Tak
semua negara sanggup memproduksi alat perang. Karena membutuhkan ilmu
pengetahuan, teknologi dan skill tingkat tinggi.
Dari
total 170 negara yang ada di dunia ini, hampir sebagian besar mayoritas membeli
senjata dari Amerika Serikat, Uni Eropa dan Rusia.
Sedangkan
alutista buatan China. Menurut lembaga Stockholm international peace research
institute mulai kurang laris di pasaran internasional saat ini.
Karena
penggunaan industri senjata buatan China condong banyak ke arah domestik dalam
negeri untuk kebutuhan partai komunis. Disisi lain China masih banyak mengekspor produk senjata dari Rusia.
Pembeli senjata dari internasional menyukai produk alutista buatan China disebabkan oleh murah meriah. Klien China Seperti Pakistan,
Bangladesh, Irak, Arab Saudi, Mesir, dll. Membentuk pangsa pasar (5%) bagi partai komunis dalam kancah jual beli senjata global.
Kendali
penguasaan industri senjata masih dipegang oleh Amerika Serikat sejak perang
dunia ke II tanpa pernah peringkat turun dengan menguasai market share (36%),
Perusahaan
militer raksasa di AS paling kaya dan terbesar pada tahun 2021 adalah Lockheed Martin.
Kemudian
disusul oleh Rusia dengan market share (21%).
Perusahaan
militer raksasa ternama di Rusia paling kaya dan terbesar adalah Rostec.
Lalu
peringkat ke 3 dihuni oleh Uni Eropa dengan total penguasaan market share
(21%). Perusahaan raksasa di bidang militer paling kaya dan terbesar di Uni
Eropa adalah Airbus.
Total 65% alutista militer Israel diciptakan mandiri dengan
sedikit impor
Dalam
industri persenjataan. Negara Yahudi Israel termasuk pengekspor senjata
terbesar ke 6 di dunia pada tahun 2020. Klien pembeli pelanggan meliputi India, Vietnam, Filipina, Brazil, Singapura,
Korea Selatan, dll.
Israel
menguasai market share sebesar 3% dari ekspor senjata global internasional.
Perjanjiaan
kesepakatan perdamaian antara Uni Emirat Arab (UEA), Bahrain dan Maroko. Dapat
mengubah peta persentase penguasaan Israel. Karena ketika itu Israel tak
memiliki hubungan diplomatik secara luas di Timur Tengah kepada bangsa Arab
dalam perdagangan senjata.
Pada
saat Israel masih menjadi batita di tahun 1948. Hampir semua kebutuhan produk
senjata di impor dari negara lain. Terutama Eropa dan Amerika Serikat.
Pada
tahun 1967 ketika Ferancis memblokir atau mengembargo Israel. Pemerintah
Israel mulai menciptakan, membangun dan gencar menerapkan sebuah kebijakan
untuk kemandirian alutista bangsa Israel hingga 100% di masa depan tanpa butuh
impor sama sekali.
Saat
ini, hanya ada beberapa negara pemimpin teknologi pengekspor persenjataan
meliputi : Amerika Serikat, Rusia, Uni
Eropa, China, United Kingdom (Inggris), Israel, Korea Selatan, Ukraina, Turki,
Jepang, dan Swiss Switzerland.
Negara
lain sudah tak dapat lagi bersaing karena kesenjangan persaingan ketat dan
teknologi hightech militer semakin rumit untuk dipecahkan sehingga membutuhkan
ilmuwan, professor doktor dan teknisi universitas dengan skill sumber daya
manusia terampil.
Pada
tahun 2020.
Negara Zionis Israel telah berubah total dari dulunya pengimpor
senjata. Kini menjelma menjadi pengekspor teknologi persenjataan global.
65%
persenjataan untuk angkatan bersenjata IDF (Israel Defense Force) diciptakan
secara mandiri oleh anak anak bangsa lokal Yahudi.
Sedangkan
sisanya 35% di impor dari luar negeri.
Pemerintah
Israel hanya membeli senjata dari 2 negara saja.
Yaitu
Amerika Serikat dan Uni Eropa.
Israel
membeli senjata dari Amerika Serikat. Sekitar 35% tersebut membentuk 78% berasal
dari AS. Seperti mesin, pesawat tempur F-35, helikopter stallion, mobil tempur
HMMWV Humvee, truck militer, pesawat transportasi Beechcraft, black hawk,
Apache, pesawat Boeing, Himars, Paladin artileri, Hercules, dan berbagai macam mesin
militer.
Youtube : Israel Defense Force
Amerika
Serikat menjadi pemasok utama untuk kebutuhan alutista impor Israel hingga
artikel ini ditulis kepada anda.
