Pengaruh perusahaan militer swasta dan pemerintah Amerika Serikat dalam dilema military industrial complex (2020)
Sejak
pidato presiden Dwight Eisenhower
pada tanggal 17 Januari 1961 tentang Military
Industry Complex.
Presiden
Eisenhower menggambarkan kondisi
Amerika Serikat dalam bahaya.
Dimana
perusahaan swasta senjata dapat memasok persenjataan untuk kepentingan pribadi
pemilik mayoritas saham yang mempengaruhi, mengganggu, memaksa, memanipulasi,
mengendalikan dan melobi kebijakan pemerintah untuk membeli senjata dari
perusahaan tersebut dengan alasan hubungan timbal balik kedua belah pihak sama
sama untung.
Pemerintah
Amerika Serikat dinilai terlambat menghadapi kasus masalah tersebut.
Kini
perusahaan senjata swasta AS telah mendunia dan meraksasa.
Sedangkan
Amerika Serikat tak memiliki BUMN industri senjata plat merah memadai.
Sampai
kapanpun utang Amerika Serikat takkan pernah menurun apabila industry military
complex terus berjaya. Sebaliknya utang pemerintah AS terus menggunung.
Kesenjangan
kekayaan sosial semakin tinggi. Apabila keadaan tersebut terus terjadi.
Menurut
statista. Pada tahun 2020. Ada 20 kontraktor perusahaan militer swasta terbesar
asal Amerika Serikat. Yaitu Lockheed
Martin, Boeing, General Dynamics, Raytheon Technologies, Northrop Grumman, Huntington Ingalls, L3 Technologies Harris, General Atomic,
General Electric, Leidos, Oshkosh,
dll.
Youtube : Perusahaan Lockheed Martin
Pemerintah
Amerika Serikat telah lama memanfaatkan perusahaan militer swasta untuk
mendukung kebijakan dan keamanan negaranya.
Kadang
kadang sektor perusahaan swasta militer turut membantu negara AS dalam memperkerjakan
penyerapan sekitar 1.952.967 juta tenaga kerja sipil terampil di bidang
persenjataan.
Mereka
terdiri dari ilmuwan, insinyur, professor doktor, dan teknisi.
Pada
tahun 1991. Pemerintahan Amerika Serikat semakin tergantung dengan industri
militer swasta.
Pada
mulanya pemerintahan AS beranggapan bahwa keterlibatan swasta dapat menghemat
banyak anggaran APBN.
Namun
negara lain seperti Rusia, China, dan Israel tak mau mengikuti jejak pendekatan
seperti apa yang dilakukan oleh Amerika Serikat.
Rusia
memiliki ROSTEC dengan menguasai 700 perusahaan industri militer negeri beruang
merah tersebut.
China
memiliki CSGC, AVIC, NORINCO, CSIC, CETC, CASC, CSSC, dll. Dimana partai
komunis China menguasai hingga 100% industri militer di dalam negerinya.
Sedangkan
Israel memiliki IAI, Elbit System dan Rafael Advanced Defense System.
Dimana
pemerintah Israel menguasai diatas 80% industri senjata didalam negerinya
sedangkan pengaruh swasta kurang dari 20%. Dengan strategi ini maka takkan ada satupun
pihak perusahaan senjata swasta di Israel dapat mengendalikan pemerintah Zionis
Israel.
Kontroversi industry military complex
Perusahaan
militer terbesar di dunia saat ini (2020) mayoritas dikuasai oleh dominasi Amerika
Serikat.
Terutama
Lockheed Martin, Boeing, General Dynamics, Raytheon dan Northrop Grumman,
Walaupun
mengusung nama perusahaan militer Amerika Serikat.
Namun
pemerintahan AS tak memiliki komponen integral dalam hal ini. Karena bukan
bagian dari BUMN.
Kekuatan
perusahaan militer swasta memiliki satu ciri khas paling menonjol. Yaitu mencari
laba untung sebesar besarnya untuk kepentingan pribadi dan berorientasi kepada
peningkatan saham.
Banyak
pengamat, peneliti dan bahkan presiden AS Dwight
Eisenhower sejak tahun 60-an menyatakan bahwa hal ini begitu kontroversial.
Youtube : Pidato Dwight Eisenhower
Secara
garis besar. Perusahaan swasta dibedakan menjadi 2 macam. Yaitu :
1].
Kategori non-mematikan.
2].
Kategori mematikan.
Industri
militer tergolong ke dalam perusahaan ‘mematikan’.
Banyak
negara lain di dunia ini. Melarang industri militer swasta hadir di negaranya
melebihi otoritas pemerintahan setempat.
Negara
seperti Indonesia saja telah mengendalikan dan melindungi persenjataannya
melalui BUMN (Badan Usaha Milik Negara). Seperti PT PINDAD, PT Dirgantara
Indonesia, PT LEN, PT PAL dan PT DAHANA yang merupakan produsen bahan peledak
bom.
Perusahaan
militer swasta memiliki keunggulan karena pada umumnya beroperasi pada
perdagangan internasional.
