Daging
babi merupakan salah satu makanan kuliner yang lezat. Seiring berjalanan waktu
di beberapa kota Indonesia, permintaan terhadap pasokan babi di pasaran terus
meningkat naik sebagai konsumsi masyarakat.
Terutama
bagi teman teman yang berada di provinsi NTT, Bali, Sumatera utara, Jakarta,
Sulawesi, Papua dan Kalimantan.
Banyak
orang orang membeli babi sehingga rela merogok kocek isi dompet demi untuk
kepuasaan perut dalam memenuhi asupan nutrisi protein keluarga.
Guna
memperoleh daging babi maka dibutuhkan usaha peternakan.
Ada
banyak tantangan dalam berternak usaha babi.
Mulai
dari masalah sakit penyakit, pengelolaan pakan hingga harga penjualan di
kalangan peternak sering fluktuasi banting harga akibat persaingan ketat antar sesama
peternak sehingga besar pasak daripada
tiang.
Tentang babi
Jika
dilihat dari keunggulan dibandingkan dengan sapi, kambing dan domba.
Babi
termasuk hewan rakus tergolong omnivor.
Babi
melahap apa saja mulai dari sisa sisa limbah restoran, hotel, buangan pertanian,
rumput, buah buahan, daging, ampas tahu, ubi singkong, dedaunan, dll
sebagainya.
Bahkan
kotoran sendiripun dimakan ya jika sang babi kelaparan ngga diberi makan oleh
pemiliknya.
Bukan
seperti sapi, kambing dan domba. Setiap kelahiran babi sanggup melahirkan
hingga 14 anak dalam setahun. Bahkan bisa 2 kali lho setahun. Artinya dapat
berkisar 24 anak hanya dalam waktu 1 tahun.
Sehingga
kecepatan babi dalam reproduksi mirip seperti tikus dan ayam.
Selain
memiliki sifat prolifik. Babi dikenal sebagai hewan konversi daging salah satu
yang tercepat dengan persentase tinggi. Artinya hanya butuh berat 3,5 kg pakan makanan
saja untuk diubah menjadi produksi daging babi seberat 1 kg.
Mencapai
berat panen babi 100 kg dibutuhkan
seberat 350 kg pakan makanan.
Mencapai
berat panen babi 80 kg dibutuhkan
seberat 280 kg pakan makanan.
Mencapai
berat panen babi 60 kg dibutuhkan
seberat 210 kg pakan makanan.
Umur
maksimal babi dapat mencapai 25 tahun.
Namun
untuk perdagangan dipilih sekitar 6 – 1 tahun saja.
Usia
rata rata orang memilih atau menjual panen babi sekitar 6 bulan saja.
Seperti
yang diutarakan diatas. Walaupun babi memiliki keunggulan. Namun disisi lain
harga pemasaran jualan babi menjadi penentu akhir.
Sehingga
terkadang banyak produsen enggan berternak babi karena harga ngga sesuai
harapan.
Berikut
adalah 3 tipe peternak babi.
1]. Peternak rumah tangga
Profile
ini dikerjakan oleh seorang ayah yang dilakukan di belakang rumahnya.
Jenis
usaha diterapkan yaitu penggemukan dan pembibitan yang dilaksanakan oleh 1
orang saja. Jika peternak sedang sakit kena flu. Untuk sementara anggota
keluarga lain seperti anak laki laki dapat membantu ayahnya.
Dimana
status kepemilikan hewan ternak babi 100% milik sendiri.
Jumlah
peliharaan berkisar antara 1 – 5 ekor. Rata rata sekitar 2 ekor.
Tujuan
usaha untuk memenuhi nutrisi dan menunjang ekonomi keluarga.
Teknik
pemasaran dengan memotong babi secara sendiri tanpa calo. Kemudian menyimpannya
di kulkas atau mesin freezer mini untuk konsumsi keluarga selama pasokan beberapa minggu dalam bentuk daging babi beku.
Sisa kelebihan daging di jual ke tetangga
terdekat dari satu rumah ke rumah lain menggunakan smartphone.
Beberapa
pihak lain ada yang menggunakan calo pemasaran.
Namun
harga terpotong mulai dari 10% sebagai jasa calo.
Peternak
tipe ini menggunakan dedak, sisa rumah tangga atau membeli dari toko, membeli
dari limbah sisa restoran, hotel, dll. Sebagai pakan makanan babi.
Pada
umumnya peternak rumah tangga hanya menjadikan babi sebagai usaha sampingan
saja.
Sang
peternak memiliki pekerjaan utama sebagai pegawai negeri sipil (ASN), polisi,
karyawan, buruh, perawat, guru, pedagang, pensiunan ASN, dll.
Aktivitas
ternak dilakukan dalam waktu sekitar 30 menit atau 1 jam saja setiap harinya.
Dilakukan
pada pagi hari sebelum menjelang berangkat ke kantor atau di sore hari setelah
pulang dari tempat kerja.
2]. Peternak bisnis
Kategori
peternak ini menjadikan ternak babi 100% fulltime sebagai usaha utama.
Akibat
jumlah ternak babi dalam skala peliharaan sekitar 20 ekor – 50 ekor.
Sehingga
lokasi peternakan berada agak jauh dari pemukiman penduduk atau di pinggiran
kota dekat dengan sumber pertanian, air dan perkebunan untuk menghindari bau dan
limbah babi yang meresahkan masyarakat.
Status
kepemilikan 20 – 50 ekor hewan ternak babi 100% milik sendiri.
Profile
ini dikerjakan oleh seorang ayah.
Teknik
pemasaran dengan menjual ke calo atau beberapa diantaranya membawa sendiri ke
RPH (rumah potong hewan) untuk kemudian dijual ke pedagang pasar di perkotaan.
3]. Peternak skala perusahaan
Youtube
: Peternakan babi di Israel
Dimiliki
oleh perusahaan dan dihandle oleh banyak pekerja.
Status
kepemilikan hewan ternak babi 100% milik perusahaan.
Jumlah
peliharaan berkisar antara 100 ekor sampai lebih dari 100.000 ribu ekor.
Pakan
makanan berasal sepenuhnya dari dedak dan kosentrat olahan pabrik. Bukan dari limbah rumah tangga..
Peternak
skala perusahaan menggunakan manajemen tertata rapi, ruangan bersih, mesin
serba otomatis, teknologi canggih, dan pembuangan limbah sesuai AMDAL.
Baca juga :
Youtube
: Peternakan babi di Israel
Terima
kasih. Semoga bermanfaat ya. GBU