Hubungan Covid-19 dan sistem pangan dunia berantakan meningkatkan kelaparan dan kemiskinan extrem secara internasional (2020)
Sebuah
lembaga di Amerika Serikat, Center for strategic & international studies
telah mengamati sebuah perubahan dinamika sejak Covid-19 di temukan pada Desember
2019 yang lalu.
Covid-19
diketahui tak hanya dapat menyebabkan kemerosotan ekonomi secara global. Namun
tingkat kelaparan diprediksi dapat meroket.
Perubahan
ini masih dalam penelitian lebih lanjut, bagaimana hubungan Covid-19 dapat
menyebabkan peningkatan kelaparan dan kerawanan pangan.
Pada
saat setelah pandemik. Harga makanan di toko menjadi naik. Banyak kenaikan
terjadi pada bahan pokok makanan. Seperti ayam, ikan, telur, sayur, sapi,
sereal, hingga buah buahan.
Lembaga
CSIS menemukan beberapa penyebabnya. Yaitu karena para pekerja atau tenaga
kerja sedang sakit selama 2 minggu akibat Covid-19.
Mati, layu, membusuk dan terbengkalai
Ketika
petani dan perternak sakit karena Covid-19. Pekerjaan mereka menjadi
terbengkalai.
Tanaman
dan hewan ternak tak diberi makan, tak diurus, akibatnya mati.
Sayur segar yang hendak segera dipanen membusuk Karena pemilik sedang sakit.
Susu
sapi belum diperas. Karena perternak sedang sakit.
Kambing
tak diberikan makan karena pemiliknya sedang sakit.
Beberapa
pihak mencoba mengalihkan pekerjaan ke orang lain. Namun mereka tak memiliki
skill di bidang perternakan, perikanan dan pertanian. Akibatnya terjadi
kematian hewan dan tanaman karena salah penangganan.
Itu
terjadi sekarang di seluruh dunia.
Akibatnya jutaan tanaman dan hewan ternak mati.
Caitlin
welsh mengatakan :
Apapun bentuk perubahan ini, industri
makanan memainkan peran sentral dalam kebangkitan ekonomi kita pada akhirnya. Saat
ini, guncangan sistem pangan dan mulai ada banyak kelaparan menarik perhatian
secara signifikan baik di Amerika Serikat ataupun di luar negeri. Kita akan
mengamati cara membangun kembali sistem pangan dan berusaha mengurangi
kelaparan di pihak yang rentan.
Sahutnya.
Orang
orang kelaparan bukan karena tak ada cukup makanan. Tetapi karena sistem gangguan
aliran keuangan terhambat oleh banyak tercurahkan digunakan ke sektor kesehatan
dan karena waktu bekerja berkurang akibat sakit, penghasilan ekonomi keluarga menjadi
menurun. Sehingga kesulitan membeli makanan karena uang tak ada. Disisi lain
harga kebutuhan pokok terus merangkak naik karena petani atau perternak selaku
pekerja di sektor pertanian, perternakan dan perikanan terinfeksi Covid-19. Jadi
permintaan atau penawaran terhadap makanan masih dalam jumlah angka besar yang
sama, namun produksi berkurang atau terganggu. Itulah yang menyebabkan
terjadinya pertanda gangguan aliran ekonomi dan kelaparan.
Covid-19 menghantam sektor bisnis padat karya.
Bisnis
padat karya adalah suatu kegiatan usaha melibatkan tenaga kerja manusia dalam
jumlah besar di sebuah pabrik.
Alih
alih menggunakan mesin atau robot yang kebal Covid-19.
Paparan
infeksi corona sudah tak diragukan lagi mengantam sektor ini jika sistem padat
karya yang melibatkan ribuan buruh pekerja masih saja terus dilanjutkan.
Jika
satu pekerja saja terinfeksi. Karena ruangan dipenuhi sesak banyak manusia.
Akibatnya
terjadi penularan secara berantai ke sesama pekerja lain.
Menimbulkan
efek sakit berantai.
Jadwal
perusahaan menjadi berantakan karena beberapa buruh sakit. Walhasil jumlah
tingkat produksi perusahaan menurun padahal tetap harus membayar biaya pajak.
Sedangkan
bagi mereka yang sakit, tak mendapatkan insentif pengobatan dari perusahaan,
gaji dikurangi, biaya obat tanggung sendiri. Pada akhirnya, ekonomi keluarga terganggu
karena urusan berobat.
Analisis
dari theguardian melaporkan bahwa pabrik padat karya adalah sumber masalah penyakit
penularan virus corona yang cepat.
Artinya,
semakin padat sebuah pabrik tersebut maka semakin ganas penularan Covid-19.
Sistem pangan internasional berubah total sejak pandemik Covid-19
Ya,
rantai pasokan pangan telah terganggu akibat Covid-19.
Bukan
saja karena lockdown atau PSSB (pembatasan sosial berskala besar). Tetapi
karena ada banyak pekerja sedang berada di rumah sakit saat ini.
Ketika
seseorang tak bekerja selama 2 minggu karena sakit Corona.
Maka mereka tak dapat lagi menghasilkan uang
bagi keluarga. Ekonomi menjadi berkurang.
Ketika
seseorang telah sembuh, maka pekerja lain terinfeksi covid-19 secara
bergiliran. Infeksi Covid-19 seperti ngga pernah usai.
Seseorang
bahkan dapat diagnosa terserang Covid-19 berkali kali. Mirip seperti flu.
Baca juga :
Solusi
Corona
tetap ada hingga selama lamanya.
Vaksinasi takkan dapat mengalahkan Covid-19.
Tak
ada cara lain hanya dengan mematuhi protokol kesehatan yang dianjurkan oleh
pemerintah, menghindari paparan virus dengan menggunakan masker di ruangan
publik, sering mencuci tangan dengan hand sanitizer, meningkatkan kekebalan
tubuh keluarga dengan mengkomsumsi makanan bergizi dan terus menjaga kesehatan kita
agar tetap dapat bekerja mencari uang seperti biasa.
Hal berbahaya efek gelombang selanjutnya tentang Covid-19 adalah kerawanan pangan, kemiskinan, pengangguran dan kelaparan.
Terima
kasih. Semoga bermanfaat ya. GBU