Masa depan uang dan bank adalah milik komputer quantum yang live terdesentralisasi peer to peer di jaringan blockchain berbasis cryptocurrency (2021)
Pada zaman purba. Uang belum ada. Dulu, di zaman nenek moyang. kita melakukan
transaksi dengan cara barter (in natural). Intinya, perdagangan jual beli
dilakukan antar pertukaran barang. Kalau si dia punya beras, bisa ditukar
dengan seekor kambing. Yang Penting sih sepakat. Maka transaksi lancar jaya.
Kedengarannya
gampang ya. Namun metode ini jauh dari praktis. Karena tolak ukurnya sulit.
Kalau si dia punya kapak tapi dia pengen beli beras. Sedangkan orang lain punya
kain tapi pengen beli jagung. Nah, sulitkan. Solusinya ngga ketemu..?
Akhirnya
nenek moyang menemukan metode baru untuk menutupi kelemahan sistem barter.
Yaitu menggunakan kulit kerang sebagai uang.
Pokoknya
sih, kulit kerang yang dianggap indah. Itulah, “uang.”
Nah,
seiring zaman. Kulit kerang kemudian berganti haluan lagi dengan logam langka
yaitu emas dan perak.
Makanya
ngga heran, mengapa di sejarah dunia arkeolog. Banyak sekali ditemukan harta
karun berupa emas. Anda bisa mengetahuinya jika berkunjung ke museum.
Ya,
emas adalah mata uang yg paling OK di Zaman dulu. Dan bertahan sangat lama.
Nama
kerennya adalah Bretton woods system atau bahasa ekonominya diabad pertengahan
20 adalah money and currency is pegged to gold.
Konsepnya
sih sederhana. Kerang dapat ditemukan pada banyak tempat dan mampu di budidaya
oleh peternak dalam jumlah banyak. Kemudian dioles menjadi indah.
Sedangkan
perak dan emas. Itu tak dapat dibudidaya, tak dapat dicetak seenaknya dan tak
dapat dimanipulasi dalam jumlah besar. Karena pasokan emas dan perak terbatas.
Transaksi
uang menggunakan emas dan perak memiliki kelemahan yang begitu kompleks. Yaitu
berat kalau dibawa. Alhasil. Pada Tahun 1971. Bank Sentral AS (Sekarang THE
FED) membuat sebuah gebrakan baru yaitu mencetak uang dalam bentuk kertas yang
sekarang kita kenal sebagai : Rupiah, Dollar, Yen, Ringgit, Dinar,
Pounsterling, Yuan, dll sebagainya.
Alhasil, pertukaran emas dan perak tak digunakan lagi sebagai uang. Bahkan THE FED
justru mencetak dollar melebihi emas.
Pada
tahun 2009. Seseorang misterius bernama Satoshi Nakamoto. Mmenciptakan sebuah
gebrakan teknologi baru bernama blockchain dan uang digital bitcoin berbasis
cryptocurrency. Ini menjadi revolusioner bagi banyak orang karena menggunakan
kode algoritma matematika yang rumit.
Konsep
bitcoin yaitu meniru cara kerja emas tapi tanpa underlying dengan pasokan
terbatas hanya di dalam angka sebuah matematika sebanyak 21.000.000 juta unit.
Sontak,
berbagai macam coin dan token bermunculan. Pada tahun 2021. Terdapat sekitar
9.463 mata uang digital dan token.
Secara
praktis, cryptocurrency dan mata uang tradisional yang disediakan oleh
pemerintah menjadi saling bersaing satu dengan lainnya melawan hedegomi mata
uang cryptocurrency. Jadi pada saat ini ada 2 kubu mata uang saling bertarung.
Lalu bagaimana masa depan uang dan bank.
Uang
mengalir berputar putar seperti air.
Uang
dapat berbentuk apa saja.
Pernah
suatu ketika : Elon Musk, founder dari Tesla dan SpaceX ditanya oleh wartawan.
Mengapa
Elon menjadikan coin digital dogecoin sebagai investasi.
Elon
musk menjawab. Hanya lelucon gurauan saja.
