Mengapa investasi rumah, properti, real estate dan tanah merupakan pilihan perencanaan keuangan yang kurang tepat bagi saya (2021)
Jika
kita melihat daftar portofolio kebanyakan orang berinvestasi pada bidang
seperti rumah, kos kosan, kontrakan, ruko, tanah, dan platform real estate
sejenisnya.
Ini
pada umumnya instrument yang disukai oleh generasi tua. Karena mereka memang
punya banyak uang sehingga dapat berinvestasi. Walaupun anak muda juga ada yang
gemar berinvestasi di properti. Terkhusus untuk anak muda pegawai bank, PNS
atau yang memiliki karier cerah.
Jadi,
apakah investasi real estate atau properti merupakan suatu hal yang bagus di
masa kini.
Jawabannya
tentu tergantung dengan kepribadian seseorang masing masing.
Suatu
kali saya diundang ke acara makan siang dan bertemu dengan bapak Eka.
Beliau
adalah seorang pensiun pegawai negeri sipil (PNS). Kira kira berumur 65 tahun.
Namun sejak masa mudanya, beliau atau bapak eka ini memang saya kenal suka
banget dan gemar berinvestasi di bidang properti sudah sejak lama.
Dari
hasil gaji PNS setiap bulan. Beliau gunakan untuk membangun kos kosan, rumah,
ruko dan membeli tanah yang kini luasnya bisa dikatakan totalnya hampir 20
hektar.
Bapak
Eka punya 2 rumah, 1 digunakan sebagai tempat tinggal beliau. 1 rumah lagi
digunakan untuk kontrakan. Sedangkan jumlah kos kosan beliau ada banyak. Kira
kira lebih dari 20 unit.
Rumah
beliau mirip seperti istana.
Beliau
mengatakan kepada saya bahwa penghasilannya kini menyentuh Rp 16.000.000 juta
rupiah per bulan.
Saya begini saja bekerja karena aset saya banyak.
Katanya kepada penulis ini.
+
(plus) ditambah gaji uang pensiun PNS sekitar 4.000.000 juta tiap bulan.
Maka
pendapatan bapak Eka + gaji pensiun sekitar Rp
20.000.000 juta tiap bulan.
Investasi rumah, properti real estate dan tanah menurut saya
Seperti
pembahasan diatas. Investasi real estate memang bagus.
Namun
kurang tepat bagi saya. Karena saya tak memiliki karier bagus sebagai pendukung
utama dalam menggalang permodalan.
Seperti
yang kita tahu. Butuh modal awal yang luar biasa besar untuk membangun rumah,
kos kosan dan kontrakan. Bagi saya seorang pengangguran sudah pasti takkan
berdaya berinvestasi di bidang ini. Karena sama sekali tak memiliki uang.
Jadi
investasi rumah, properti, real estate, barak, kontrakan, ruko dan tanah merupakan investasi terburuk
bagi saya.
Harga
tanah kian hari melambung tinggi.
Saya
bahkan mencoret daftar investasi ini dari portofolio keuangan dan sampai
kapanpun takkan pernah berurusan di bidang real estate tersebut.
~
rumah
~
kontrakan
~
kos kosan
~
ruko
~
tanah
Tantangan dan tips investasi rumah, kos kosan, kontrakan, barak dan tanah.
Bagi
teman teman pemula yang punya banyak uang.
Tertarik
berinvestasi di bidang properti dan real estate.
Artikel
ini dapat memberikan gambaran bahwa betapa menguntungkannya investasi ini. Seperti
yang telah dialami oleh bapak Eka.
Namun
kadang kala desain menentukan keberhasilan. Takkan semua orang juga dapat
sukses seperti bapak Eka. Karena faktor lain seperti skill mempengaruhi tingkat
kesuksesan.
Pada
tahun 2021. Jika pengen berinvestasi di bidang ini sebaiknya memilih type
desain jenis rumah dengan 1 kamar tidur atau 2 kamar tidur saja.
Ukuran
rumah ngga boleh terlalu besar atau hindari memiliki lebih dari 3 kamar tidur.
Karena sering ngga laku, sering kosong dan pelanggan kesulitan membayar
diakibatkan banyak keluarga memutuskan diri untuk mencari tempat tinggal
yang murah dengan maksimal hanya 2 kamar saja.
Ujung
ujungnya malah buntung.
Hindari
pula membangun ruko atau toko karena sekarang sering kosong akibat persaingan
semakin marak. Padahal biaya untuk membangun toko lumayan begitu mahal hingga ratusan
juta rupiah bahkan miliaran.
Jika
kita tak dapat merawat rumah atau tak dapat memiliki skill untuk bertukang.
Sebaiknya
hindari juga bidang investasi ini.
Biaya
penggunaan jasa tukang memang tak dapat dianggap murah.
Biaya
pemeliharaan rumah itu setiap tahun mahal. Contoh ketika atap rebuk, tembok
pecah, pintu dimakan rayap, cat berlumut, kabel listrik terputus, pipa air
bocor, dll. Jika dihitung setiap tahun. Biaya terkadang banyak banget setiap
tahunnya untuk urusan biaya bertukang.
Developer
harus mencari banyak penyewa untuk menutup semua biaya tersebut.
Oh
begini saja, kita berutang mendapatkan pinjaman kredit di Bank sebesar besarnya untuk membangun sebanyak banyaknya toko, kos
kosan dan kontrakan. Nanti ketika datang penyewa. Biarkan mereka yang membayar
biaya tiap bulan dan menutup semua biaya tukang. Kita dirumah santai saja sambil berolahraga. Biar uang
bekerja dengan sendirinya.