Sedangkan
pembelian dari Uni Eropa berupa bentuk kapal selam jenis dolphin dan kapal
perang yang diberi nama SAAR. Namun hal ini merupakan pemberian gratis dari
Jerman sebagai permintaan maaf belasungkawa atas tindakan masa lalu presiden Hitler
Jerman dari partai Nazi ketika itu atas tindakan Holocaust yang membantai 7
juta rakyat Yahudi di Jerman.
Sisanya,
Israel menjalin hubungan baik dengan Italia. Dengan masih membeli atau menjadi
pelanggan dan terus memesan pesawat latih Alenia
Aermacchi M-346 dan helikopter Eurocopter Panther.
Israel pengekspor senjata terbesar peringkat #6 dunia
Di
Israel, terdapat sekitar 200 perusahaan senjata. Kebanyakan merupakan
perusahaan skala menengah dengan masing masing 50 – 200 orang karyawan saja.
Namun
di tahun 2020 ada 5 industri persenjataan terbesar di Israel.
Yaitu
Elbit System, Israel Aerospace Industry IAI, Rafael Advanced Defense System,
Bet Shemesh Engine dan SK Group.
Elbit
System memiliki 23.000 karyawan dengan rencana luas pabrik 1800 hektar berada
di padang pasir Negev.
IAI memiliki 16.000 karyawan.
Rafael Advanced defense system memiliki 8.000 karyawan.
Bet shemesh engine memiliki 1.150 karyawan.
Israel
selama ini dianggap dapat mengekspor senjata dalam jumlah cukup besar.
Disebabkan menjual senjata dengan melanggar kaidah piagam PBB (Perserikatan
Bangsa Bangsa).
Hubungan
dagang senjata Amerika Serikat dan Israel berjalan dengan baik. Ketika AS tak
dapat berdagang senjata ke negara penuh konflik akibat peraturan PBB dalam
menghormati HAM.
Israel
memasuki celah dan meraup untung dari bisnis pembunuhan darah tersebut. Tak
peduli terhadap hukum PBB. Israel tetap menjual senjata.
Sistem
senjata buatan Israel diketahui oleh PBB dijual ke banyak pihak tak bertanggung
jawab dengan catatan hak asasi manusia buruk yang dipergunakan secara brutal
dan salah di negara seperti Guatemala,
Africa Selatan, El Salvador, Ethiophia, Sudan, Mnyamar, dll.
Disisi
lain, senjata buatan Israel seperti senjata api, amunisi, rudal, senapan mesin,
RCWS, turret tank, roket, system by system, cyber, drone, elektro optic, radar, dll
memiliki sebuah cap label ‘BATTLE PROVEN’ teruji di medan perang pada tanda marketing
promosinya.
Pihak
pembeli dari negara lain tentu menjadi begitu tergoda dengan label wow
tersebut. Sehingga meningkatkan nilai pemasaran pada investasi industri senjata
buatan Israel.
Pada
tahun 2021. Industri di Israel sedang bergerak maju menuju kearah teknologi
komputer quantum, teknologi satelit mikro pengintai, pengembangan lanjut pesawat tempur KFIR,
menciptakan mesin generator hibrid, machine learning, peningkatan artificial
intelligence (AI) di sektor militer, mulai menciptakan peningkatan mesin untuk
drone dan mesin tank Merkava buatan lokal sendiri, menciptakan memory, teknologi
jaringan blockchain, menciptakan blade pesawat berbasis energi listrik dan
menciptakan mesin piston sendiri.
Kebijakan
kemandirian yang diterapkan oleh pemerintah Israel segera terus menurunkan
tingkat impor dengan tujuan lanjutan meningkatkan daya output alustista lokal
dari 65% ke langkah berikutnya 70%.
Semua
perusahaan militer swasta di Israel tunduk pada pengawasan otoritas menteri
pertahanan. Israel sama sekali tak bermasalah pada industry military complex.
Sebagian
besar perusahaan militer terbesar di negara Zionis dikendalikan oleh BUMN plat
merah dari pemerintah Israel dengan kepemilikan saham mulai dari 50%, 80%
hingga 100%.
Untuk
masalah bidang militer. Israel telah belajar banyak dari pengalaman sejarah
pahit diembargo oleh Ferancis (sekarang bernama Uni Eropa).
Kini
Israel bangun semuanya mulai dari nol, seperti tank, satelit, senapan genggam,
roket, rudal, cyber, robot, laser dan seluruh alutsista pelengkapnya hingga mencapai 100%.
Dengan
tujuan utama 0% impor demi keamanan nasional bangsa Israel.
Youtube : Israel Defense Force
Baca juga :
Youtube : Israel Defense Force
Terima
kasih. Semoga bermanfaat ya. GBU