Ini
artinya. Bahkan mata uang koin yang tak ada manfaatnya seperti dogecoin mampu
menjadi populer kala itu karena sering di twit oleh Elon musk.
Orang
orang lain kemudian menjadi Fomo. Ibarat bunga tulip, batu akik dan lukisan
karya abstrak yang nampak seperti dicoret coret saja oleh pelukisnya dapat terdongkrak
harganya menjadi karya seni bernilai mahal yang menjadi koleksi miliarder dan
triliuner.
Jadi
segala sesuatu dapat menjadi uang. Ketika alam sadar manusia menjadi latah atau
terpesona karenanya. Entah akibat lelucon, teknologinya, keunggulannya,
manfaatnya atau fear of missing out.
Blockchain
menghadirkan era baru NFT (non fungible token).
NFT
adalah satuan data tersimpan pada sistem digital blockchain untuk mengesahkan
berbagai macam aset menjadi hak bukti pemilik sebagai kepemilikan.
NFT
dan teknologi blockchain lainnya telah membuat peradapan manusia menjadi lebih
maju dan dapat dinilai. Sehingga segala sesuatu kini dapat menjadi uang.
Uang
mirip seperti sebuah roda dan pusaran air yang mengalir berputar putar.
Bagi
siapa saja yang berhasil menangkapnya dengan tool atau skill. Maka ia segera
mendapatkan uang tersebut sesuai dengan hasil jerih payah dan kecerdasan yang
mereka miliki.
Pembahasan
uang kini telah menjadi kabur. Karena uang sudah bukan lagi berupa rupiah,
dolar, yen, yuan, dinar, dll. Namun cakupan tentang arti sebuah uang begitu
luas untuk kita bahas.
Segala
sesuatu sebenarnya dapat menjadi uang. Seperti tas, sepatu, tanah, sepeda
motor, pasir, karya seni, listrik, air, mesin, emas, pakaian, buah, hewan
ternak, kerang, perak, laptop, smartphone, dll jika berhasil diperdagangkan
oleh seseorang dengan sistem kesepakatan jual beli (trading) dan tentu saja
setiap barang, kemampuan, industri bahkan hingga nyawa manusia memiliki nilai
atau value berupa uang.
Teknologi
blockchain telah mampu mengubah segalanya menjadi uang.
Jadi
definisi uang merupakan segala sesuatu yang memiliki value berdasarkan
kesepakatan bersama.
Bahkan
anda dapat menjual harga diri dan memiliki nilai pada market pasar.
Properti,
rumah, kos kosan dan apartemen anda dapat dijadikan sebagai uang yang dijual
beli oleh orang banyak dalam waktu realtime sebagai investasi.
Melalui
teknologi blockchain. Rumah tempat tinggal seseorang dapat di fractional dalam
bentuk uang digital. Sehingga tak hanya dimiliki oleh 1 orang tapi hingga lebih
dari 10 orang, 100 orang atau 1.000 orang.
Pecahannya
bahkan dapat di jual beli secara online.
Melalui
teknologi blockchain. Daun dan kerang dapat menjadi uang. Jika sudah ada
kesepakatan trading bersama atau memang sedang FOMO mengikuti trend yang
meningkatkan harga sebuah benda menjadi naik secara drastis.
Melalui
teknologi blockchain. Emas, berlian dan perak dapat menjadi uang tanpa harus seseorang
berat membawa atau memperdagangkan kepada orang lain. Nilai kepemilikan emas,
berlian dan perak dapat dijual belikan secara realtime di internet ke seluruh
penjuru dunia tanpa harus memegang fisiknya yang berat.
Komputer quantum dan artificial intelligence.
Artificial
intelligence adalah turunan dari komputer quantum.
Komputer
quantum ribuan kali lebih cepat dari super komputer.
Kehadiran
blockchain membuka banyak pintu untuk program baru DEFI (desentralisasi
financial), token dan berbagai macam bentuk coin lainnya. Sebagian besar diproses melalui aktivitas
miner menggunakan komputer ASIC, Super komputer dan suatu saat nanti komputer
quantum menjadi batas tertinggi yang mampu menghadirkan kecepatan secara
otomatis dan lebih cepat.
