Peternakan
babi sudah dilakukan sejak lama di Indonesia. Namun karena sengitnya persaingan
kompetisi dalam perebutan pakan makanan babi. Menyebabkan harga pakan setiap
tahun berangsung angsur meningkat.
80%
dari pembiayaan produksi babi diakibatkan oleh pakan.
Pakan
kosentrat komersial babi yang dijual oleh pabrik di toko atau pasar. Memang
tersedia begitu melimpah ruan. Namun banyak kalangan peternak rata rata sudah
tak lagi sanggup membeli. Menganggap keuntungan uang hasil panen diraih
nantinya menjadi tergerus kecil atau bahkan terkadang merugi.
Jadi, dibutuhkan sebuah keberlanjutan usaha demi
menyediakan alternative murah meriah dan melimpah dengan cara menerapkan
pertanian intensif simbiosis.
Salah satunya yaitu dengan cara menanam ketela
atau akrab disebut sebagai ubi singkong.
Keuntungan budidaya ketela ubi singkong
sebagai pakan ternak babi (2020)
Ada
banyak keuntungan dari membudidaya singkong melalui teknik pertanian insentif
simbiosis.
Dimana
babi dijadikan sebagai mesin utama.
Sedangkan
singkong sebagai tambahan pakan bergizi.
Daun
dan ubi singkong dapat di makan secara lahap oleh babi sebagai pakan tambahan
bergizi hijau hijauan demi mengurangi biaya ketergantungan dari pakan komersial
pabrik.
Daun dapat diberikan kepada babi dengan cara
direbus terlebih dahulu. Sedangkan ubi singkong diberikan dalam bentuk segar.
Namun harus dicuci terlebih dahulu untuk menghilangkan telur cacing. Jika
diperlukan ubi direbus dengan air mendidih agar bakteri mati.
Singkong merupakan tanaman yang kuat terhadap serangan penyakit. Kemungkinan gagal panen kecil banget ya.
Agar
singkong tumbuh dengan subur.
Perlu diberikan pupuk dan disiram teratur dengan
air setiap hari.
Sedangkan,
babi ketika dipelihara menghasilkan banyak pupuk.
Pupuk
dari babi terdiri dari nitrogen, fosfor dengan nilai NPK adalah 0,45%, 0,2% dan
0,6%.
Pupuk
dari babi dapat menyediakan unsur hara bagi tanaman, memperbaiki sifat fisik,
kimia dan biologi tanah.
Menggunakan
pupuk babi secara rutin maka dapat menyulap tanah tandus menjadi subur. Tanaman
singkong begitu menyukai pupuk dari kotoran babi.
Peternakan
babi menghasilkan limbah buangan seperti pupuk, humus dan kompos.
1
ekor babi ukuran besar dapat mengeluarkan sebanyak 1,9 kg kotoran dan 3,5 kg
air urine
Melalui
babi, kita takkan pernah kekurangan stock pupuk organic selalu melimpah ruah
untuk memupuk kebun singkong.
Jika hasil panen ubi
singkong kita dalam sehari menghasilkan berat 7 kg.
Maka di dalam tubuh babi. Singkong tersebut kelak diubah ke dalam bentuk daging
seberat 2 kg.
Harga daging babi di tingkat peternak Kalimantan Tengah untuk berat 2 kg
sebesar total Rp 60.000.
Eniola Bamgbelu
mengatakan :
Peternakan
babi adalah ilmu tersendiri. Ini bukan bisnis biasa dan bukan seperti nenek
moyang kita dulu. Orang orang harus memiliki modal awal dalam berternak babi
dan harus mempelajari ilmu bisnis. Karena jika kita tidak belajar, anda tidak
akan melakukannya dengan benar. Sahutnya.
Untuk mencapai hasil berternak babi tentu
bukanlah perkara mudah.
Itu
dapat tercapai jika teman teman memiliki lahan yang luas.
Luas
total seluruh Indonesia berjumlah 190.500.000 juta hektar
Kira
kira jika teman teman memiliki minimal 1 hektar saja maka dapat menerapkan
strategi pemeliharaan babi dengan pertanian insentif menggunakan tanaman dari
ketela singkong.
Sedangkan
peternak babi skala kecil ala rumahan yang hanya punya lahan perkarangan
minimalis. Agak sulit untuk memulainya ya.
Diketahui.
Menanam ketela pohon saja telah memiliki batas limit dimana jarak tanam membutukan
sekitar 1 meter x 1 meter.
Masa
panen singkong 6 bulan.
Singkong
tak mengenal musim.
Menurut
kementerian pertanian (Kementan). Produktivitas singkong di tingkat petani
mencapai maksimal hingga 60 ton (60.000 kg) per 1 hektar.
Namun
rata rata di Indonesia berada di antara 18 – 19 ton per hektar.
Untuk
lahan tanah subur. 1 hektar dapat menghasilkan hingga 150 ton singkong.
Jika
teman teman memiliki lahan kosong seluas 1 hektar.
Kombinasi
hubungan berternak hewan babi dan menanam ubi singkong menjadi solusi bagus
dalam menghemat keuangan pakan alternative dan pupuk secara efesien, efektif,
alami, bersih, hemat, murah dan berkelanjutan. Belum di hitung dengan berat
daun yang juga dapat dikonsumsi oleh babi sebagai suplemen protein.
Baca juga :
Terima
kasih. Semoga bermanfaat ya. GBU