Masih ingat tentang
penulisan artikel saya tentang investasi saham.
Setelah dipikir pikir
secara matang.
Pada hari kemerdekaan
tanggal 17 Agustus 2021.
Saya (Afrid Fransisco)
telah memutuskan untuk menutup portofolio saham dan menolak
terlibat ke dalam pasar modal.
Ada 4 alasan mengapa
saya berhenti investasi saham.
Berikut pembahasannya.
1]. Saya tipe orang introvert konservatif
Pasar modal berisiko
tinggi.
Uang yang di
investasikan dapat habis tergerus karena kesalahan memilih perusahaan emitem.
Sebelum memutuskan
berhenti di saham. Saya sempat jalan jalan ke banyak channel Youtube untuk
mengetahui berbagai seluk beluk tentang investasi ini.
Hasilnya yaitu saham
memang terlihat mudah bagi orang pemberani yang memang punya atau telah
memiliki skill ilmu pengetahuan dan mampu mengelola mentalnya menjadi kuat
dalam menghadapi resiko.
Memang benar, saham tak
selalu menghasilkan profit. Kadang kala resiko kegagalan capital loss selalu
ada. Tetapi investor atau trader yang telah berpengalaman sudah memiliki teknik
ilmu pengetahuan untuk meminimalkannya dan mereka sudah piawai menenangkan
jantungnya jika menghadapi masalah kerugian.
Saya secara pribadi
memang kesulitan jika menghadapi resiko kegagalan di dunia saham. Seolah olah
seperti sport jantung, ketakutan dan keringat panas dingin. Masalahnya saya tak
tahan jika jantung saya terus dipacu naik turun.
Saham ini kok turun
terus ya. Merah lagi, merah lagi, merah lagi. Kapan naiknya sesembari jantung berdebar.
Turun 1% saja. Bagi banyak orang sih biasa aja ya. Tapi kalau saya udah terlihat begitu panik.
Tangan menjadi gemetaran dan jantung berdetak kencang.
Saya tipe orang
konservatif.
Sampai kapanpun
nampaknya saya memang tak cocok di dunia saham. Itulah yang menjadi alasan
utama saya memutuskan menolak berinvestasi di pasar modal.
2]. Saya kesulitan melakukan teknik analisa informasi, manajemen
keuangan, mempelajari ilmu pasar mikro makro dan mengelola data berita yang
rumit penuh kompleksitas.
Basic saya bukan dari
kalangan finansial yang dapat mengelola keuangan.
Saat kuliah, pendidikan
akuntansi saya dapat nilai D sehingga dinyatakan ngga lulus oleh dosen.
Walaupun ekonomi saya dapat
nilai B. Lumayan dikit ya. He he…,
Memahami dunia saham itu
kompleks banget. Tak cukup 1 ilmu pengetahuan ekonomi saja. Tapi berbagai ilmu
di bidang lainnya juga harus dipahami oleh seorang investor.
Membaca buku tebal
dengan jumlah halaman beratus ratus lembar, menonton video pelatihan saham yang
jumlahnya bisa berjam jam. Tak hanya itu aja, kita juga dituntut memahami pangsa pasar, baik secara makro maupun mikro. Termasuk membaca ribuan
informasi berita yang menyertainya dengan mengkaitkannya pada hubungan politik
dan mempelajari profil dari sifat founder atau CEO dari berbagai macam
perusahaan dalam pengambilan keputusan strategi.
Itu kompleks dan rumit.
Disisi lain, seperti
diutarakan di atas. Seorang investor juga dituntut untuk piawai membaca laporan
keuangan dan haruslah berpengalaman di saham dengan meraih jam terbang yang
tinggi.
Jadi, untuk sukses di
industri saham memang tak mudah. Harus banyak belajar, belajar dan terus
belajar mengikuti perkembangan zaman agar mereka dapat memilih emitem yang
tepat di waktu yang tepat.
Oleh sebab
kompleksitasnya. Maka saya memilih untuk stop investasi saham dan menghapusnya
dari portofolio investasi saya yang lainnya seperti menolak berinvestasi di P2P
lending, reksadana, emas, investasi silver, property real estate, tanah dan
obligasi.
Menurut saya, saham
seperti perjudian jika tak ada ilmu dalam mengelolanya, sama ibaratnya seperti
main judi, loss dan profit tak tahu kapan terjadinya hanya berharap harap
profit yang tak pasti ujungnya ada dimana.
3]. Tak ada modal yang mencukupi
Memang benar investasi
saham dapat dimulai dengan angka kecil Rp 100.000.
Tetapi tetap saja
membutuhkan akumulasi dana besar untuk menghasilkan profit agar bisa hidup dari
investasi ini.
Saya tak punya modal
besar untuk berinvestasi saham.
Jadi, saya mengalami
kesulitan di pasar modal ini karena kekurangan modal.
Baca juga :
4]. Saya menyerah
Saya memutuskan menyerah
melambaikan bendera putih di investasi saham.
Udah itu aja.
Terima kasih. Semoga
bermanfaat ya. GBU