Mereka
unggul di bidang persaingan bisnis, tangguh, kompetitif, tahan banting, terus
bergerak maju, biaya harga lebih murah, struktur organisasi terpadu secara
rapi, lebih efesien, sistem akuntansi yang handal, dan selalu menyesuaikan
produk senjata sesuai perubahan zaman atau trend.
Mereka
juga unggul di sistem periklanan, penjualan pemasaran secara agresif dan terus
menerus gencar melakukan promosi dengan strategi manajemen terkontrol.
Sejak
tahun 1960 hingga abad ke 21. Dibandingkan dengan negara lainnya. Pemerintah
Amerika Serikat mengandalkan perusahaan militer swasta ketimbang BUMN. Demi
menyediakan semua keperluaan persenjataan, kontruksi dan layanan militer
lainnya untuk berperang.
Pada
tahun 1991. Ketika Amerika Serikat terlibat dalam perang Desert Strom gulf war di
Irak dalam membantu Kuwait.
Ini
memicu terjadinya perkembangan pesat industri militer swasta di dalam negeri
AS.
Akibatnya,
perusahaan militer swasta di AS terus bertumbuh membesar melebihi BUMN. Karena
peralatan perang setiap tahun di beli oleh pemerintahan AS dari swasta.
Meskipun
perusahaan militer swasta memainkan peranan penting sebagai penyedia pasokan
kepada pemerintah AS.
Ketika
pertama kali memulai.
AS
memanfaatkan jasa swasta untuk menghindari berbagai biaya yang menguras APBN.
Seperti
yang kita ketahui.
Untuk
membangun sebuah ‘senjata berteknologi canggih’
dibutuhkan ilmu pengetahuan tingkat tinggi, modal besar dan penelitian R&D
yang begitu menguras anggaran APBN.
Tahun 1960 hingga saat ini. Dapat dipahami bahwa pemerintahan AS ingin menghindari dari
biaya mahal penelitian R&D tersebut.
Apalagi
belum tentu pasti senjata yang diciptakan nantinya dapat dicap BATTLE PROVEN
atau malah nasib buruk senjata dicap gagal, padahal banyak uang APBN yang harus
digelontorkan untuk para ilmuwan dan penelitian.
Oleh
sebab itu. Amerika Serikat tak memiliki BUMN di bidang persenjataan.
Karena
dilain sisi menghemat biaya APBN tanpa perlu melalukan R&D.
Tinggal
beli senjata saja dari swasta.
Youtube : Perusahaan Raytheon Technologies
Kekacauan politik
Meskipun
disisi lain menguntungkan.
Perusahaan
industri militer swasta disisi lain dapat memicu kekacauan politik, pembunuhan,
kejahatan kriminal dan memiliki sumber daya untuk melobi pemerintah di dalam
negeri sendiri.
Keterlibatan
industri militer swasta juga memicu persaingan kepada sesama perusahaan militer
di dalam negerinya sendiri untuk mengeruk keuntungan bukan untuk
mensejahterakan rakyat. Persaingan industri militer lokal di dalam negeri AS tentunya dapat memicu ketimpangan, kemiskinan, utang menumpuk, dan kerusakan ekonomi di Amerika Serikat.
Terlepas
dari sisi keuntungan dan kerugian menggunakan perusahaan militer swasta.
Amerika
Serikat mempertaruhkan nasib 330.000.000 juta penduduk dan 2.260.000 tentara US
ARMY menggunakan produk senjata buatan swasta. Bukan BUMN.
Itu
sungguh membahayakan.
Youtube : Perusahaan northrop grumman
Baca juga :
Pemerintah
AS. Terutama dari partai Demokrat dan Republik harus berhati hati dalam
mengizinkan perusahaan militer swasta.
Tetapi
pada kacamata yang lain terdapat tantangan adanya persaingan ketat terhadap
kemajuan pesat BUMN militer China melawan dominasi Amerika Serikat.
Dalam
10 tahun terakhir. Industri militer berbasis BUMN di Rusia, Israel, dan China bertumbuh
dengan cepat.
Jika
industri military complex di AS tanpa pula dukungan pemerintah AS. Maka negara
lain segera mengikis kekuatan industri militer swasta di AS.
Itu
seumpama kebijakan politik di industri militer AS serba salah juga. Sehingga
mau tak mau, pemerintah AS terpaksa membantu industri militer swastanya juga
dengan pembelian produk, memproteksi dan subsidi ke perusahaan swasta militer dalam negerinya.
Belum
diketahui pasti bagaimana prediksi perkembangan industri senjata di AS
kedepannya.
Namun
yang pasti. Perusahaan senjata swasta terus mendominasi di AS dan membesar
hingga melahap negara negara di kawasan Uni Eropa yang menjadi sekutu AS.
Uni
Eropa ditaklukan oleh Amerika Serikat.
BUMN
senjata dan perusahaan perusahaan militer di Uni Eropa dipastikan kolaps karena
tak dapat lagi bersaing melawan dominasi industri swasta militer AS.
Terutama
dari segi industri militernya.
Sedangkan
kesenjangan sosial, kemiskinan, pembengkakan utang dan ketimpangan semakin merajalela di AS dan Uni
Eropa.
Terima
kasih. Semoga bermanfaat ya. GBU