarah ke Rusia. Jika perubahan tektonik ini terjadi. Maka tak hanya
kepentingan AS dan Uni Eropa saja yang terusik. Melainkan melebar ke kawasan
Timur Tengah dimana turut merugikan Israel.
Israel
juga harus bersiap siap untuk menghadapi Turki.
Intelijen
Mossad dan pusat penelitian di Israel telah mengetahui bahwa musuh terberat bangsa
Zionis Yahudi bukanlah IRAN.
Melainkan
Turki.
Baca juga :
Turki
memiliki kapasitas, kekuatan dan kualitas tinggi dibandingkan IRAN.
Gabungan
kesatuan merger negara ‘Turki-Rusia’. Menjadi masalah serius bagi Israel
diberbagai ranah.
Terima
kasih. Semoga bermanfaat ya. GBU