Uang bekerja untuk uang.
Hem…,
kadang kala ya, Semua orang juga pengen impian begitu.
Tapi
menurut saya itu seperti mengaduk keberuntungan nasib dengan perjudian.
Iya,
kalau untung.
Kalau
selama berbulan bulan tak ada penyewa atau pengkontrak.
Lalu
gimana donk..
Ngga
tahu…?
***********
Pada suatu hari saya bertemu dengan
seorang ibu di sebuah acara. Beliau bercerita bahwa sekarang ada banyak ruko
atau toko menjadi kosong. Tapi kenapa masih banyak saja orang orang membangun
toko. Nanti juga kosong. Katanya.
Faktanya
kini memang banyak toko kosong, rumah kontrakan berukuran besar menjadi kosong
dan tertulis : ‘rumah ini di jualnya
tanpa perantara’.
Sebaliknya
kos kosan dan kontrakan rumah ukuran kecil dengan 1 atau 2 kamar tidur. Kian
hari semakin terisi penuh oleh banyak pelanggan atau penyewa bak seperti jamur.
Disisi
lain, ada banyak toko kosong dan rumah
besar dengan 4 sampai 5 kamar tidur telah banyak menjadi kosong. Bahkan ketika dijual agak susah. Karena
real estate bukan seperti saham dan emas yang dapat dengan segera dijual dalam
hitungan menit.
Menjual
rumah dan toko kadang kadang butuh puluhan tahun. Beruntung bagi seseorang yang
dapat menjual dalam hitungan 1 tahun saja.
Ketika
membutuhkan uang segera secepatnya. Rumah atau toko masih belum terjual,
padahal sudah susah payah membangun dengan modal besar. Maka investasi real estate kemudian
berubah menjadi buntung atau rugi.
Saldo ATM di Bank terus berkurang karena biaya pajak dan pemeliharaan.
Sudah tak terhitung betapa banyaknya rumah berukuran besar menjadi kosong, kemudian dihancurkan oleh pemiliknya sendiri untuk dijadikan kembali menjadi kos kosan berukuran lebih kecil dengan 1 atau 2 kamar saja. Akhirnya ruginya menjadi double 2 kali.
Ruko atau toko yang dibangun pun banyak menjadi kosong.
Persaingan bisnis properti dan real estate
Tantangan
bisnis real estate kian hari semakin ketat. Terutama bagi developer perorangan
menghadapi developer perusahaan kelas atas yang terdaftar di bursa saham dan
mendapatkan legalitas subsidi perumahan.
Jika
saya boleh berbagi pemikiran.
Sampai
kapanpun saya takkan pernah berinvestasi di bidang properti, ruko dan real
estate. Termasuk investasi tanah. Karena tak tahu caranya dan tak punya modal. He he…,
Bagi
saya berinvestasi membeli tanah tanpa diolah. Adalah hal mubazir tanpa nilai
tambah. Jadi lebih baik uang investasi tanah digunakan untuk keperluaan lain.
Memang
benar, tanah dapat menjaga nilai inflasi. Namun saya memandangnya bukan dari
itu. Lebih baik punya tanah dengan ukuran 20 meter x 30 meter yang diolah
dengan berternak dan bercocok tanam. Ketimbang punya 10 hektar tapi tak diolah.
Ingat juga ada pajak bumi dan bangunan yang harus dibayar setiap tahun ke
pemerintah.
Sedangkan
investasi properti, ruko, kos kosan dan kontrakan. Menurut saya tantangannya
dipastikan semakin sulit karena melawan the big company developer.
Mereka
punya skill, SDM handal, harga kontrakan mereka lebih murah, jaringan koneksi mereka
luas, bersubsidi, mereka berpengalaman dengan ilmu pengetahuan yang tinggi,
pembangunan property milik mereka dapat menjulang tinggi hingga ke langit
membentuk sebuah gedung apartemen dan mereka dipercaya oleh banyak investor
saham.
Baca juga :
Menurut
data dari lembaga di Amerika Serikat, Case Shiller :
Berikut
adalah perbandingan indeks bisnis perumahan dan pasar saham.
Indeks
harga perumahan menghasilkan 3,7% di tahun 2013.
Sedangkan
menabung di pasar saham menghasilkan 9,5% di tahun 2013.
Jika
kita berinvestasi membangun kontrakan, kos kosan, toko, dll secara pribadi seorang diri. Menghasilkan $ 100.000
ribu atau Rp 1,4 miliar rupiah.
Maka
di saham jika berinvestasi dengan uang yang sama. Apabila pilihan emiten perusahaan
developer property tepat. Maka menghasilkan peningkatan keuangan menjadi $
1.600.000 juta dolar atau Rp 22 miliar dolar.
Keputusan
saya sudah final.
Karena ini menjadi pilihan saya akibat kondisi tertentu.
Sampai
kapapun saya (penulis ini) takkan pernah berinvestasi di :
~
rumah
~
kontrakan
~
kos kosan
~ Barak
~
ruko
~
tanah
Nah, bagaimana dengan teman teman sekalian.
Investasi apa sih yang anda geluti saat ini..? Suka berinvestasi di properti, kontrakan, kos kosan dan berhasil sukses. Selamat ya untuk rezekinya.
Terima
kasih. Semoga bermanfaat ya. GBU