China gagal membendung teknologi Amerika Serikat kerajaan dari Google, Youtube, Facebook, Instagram, Amazon, Whatsapp, dll (2021)
Sejak
lama ada banyak perusahaan teknologi asal Amerika Serikat berbondong bondong ingin
memasuki kawasan pangsa pasar China dengan jumlah penduduk 1,3 miliar tentu
merupakan market menggiurkan bagi negeri paman Joe Biden.
Tetapi
perusahaan swatsa global AS mengalami kesulitan.
Bukan
karena kinerja penjualan, marketing, pesaing lokal domestik atau hal lainnya.
Tetapi
karena dihadang oleh ‘Tembok Api China’ atau
bahasa kerennya ‘Great Firewall of China
(GFW)’.
Itu
semacam sensor, system cyber dan peraturan undang undang yang diberlakukan oleh
partai komunis China untuk membanned, memblokir dan menerapkan perang dumping
kepada berbagai macam produk dan perusahaan asal Amerika Serikat.
Tembok
api China diberlakukan sejak tahun 1997
hingga detik artikel ini saya tulis bagi anda.
Kemampuan
utama GFW yaitu memblokir perusahaan asing yang dianggap sebagai pesaing lokal
kemudian jikapun perusahaan internasional boleh masuk ke negara China harus
disertai dengan mengikuti segala macam pedoman peraturan menyulitkan yang
diterapkan oleh partai komunis.
China gagal membendung teknologi Amerika Serikat kerajaan
dari Google, Youtube, Facebook, Instagram, Amazon, Whatsapp, dll
Dilansir
dari similarweb. Google merupakan mesin pencari teratas didunia menduduki
posisi #1 dunia.
Produk
berupa Google Adsense memiliki cakupan pangsa pasar internasional dengan
menguasai 97% dunia.
Itu
tak terbantahkan dan tak tertandingi sebagai penguasa iklan global.
Situs
lain berupa video sharing Youtube digunakan oleh lebih dari 2.000.000.000
miliar orang. Jumlah tersebut adalah semua pengguna Youtube. Artinya hampir
sepertiga dari seluruh penduduk telah menggunakan Youtube.
Kemudian,
situs media sosial milik Mark Zuckerberg. Pada tahun 2020. Facebook memiliki
2.800.000.000 miliar pengguna, Whatsapp memiliki 2.000.000.000 miliar pengguna,
Facebook messenger memiliki 1.300.000.000 miliar pengguna dan Instagram memiliki
1.000.000.000 miliar pengguna. Artinya lebih besar dari rakyat penduduk China. Jika dibandingkan dalam skala 1 : 6 (China kalah telak).
Facebook,
Whatsapp, FB messenger dan Instagram merupakan satu perusahaan dibawah nauang
Facebook.inc milik Mark Zuckerberg.
Sedangkan
Google, Youtube dan Adsense merupakan satu perusahaan dibawah naungan
Alphabet.inc milik Larry Page dan Sergey Brian.
Facebook dan Alphabet berasal dari Amerika Serikat.
Ada pula perusahaan lain seperti Amazon yang didirikan oleh founder Jeff Bezos asal Amerika Serikat. Dan lain sebagainya.
Mengapa pemblokiran GFW China gagal
China
gagal dalam hal memblokir raksasa teknologi asal Amerika Serikat. Walaupun GFW
tetap masih diaktifkan oleh partai komunis China.
Namun
kini semakin banyak saja orang orang China menggunakan layanan jasa jaringan
pribadi virtual VPN dan beberapa produk lain untuk membeli barang, layanan dan
jasa asal Amerika Serikat secara illegal menggunakan pihak ke 3.
Keadaan
dunia yang saling terhubung secara internasional. Menyebabkan tembok api China
tak lagi terlihat menakutkan karena sensor pemblokiran kini justru menjadi senjata
boomerang yang memakan tuannya sendiri dari partai komunis.
Sensor
dari GFW memang hebat, rumit dan berlapis lapis dengan koordinasi yang baik.
Namun
satu hal yang pasti.
Dalam jangka panjang telah ditakdirkan
untuk gagal dalam membendung teknologi asal Amerika Serikat tersebut.
Lebih baik kembangkan produk tandingan dengan performa yang
disukai publik secara internasional ketimbang membanned, memblokir dan terlalu
fokus di lokal.
Google
merupakan mesin pencari dengan produk teknologi kecepatan tak tertandingi dalam
hal pencarian informasi hanya dalam sekejap hitungan detik.
Youtube
adalah situs media sharing video dengan tool lengkap. Facebook adalah media
sosial dengan aneka tambahan fitur dagangan marketplace, Whatsapp adalah
aplikasi pesan instan dengan kemampuan minimalis. Dan banyak lagi produk asal
Amerika Serikat yang disukai publik internasional.
Termasuk Amazon, mobil listrik Tesla, iPhone Apple, Microsoft,
Dell Computer, dll.
Ketimbang
pemerintah partai komunis memberlakukan banned. Lebih baik bersaing secara
sehat face to face dengan cara
mengembangkan produk teknologi tandingan dengan kemampuan yang disukai secara
internasional.
Alih
alih, partai komunis hanya sibuk untuk membanned, memblokir, mengklaim dan mengagung agungkan produk BUMN miliknya sendiri ketimbang
milik perusahaan asing. Lebih baik bersaing secara sehat dengan meningkatkan kualitas & kuantitas produk.
Memang, tak
semua perusahaan teknologi asal China gagal menghadapi pesaing Amerika Serikat.
Sebagai
contoh perusahaan Bytedance, induk dari Tiktok merupakan salah satu pemain asal
China yang sukses melalang buana ke penjuru dunia. Adapula Tencent QQ, Drone DJI, ZTE, Xiaomi, Huawei,
BBK electronic bersama Oppo, Vivo dan Oneplus.
Baca juga :
Alibaba milik Jack Ma merupakan perusahaan sukses asal China yang terus mengembangkan produk miliknya
ke tingkatan teknologi level yang tinggi secara internasional.
Adapula
JD.id milik perusahaan swasta China yang telah sukses mewabah ke dunia
internasional disukai oleh publik. Bahkan hingga ke pelosok Indonesia.
Terima
kasih. Semoga bermanfaat ya. GBU