Investasi saham, trading dan cryptocurrency adalah kasta tertinggi di bidang keuangan finansial pada zaman ini (2021)
Uang
mirip seperti sebuah roda dan pusaran air yang mengalir berputar putar.
Bagi
siapa saja yang berhasil menangkapnya dengan tool atau skill. Maka ia segera
mendapatkan uang tersebut sesuai dengan hasil jerih payah dan kecerdasan yang
mereka miliki.
Uang
tak hanya berupa rupiah, dolar, yen,
yuan, dinar, dll. Namun cakupan tentang arti sebuah uang begitu luas untuk kita
bahas.
Segala
sesuatu sebenarnya dapat menjadi uang. Seperti tas, sepatu, tanah, sepeda motor, pasir, karya seni, listrik, air, mesin,
emas, pakaian, buah, hewan ternak, kerang, dll jika berhasil diperdagangkan
oleh seseorang dengan sistem kesepakatan jual beli (trading) dan tentu saja
setiap barang, kemampuan, industri bahkan hingga nyawa manusia memiliki nilai
atau value berupa uang.
Jadi
definisi uang merupakan segala sesuatu yang memiliki value berdasarkan
kesepakatan bersama.
Pada
tahun 2020. Aliran porsi uang terbesar di dunia dipegang dan dimiliki oleh
pemerintah partai komunis China dengan menguasai kepemilikan sebanyak $ 3,5
triliun atau sekitar Rp 54.668 triliun
rupiah.
Sisanya,
aliran uang mengalir ke penjuru dunia dengan cara berputar putar dari satu
orang ke orang lain dari perusahaan satu ke perusahaan lain dari pemerintah ke
pemerintahan yang lain.
Tergantung
tool atau skill tiap orang orang untuk berburu uang tersebut.
Aliran uang saat ini paling banyak mengalir berputar putar di saham dan obligasi.
Sebelum
membahas hal ini mari kita kembali ke ribuan tahun yang lalu.
Berdasarkan
catatan penelusuran history sejarah. Orang zaman dulu, nenek moyang kita
disebut kaya jika ia berhasil berburu hewan dalam jumlah banyak. Entah itu
berupa sapi, babi, ayam hutan, ikan, udang, dll sebagainya.
Mereka
menangkap mangsa buruan menggunakan sebuah peralatan berupa tombak, panah,
pedang, pisau, dll.
Lalu
perkembangan zaman mengubah lanskap tersebut.
Mereka
merasa lelah, cape dan letih jika terus menerus berburu.
Maka
muncullah ide untuk menciptakan perternakan hewan, perikanan dan menciptakan
sistem pertanian.
Mereka
kemudian mengubah hasil buruan hewan untuk diternakkan dan dikembangbiakkan
menjadi banyak.
Peralatan
yang mereka gunakan pun telah berbeda jauh dari sebelumnya. Mereka kali ini
menciptakan alat berupa cangkul, arit, keranjang, ani ani, kandang, ember,
selang, jaring, dll.
Pada
masa ini, orang yang berburu tak dapat lagi disebut kaya.
Tetapi
orang yang mampu berternak hewan dan bertani dalam jumlah banyaklah yang kali ini disebut
kaya.
Lalu
perkembangan zaman mengubah lanskap tersebut. (sekali lagi)
Mereka
merasa lelah, cape dan letih jika terus menerus berternak, berkebun dan
bertani.
Maka
muncullah ide untuk menciptakan sebuah perusahaan industri untuk mengelola
hasil perternakan, pertanian dan perikanan mereka.
Pada
masa ini, orang yang berternak tak dapat lagi disebut kaya.
Tetapi
orang yang mampu menciptakan bisnis perusahaan dengan skala besar. Maka mereka
disebut kaya.
Mereka
kemudian mencari orang orang untuk diperkerjakan sebagai buruh atau karyawan
demi memelihara, mengelola perusahaan perternakan di bisnis owner mereka.
Era
ini disebut zaman industri.
Perusahaan
industri berkembang dari semula berbasis komoditas pertanian, perternakan,
perkebunan dan perikanan. Berubah total ke berbagai cabang meliputi
pertambangan, pengolahan makanan, tekstil, mesin, militer, kesehatan, kimia,
farmasi, dll sebagainya.
Orang
kaya pada era ini di dominasi oleh kalangan pemilik owner bisnis perusahaan
yang dimana mereka menjadi founder atau CEO.
Lalu
perkembangan zaman mengubah lanskap tersebut. (sekali lagi)
Mereka
merasa lelah, cape dan letih jika terus menerus mengelola owner bisnis sendiri.
Waktu setiap hari habis untuk berpikir, bekerja, manajemen karyawan, rapat,
melakukan marketing, dan melakukan tugas rutin di perusahaan tersebut.
Untuk
mendapatkan uang. Mereka para pemilik perusahaan industri memiliki ide agar
tergabung ke dalam list emitem pada sebuah bursa saham. Sehingga mereka ngga
perlu lagi harus mengurus hal ribet di dalam industri perusahaan.
Kali
ini uang dihasilkan melalui investasi saham dengan cara mendapatkan capital
gain dan deviden.
Selamat datang di tahun 2021.
Investasi
saham, trading dan cryptocurrency adalah kasta tertinggi di bidang finansial
keuangan pada zaman saat ini yang mampu menjadikan seseorang pasif income.
Walaupun
orang tersebut tak bekerja selama bertahun tahun atau bahkan tanpa bekerja sama
sekali atau tanpa perlu mendirikan 1 perusahaan apapun. Cukup dengan
menginvestasikan uang saja dengan menekan tombol klik di smartphone dan jalan
jalan keliling ke seluruh dunia. Berpindah pindah dari satu hotel ke hotel yang
lain, berpindah dari satu restoran ke restoran yang lainnya. Tanpa khawatir
kehabisan uang karena hasil pendapatan deviden di bayar oleh perusahaan saham
tersebut tiap 1 atau 3 bulan.
Orang yang berinvestasi di dunia saham disebut investor.
Kadang kadang investor bertindak pula menjadi seorang trader.
Disisi lain trader belum tentu memilih menjadi seorang investor atau sebaliknya.
Nah,
agar berhasil di bidang investasi saham diwajibkan menginvestasikan dalam jumlah besar agar dapat disebut investor sukses dengan hasil deviden yang besar.
Minimal
seseorang telah memiliki nilai investasi di atas Rp 2 atau 3 miliar agar mampu
menghasilkan deviden yang lebih besar selama portofolio perusahaan yang dipilih
masih berkembang dengan pertumbuhan bisnis yang pesat.
Sedangkan
untuk sukses di bidang trading.
Seseorang
diwajibkan untuk memiliki ilmu pengetahuan yang tinggi dan skill SDM mumpuni.
Sedangkan Cryptocurrency adalah versi baru dari dunia saham yang lebih simpel.
Saham bukanlah sebuah judi seperti perbincangan banyak orang. Menurut OJK (otoritas jasa keuangan). Saham 100% halal karena membagikan setiap hasil keuntungannya kepada investor.
Oleh sebab itu, mengapa semua orang di seluruh dunia mulai saat ini diwajibkan untuk terjun ke dalam bidang ini. Terutama saham, cryptocurrency dan trading untuk membuka penghasilan income baru bagi masing masing keluarga, Namun berhati hatilah karena jika salah langkah dalam investasi dapat membuat kerugian besar.
Baca juga :
Terima
kasih. Semoga bermanfaat ya. GBU