Mengapa hipertensi lebih ganas dari Covid-19 dan gejala awal prehipertensi menuju komplikasi menuntut kepada maut kematian menyiksa kesakitan manusia secara perlahan lahan. (2021)
Hipertensi
merupakan penyakit tua (kuno). Sudah ada sejak ribuan tahun yang lalu di era nenek moyang kita.
Menurut
data dari kementerian kesehatan di Indonesia. Pada tahun 2018. Angka jumlah
penderita hipertensi di NKRI terus meningkat.
Setiap
hari. Dokter, klinik, puskesmas dan rumah sakit terus saja menerima pasien baru pengidap
hipertensi.
Prevalensi
hipertensi di Indonesia mencapai sebesar 25%.
Hipertensi
adalah pembunuh wahid manusia selama berabad abad. Ini tentunya lebih ganas
dari Covid-19.
Hipertensi
disebut ganas karena sulit sekali lolos untuk menghindarinya. Penyebab kematian
disebabkan oleh komplikasi seperti stroke, jantung dan gagal ginjal.
Seseorang
dapat saja lolos dari virus Covid-19. Dengan menciptakan tembok pagar rumah
beton mewah setinggi 6 meter, jendela dan pintu rumah selalu ditutup untuk
menghindari orang lain masuk, memelihara anjing bulldog agar orang lain tak
dapat masuk, mengisolasi diri di rumah aja, dan bahan makanan keperluaan
lainnya dikirim oleh pembantu melewati kotak steril terpisah.
Tapi
strategi itu tak berarti bagi penyakit hipertensi.
Hipertensi
memang ganas. Karena sekali dokter telah menyatakan seseorang terdiagnosa, maka
orang tersebut takkan ada harapan untuk sembuh.
Tak
ada obat penyembuh untuk hipertensi untuk selama lamanya.
Tak ada teknologi yang dapat menyembuhkan
hipertensi.
Kemajuan
teknologi canggih modern di masa depan takkan sanggup dapat menyembuhkan
hipertensi.
Kecuali
mengontrol atau mengurangi gejala kesakitannya saja.
Hipertensi
tak dapat disembuhkan. Mirip seperti Diabetes yang juga tak dapat disembuhkan.
Diabetes
dan Hipertensi adalah penyakit bersaudara.
Seseorang dapat kena penyakit
hipertensi dan diabetes secara bersamaan.
Diabetes
disebut ibu dari segala penyakit.
Hipertensi
disebut gerbang dari segala penyakit.
Gejala awal prehipertensi
Di
masyarakat umum. Penyakit hipertensi dianggap sepele. Kadang menjadi lelucon,
candaan dan bahan tertawa.
Seolah
olah beberapa orang di zaman now. Senang banget jika mereka memiliki penyakit
hipertensi. Terkesan seperti penyakit mewah yang berkelas untuk kalangan orang
kaya. Walaupun sebenarnya orang miskin juga banyak kena hipertensi.
Obrolan
penyakit hipertensi atau tekanan darah tinggi sudah sering lazim diperbincangkan.
Seperti aduh saya tak berani makan daging, nanti tensiku naik.
Padahal
bukan daging penyebab utamanya…? Tapi
hati, perilaku dan pikiran yang buruk adalah penyebab utama hipertensi.
Lihat
saja diluaran sana, ada banyak orang vegetarian terserang hipertensi.
Jika
diabetes dapat dihindari dengan cara olahraga
rutin, istirahat teratur dan pola
makan yang sehat. Maka hipertensi berbeda, karena serangan utama berasal
dari sifat hati yang buruk, perilaku yang buruk dan otak pikiran yang buruk.
Lihat
saja diluaran sana, ada banyak binaragawan yang dimana mereka hampir setiap hari berolahraga tapi tetap saja terserang hipertensi.
Hipertensi
membuktikan bahwa olahraga rutin sekalipun dan pola makan sebaik apapun. Tak
memiliki pengaruh berarti pada hipertensi.
