Israel
selama ini dikenal sebagai salah satu negara yang hobi menciptakan alat tempur dan
berbagai macam produk teknologi persenjataan modern dalam melindungi kedaulatan
dan keamanan bangsa Yahudi Zionis tersebut.
Menurut
lembaga SIPRI Stockholm international
peace research institute. Negara Israel menguasai 3% perdagangan senjata
global internasional.
Perdagangan
ekspor senjata Israel menghasilkan pundi pundi keuangan sebesar lebih dari Rp 100 triliun rupiah pada tahun 2019
yang lalu.
Kementerian
pertahanan Israel mengklaim bahwa 80% dari hasil produksi senjata dalam negeri
melibatkan 200 perusahaan senjata. Hasil produk olahan kemudian di ekspor ke
luar secara internasional.
Produk
senjata buatan Israel membutuhkan trial n error.
Tak
semua berhasil sesuai rencana.
Berikut
5 produk militer gagal buatan Israel selama 5 tahun ke belakang.
1]. Blades Technology
Blades
technology adalah sebuah perusahaan produsen mesin presisi untuk industri
pesawat, mesin turbin gas industri dan menciptakan baling baling rotor.
Perusahaan
Blades telah bertahan selama 40 tahun. Namun pada akhirnya diakuisisi oleh
perusahaan swasta militer asal Amerika Serikat, Raytheon Technology.
Pencaplokan
menandakan bahwa perusahaan asal Israel ini telah gagal bertahan dalam
persaingan sehingga hak paten dan portofolio blue print technology miliknya
jatuh ke tangan orang orang Amerika Serikat.
Walaupun
begitu. Israel masih memiliki beberapa perusahaan militer dalam negeri lainnya
yang masih bertahan hingga detik ini dalam kancah persaingan ketat.
Yaitu
Israel Aerospace Industries, Elbit System, Rafael Advanced Defense System, Bet
shemesh engine, SK Group, dll.
2]. Robot partner
Partner
adalah robot berbentuk wajah manusia dengan printing 3D digunakan sebagai
pasukan pendamping tentara dalam situasi perang. Robot diciptakan oleh perusahaan
Machanet ditujukan kepada Israel Defense Forces.
Awal
pengembangan dan diperkenalkan pertama kali pada 4 Juni 2015.
Dilansir
dari Jpost.com. Alutsista robot ini nanti akan digunakan menjadi teman tentara
manusia. Menjadi basis utama dan andalan negara Israel.
Setelah
bertahun tahun. Penciptaan robot partner dinyatakan gagal dan situs website machanet
tutup.
3]. Carmel
Youtube : Proyek rencana tank carmel
Pada
tahun 2016. Pemerintah Israel melalui brigadier jenderal Didi Ben Yoash
memperkenalkan sebuah proyek teknologi ambisius tank lapis baja masa depan yang
disebut Carmel.
Tank
bukan dimaksudkan untuk menggantikan tank MBT Merkava. Menurut Zur dari Israel.
Carmel berfungsi sebagai program pendamping Merkava IV.
Pada
awal rencana. Tank Carmel memiliki spesifikasi bobot 35 ton, menggunakan
penyimpanan baterei hibrida berdaya gerak campuran bahan bakar fosil dan listrik, kemampuan gerak otomatis
(self driving), dikendalikan hanya oleh 2 sampai 3 tentara saja dan dilengkapi kemampuan
serba AI artificial intelligence dan serba digital.
3
tahun setelahnya, pemerintah Israel melalui DR&DD Israel ministry of
defense research and development di IMOD mengevaluasi program teknologi tank
lapis baja Carmel tersebut.
Pembangunan
Tank Carmel dibatalkan.
Sebagai
gantinya, konsep revolusioner Carmel tetap dilaksanakan namun diaplikasi ke dalam
tank Merkava, tank Namer dan tank Eitan AFV untuk mendesain ulang interior, perangkat dan berbagai macam pembaharuan sistem sensor kearah robotik.
4]. Skyfi
Skyfi
adalah internet WIFI global berbasis luar angkasa. Alih alih menggunakan
satelit berukuran besar, teknologi Skyfi menggunakan nanosatelit berukuran
kotak sepatu dengan harga $ 1.000.000 juta dolar atau sekitar Rp 140 miliar
rupiah.
Persaingan
menghadapi perusahaan raksasa seperti Alphabet.inc (induk Google) dan internet Starlink
(milik Elon Musk).
Menjadikan
dominasi Skyfi mengecil diperuntukkan skala bisnis kecil.
Skyfi
bukan produk gagal. Tetap bertahan.
Namun dominasi pangsa pasarnya kalah hanya
untuk diperuntukkan bagi kalangan konsumen dalam jumlah kecil saja.
Baca juga :
5]. Drone Super Eitan
Pada
tanggal 28 September 2017. Pemerintah Israel bermaksud ingin menantang drone
Global Hawk dan Triton milik Amerika Serikat untuk arena ketinggian tinggi atau
HALE (high altitude long endurance).
Bermaksud
meningkatkan ukuran drone seukuran pesawat boeing, jarak jangkau dan ketahanan drone
Eitan TP hingga 90 jam dan kemampuan menyerang antarbenua. Dengan fitur kemampuan
terbang di udara lebih tinggi, dimana batas pilot manusia terbatas di atmosfer
udara tipis luar angkasa.
3
tahun telah berlalu sejak ambisi direncanakan.
Proyek
pengembangan lebih lanjut Super Eitan tak ada kabar berita pembaharuan.
Sebagai
gantinya. Di tahun 2020 pemerintah Israel melalui IAI meluncurkan upgrate Heron
MK II sebagai drone intai strategis dengan ketahanan 45 jam. Itu bukan
berkategori HALE melainkan MALE. Itu bukan berdaya tahan 90 jam melainkan 45 jam.
Pemerintah
Israel menghindari membangun program drone kategori jenis HALE.
Drone
Super Eitan HALE adalah produk gagal tak pernah berwujud.
Terima
kasih. Semoga bermanfaat ya. GBU