Ketika
pemilik retail menginginkan toko menggunakan pembayaran Ethereum.
Sedangkan
pembeli menginginkan pembayaran menggunakan Bitcoin cash.
Artificial
intelligence (AI) di jaringan dompet wallet secara otomatis mengkonversi nilai
ke bentuk yang ingin masing masing pihak kehendaki.
Dompet wallet cryptocurrency
Pada
tahun 2021 : Terdapat sekitar 30.000 ribu bank.
Semua
bentuk bank tradisional segera menuju kepunahan.
Dompet
wallet cryptocurrency tanpa tatap muka dan tanpa kantor cabang segera mengambil
alih semua peranan bank tradisional. Termasuk menggantikan peranan sistem forex,
obligasi, deposito tradisional ke digital dan P2P lending ke digital.
Ini
artinya ada ribuan Bank bakalan bangkrut di masa depan. Sama seperti cerita
Friendster digantikan Facebook, Blackberry digantikan oleh Android dan iPhone,
Majalah dan koran digantikan oleh situs berita online. Dll sebagainya.
Sekarang
giliran Bank digantikan oleh dompet wallet cryptocurrency.
Suatu
saat nanti. Dompet wallet cryptocurrency menjadi Bank Super App. Dengan
menghadirkan banyak layanan fitur dalam 1 dompet wallet seperti penyediaan
pembayaran realtime menggunakan mata uang cryptocurrency, menjadi bursa
exchanges, melayani pinjaman utang kredit secara online, deposito digital
secara online, menyediakan layanan indikator trading advanced chart untuk para
trader seperti daytrade, copytrade, swings, optionbinary, scalping dan fitur
analisis bagi investor.
Orang
orang bakalan sulit membedakan antara dompet wallet dan bursa exchange. Karena
fitur dibahas pada bagian atas tadi bakal menyatu samar samar dalam 1 aplikasi.
Tak
hanya Bank. Perusahaan custodian bakalan banyak berguguran pula. Karena
dompet wallet berbasis cryptocurrency tak membutuhkan custodian.
Jumlah
bank dari 30.000 unit bakal menciut menjadi 20.000 unit, lalu ke 10.000 unit,
kemudian ke titik terendah 1.000 unit dan suatu saat nanti hanya tersisa 10.
Beberapa dekade kemudian tinggal tersisa 5 atau 3.
Sedangkan pihak perusahaan perusahaan fintech, wallet dan bank lainnya bakalan bangkrut atau diakuisisi yang pada akhirnya juga menuju kebangkrutan.
Sikap pemerintah menyikapi fenomena bencana cryptocurrency
Cryptocurrency
menjadi teknologi canggih dalam hal keuangan. Regulasi pemerintah bakal sulit
mengatur karena bersifat anonim. Kecuali menerapkan pajak yang tinggi pada
bursa lokal.
Menghadapi
persaingan mata uang lokal berbasis bank sentral melawan cryptoccurency. Tentu pemerintah
diseluruh dunia tak bakalan diam. Langkah pertama yaitu mengubah uang menjadi
digital. Namun bukan berbasis blockchain.
Jika
pemerintah melakukan penerapan sama persis seperti teknologi blockchain
terdesentralisasi maka ibarat seperti bunuh diri.
Beberapa
pemerintah yang lain mungkin saja secara terpaksa mendukung dan mengadopsi berbagai jenis
altcoin sebagai cadangan devisa (foreign exchange reserves). Alih alih melawan
cryptoccurency.
Namun
pemerintah kuat yang lain mencoba melawan cryptocurrency dengan menghadirkan
uang digital buatan sendiri yang memiliki masa kadarluarsa selama 1 bulan mirip
seperti cara kerja pulsa demi menghindari penyalahgunaan uang, pencucian uang dan mempermudah
pengaturan penyaluran arus kas keuangan.
Pada intinya. Perusahaan dompet wallet cryptocurrency yang menggunakan teknologi 'komputer quantum' bakal menjadi pemenang utama diranah finansial yang berlaku untuk seluruh dunia.
Baca juga :
Terima
kasih. Semoga bermanfaat ya. GBU