Perubahan pola perang modern WFH antara Armenia VS Azerbaijan dan memudarnya AS sebagai polisi dunia. Lalu apa dampak implikasi kepada Indonesia (2020)
Ini
bukan pertandingan sepak bola.
Namun
pertempuran mematikan antara Armenia VS Azerbaijan.
Perang
telah menyebabkan ribuan orang mengungsi di kawasan Nagorno Karabakh yang diperebutkan oleh kedua negara tersebut
antara Armenia dan Azerbaijan.
Sontak
saja menimbulkan kematian, penderitaan dan ribuan warga sipil terpaksa
mengungsi ke kota terdekat.
Perubahan pola perang modern Armenia VS Azerbaijan
Pada
tahun 2020.
Telah
terjadi perang antara Armenia VS Azerbaijan.
Negara
Armenia didukung oleh persenjataan yang dibeli dari Rusia.
Sedangkan Azerbaijan didukung oleh persenjataan dibeli dari buatan Israel dan
Turki.
Perang
telah menyebabkan kerusakan fatal pada aset, infrastruktur dan arsenal Armenia.
Teknologi
drone buatan Israel dan Turki menjadi titik kunci revolusi kemenangan perang
modern Azerbaijan yang dilakukan secara WFH (work from home).
Drone
kamikaze melumat lebih dari 200-an tank Armenia. Seolah olah tank buatan Rusia
tersebut nampak usang dan tak berdaya menghadapi serangan presisi drone.
Penggunaan
senjata sistem pertahanan S-300 dan berbagai macam pesawat tempur, rudal
balistik seperti Lora buatan Israel dan Iskander buatan Rusia. Turut digunakan
di medan pertempuran.
Sebagian
besar pertempuran terjadi di wilayah perbatasan Nagorno Karabakh yang dimana sepi
penduduk. Kebanyakan hanya di huni oleh para tentara saja.
Memudarnya AS sebagai polisi dunia
Sementara
Israel dan Turki mendorong pertempuran konflik terus terjadi.
Kedua
negara ini diketahui meraih keuntungan ekonomi besar dari perang akibat
penjualan perdagangan senjata yang meningkat. Walaupun disisi lain menginginkan
pertempuran berasaskan kemanusian dengan melarang mengenai warga sipil.
Sejak
28 September 2020.
Amerika
Serikat telah mencoba mediasi gencatan senjata antara Armenia dan Azerbaijan.
Namun saat artikel ini ditulis belum juga berhasil menghentikannya karena
perang masih terjadi.
Sedangkan peranan AS sebagai polisi dunia semakin mengecil pada konflik Armenia VS
Ajerbaijan.
Amerika
Serikat sudah ngga seperti dulu lagi ya.
Kebanyakan
urusan mediasi hanya berada di ruang rapat saja. Tak lagi aktif secara militer
seperti dulu yang mampu menengahi kedua belah pihak dan memberikan peringatan
keras menggunakan kekuatan US ARMY.
Ini
bagian dari strategi presiden Donald Trump. “America First”.
Tak
mau lagi repot repot untuk mengurus negara lain. Dimana AS tak punya
kepentingan disana.
Sejauh
ini. Amerika Serikat telah banyak mundur dari pertempuran dan peperangan tanpa akhir
di berbagai wilayah negara lain yang tak menguntungkan baginya.
Kebijakan
luar negeri America First hanya mendukung untuk para sekutu dan negara yang mau
membayar biaya perlindungan keamanan.
US
ARMY digunakan secara maksimal untuk menyebarkan nuklir dan mengepung 'China Rusia' yang menjadi musuh Amerika Serikat.
Kepentingan
diluar hedegomi tersebut. Amerika Serikat sudah ngga berminat lagi mengurus
negara lain yang bertikai atau dalam bahasa lainnya sudah berkurang hanya
bersifat mediasi ringan saja.
Peranan
AS sebagai polisi dunia masih tetap ada namun keterlibatannya mulai mengecil sejak presiden Donald Trump
menjadi presiden.
AS
telah berubah total dari polisi dunia menjadi layaknya preman.
Lalu
apa sih dampak implikasi kebijakan geopolitik AS yang telah memudar sebagai polisi
dunia dan bagaimana efek dari pola perang modern ala WFH kepada Indonesia…?
Baca juga :
Youtube : Penggunaan drone IAI Harop, Harpy, Elbit System Skystrike, Heron, Bayraktar dan Orbiter pada laga perang Armenia VS Ajerbaijan
Terima
kasih. Semoga bermanfaat ya. GBU