Banyak orang tak menyadari jika mereka telah terkena hipertensi. Karena pada awalnya hipertensi memang tanpa gejala. Tak seperti kanker. Alat pengukuran hipertensi begitu mudah cukup dengan alat bantu bernama tensimeter. Harganya kurang lebih Rp 100.000. Dapat dibeli di Tokopedia, Bukalapak dan Shopee.
Seseorang
dapat dikatakan terkena hipertensi jika mencapai diambang batas diatas 140 mmHg.
Seseorang
dapat dikatakan terkena prehipertensi jika mencapai diambang batas tekanan
darah sistolik diatas 120 mmHg - 139 mmHg
Keadaan normal berada di angka di atas 90 mmHg - 120 mmHg.
Jika
seseorang sudah terdiagnosa hipertensi. Maka penyakit lain segera datang
menghampiri melalui gerbang hipertensi seperti kanker, covid-19, stroke, jantung, gagal ginjal, kebutaan, penuaan dini,
alzheimer, demensia, kebotakan, uban berlebihan, dll.
Masalahnya,
hipertensi adalah penyakit menular. Dalam artian lain hipertensi menular bukan
kepada orang lain, tapi kepada keturunannya sendiri hingga ke anak anak, cucu
hingga ke cicit.
Apabila
ibu sehat dan ayah terkena hipertensi.
Ada
kemungkinan 50% : 50% anak yang dilahirkan juga dalam keadaan sehat. Walaupun
itu tak berarti karena anak memiliki peluang terkena hipertensi dari ayah.
Namun
apabila ibu hipertensi, ayah hipertensi dan kakek nenek pernah memiliki riwayat
hipertensi. Maka 100% anak, cucu, cici hingga semua keturunannya terkena
hipertensi secara menyeluruh turun temurun dari generasi ke generasi.
Prehipertensi
berbeda dengan hipertensi.
Prehipertensi
merupakan kondisi yang tak boleh dianggap remeh. Karena punya peluang menuju ke
hipertensi.
Ada
banyak beragam tipe gejala prehipertensi.
Gejala
awal prehipertensi meliputi :
1].
Jantung sering gugup berdebar debar tak beraturan.
2].
Pusing kepala nyut nyut seperti di tusuk jarum.
3].
Sensasi pusing seperti berada di kapal yang sedang bergoyang.
4].
Sering kejang leher. (sakit leher).
5].
Mudah mengalami kelelahan.
6].
Tak sanggup lari jarak jauh.
7].
Mudah merasa cemas.
8].
Mudah merasa kwatir.
9].
Kaki dan tangan sering merinding panas dingin.
10].
Rambut mulai rontok.
11].
Timbul keriput di kulit di usia yang masih muda (penuaan dini).
12].
Kaki mudah tersenggol ke pasir atau tanah.
13].
Kadang kadang berjalan terhuyung huyung.
14].
Sering terjatuh ke tanah atau lantai tanpa sebab. (Ini disebabkan gejala awal hipertensi menyerang otak yang berhubungan dengan koordinasi gerak).
15].
Telapak tangan dan kaki mengeluarkan air berlebihan.
16].
Keringat panas dingin secara tiba tiba.
17].
Luka diujung jari sulit sembuh.
18].
Pandangan mata rabun secara tiba tiba dalam waktu singkat seperti merasakan
kegelapan dalam beberapa detik.
19].
Sering merasa panik tanpa sebab yang menyebabkan detak jantung tak normal.
20].
Sering merasa stress dan depresi.
21].
Mudah lelah dan capek.
22].
Sakit perut seperti maag. Padahal bukan maag melainkan (gerd anxiety)
23].
Mudah pikun.
24].
Muncul uban secara tak wajar.
25].
Telinga berdenging.
26].
Rasa tak enak pada tubuh. Seperti merasakan nyeri di badan.
27].
Sering sendawa.
28].
Merasa pengap.
29].
Sering merasa gejala kesemutan di tangan atau tubuh.
30]. Raut wajah terlihat kusam. (wajah nampak hancur, buram, layu)
31]. Kesulitan tidur malam karena otak terasa nyut nyut.
32]. Kesulitan bangkit dan merasakan kepala berputar putar. Harus berhenti sejenak untuk memulihkan sakit kepala.
33]. Badan terasa berat.
34]. Badan mudah cape walaupun tanpa beraktivitas atau tanpa bekerja sama sekali.
35]. Panas di kepala
36]. Perut terasa bergejolak
37]. Tangan dan kaki terasa efek dingin dan menghasilkan efek kerut (mengkerut)
39]. Seluruh badan terasa panas.
40]. Tenggorokan leher terasa tegang
41]. Mata terasa ingin melotot (sensasi panas di mata)
42]. Kepala terasa meledak
43]. Sering cegukan
44]. Sering lupa tadi ngomong apa ya, sampai mana pembicaraan kita tadi, oh ya apa tadi yang baru saya katakan apa ya
45]. Sering tidur tiduran karena badan terasa cape padahal tak ada aktivitas apapun yang dilakukannya
46]. Tidur dengan nafas pendek dan irama cepat
47]. Tidur malam dengan mendengkur (suara ngorok yang keras)
Dan
masih banyak lagi…
Sedangkan
gejala hipertensi sudah mulai masuk ke tahap penyakit kelas berat.
Seperti
jantung, kebutaan, gagal ginjal, stroke, dll. Sehingga dapat menyebabkan kematian.
Komplikasi menuntut kepada maut kematian menyiksa kesakitan
manusia secara perlahan lahan. (2021)
Tak
ada obat, cara, strategi, teknologi untuk menyembuhkan hipertensi. Kecuali
mengontrolnya saja.
Orang
orang yang terkena hipertensi masih dapat berumur panjang. Apabila secara rutin
mengkomsumsi obat yang diresepkan oleh dokter dengan rutin.
Namun
obat tak dapat menyelesaikan masalah.
Mengkomsumsi
obat hipertensi dalam jangka panjang tak baik bagi tubuh. Karena kandungan
kimia dapat merusak ginjal, hati dan tubuh seseorang.
Sedangkan
jika memutuskan untuk berhenti mengkomsumsi obat hipertensi juga bukan pilihan
bijak. Karena penyakit hipertensi justru mempercepat memperparah kesakitan
tubuh orang tersebut sehingga berujung ke kematian yang lebih cepat. Bahkan keadaan pasien menjadi jauh lebih buruk jika tanpa obat.
Jadi,
tak atau iya mengkomsumsi obat. Semua pilihan jadi serba salah.
Itulah
alasan mengapa pengindap hipertensi seperti mayat hidup yang menuju ke alam
maut kematian.
Disiksa secara perlahan lahan seumur hidup harus tergantung dengan obat atau merasakan kesakitan di tubuhnya hampir setiap saat.
Lalu
bagaimanakah solusi mujarab untuk sembuh dari hipertensi.
Sekali
lagi, hipertensi tak dapat disembuhkan. Namun dapat dikontrol dengan cara
seseorang mengikuti anjuran ketat yang diberikan oleh resep dan jasa konsultasi
dokter untuk mengubah perilaku diri.
Baca juga :
Kadang
kala, ada pasien merasakan bahwa kok penyakit hipertensi saya susah sembuh
sudah berobat ke dokter kok ngga sembuh sembuh. Lalu akhirnya pergi ke
pengobatan tradisional atau dukun.
Penyakit hipertensi dikira misteri ilmu gaib
guna guna atau kena santet.
Akhirnya
berobat ke dukun mandi kembang 7 rupa.
Lalu
diperintah bertapa meditasi di goa entah berantah untuk mencapai kesadaran
spritual.
Akhirnya
kerasukan roh setan. Karena mengikuti ajaran KUNDALINI, REIKI dan PENGAKTIFAN
CAKRA.
Tak
hanya di Indonesia, namun berlaku hingga ke seluruh penjuru dunia yang seolah
olah kembali ke zaman era sihir sebagai penyembuhan dan ketenangan pikiran yang semu (palsu)..
Baca juga :
Menurut
data. Jumlah penderita hipertensi di dunia terus meningkat setiap tahun.
Pada
tahun 2025 akan ada 1,5 miliar orang terkena hipertensi.
Terima
kasih. Semoga bermanfaat ya. GBU