Sistem demokrasi kapitalisme ala Amerika Serikat gagal total menuju keruntuhan. [ Penumpukan utang sebagai bom waktu, menciptakan kesenjangan sosial, merosotnya kekuatan militer adidaya dan ketidakadilan kemiskinan ] (2021)
Sistem demokrasi di dunia ini.
Dipraksai dan dipimpin oleh Amerika Serikat.
Kebanyakan negara negara lain dan bahkan hampir nyaris keseluruhan negara yang ada di bumi ini. Menganut sistem kapitalis demokrasi ala negerinya Paman Sam. Termasuk Indonesia. Kecuali negara China yang menganut paham sosialis komunis.
Oleh sebab itu, mengapa AS bermusuhan terhadap China. Karena pada fakta kenyataannya demokrasi dan komunis itu tak dapat dipersatukan, bertentangan dan selalu mengancam untuk saling berperang.
Nah, pokok pembahasan kita kali ini. Yaitu tentang sistem demokrasi kapitalisme.
Ya, demokrasi kapitalisme ala Amerika Serikat telah gagal total menuju ‘keruntuhan’.
Dalam tanda kutib sekali lagi dan huruf besar. ‘KERUNTUHAN’.
Jadi, bukan berarti sistem sosialisme komunisme milik China menjadi terapan terbaik untuk menggantikan kapitalisme demokrasi.
Konsep negara partai komunis China (PKT) bahkan buruk, brutal dan kejam.
Partai komunis China itu mencekik demokrasi. Termasuk menerkam Pancasila dan meniadakan nilai nilai Bhinneka Tunggal Ika.
Maka ada pepatah di masyarakat internasional :
Bahwa lebih baik Amerika Serikat menjadi super power. Ketimbang China.
Sistem demokrasi kapitalisme ala Amerika Serikat
gagal total menuju keruntuhan
Mengapa hal ini terjadi.
Maka tanyakan ke diri kita masing masing kepada kepribadian seseorang.
Orang orang kapitalisme diketahui selalu mengejar profit, meminimalkan resiko dan mencari peluang keuntungan sebesar besarnya tanpa peduli hal sosial lainnya.
Disisi lain, kapitalisme menciptakan persaingan sengit. Kapitalis saling memangsa kapitalis, kapitalis besar memangsa kapitalis kecil.
Itulah yang menyebabkan suatu peristiwa yang kita sebut sebagai keruntuhan.
Ditambah dengan adanya jajaran dari kalangan pejabat pemerintah yang bersifat kleptokrasi. Maka mempercepat sebuah keruntuhan menuju kepada peningkatan pelebaran gini rasio sehingga menghasilkan kemiskinan parah dan penumpukan utang yang nampaknya sulit untuk diatasi.
Suatu Ketika.
Seorang wartawan pernah bertanya kepada trilluner bernama Jeff Bezos pemilik saham Amazon.com tentang orang orang miskin di lingkungan tempat tinggalnya.
Sontak saja, Jeff Bezos, seorang kapitalis ini menjawab kepada wartawan :
Itu bukan urusan saya. Itu urusan pemerintah. Sahutnya.
Hem…, Jika ditelisik.
Memang ada benarnya juga ya.
Kemiskinan orang orang yang ada disekitar memang bukan urusan Jeff Bezos.
Jadi Jeff tak dapat dipersalahkan untuk hal ini.
Tetapi seorang kapitalisme tetap ikut andil dalam hal ini yaitu kewajibannya untuk membayar pajak berdasarkan hak nya.
Masalahnya, banyak para kapitalisme di dunia ini hanya mencari keuntungan sebesar besarnya dan berusaha menghindari atau mengemplang pajak dengan melarikan diri ke TAX HEAVEN.
Amazon.com merupakan salah satu
contoh nyata. Sebagai perusahaan global internasional raksasa yang terus
menerus berusaha menghindari pajak dan mencoba berbagai strategi demi meminimalkan
biaya pajak.
Bahkan dalam jajaran timnya terdiri dari para staff karyawan yang khusus ditugaskan untuk meneliti perpajakan agar investor saham senang jika amazon bayar pajak dikit.
Investor kapitalis, perusahaannya juga kapitalis.
Bayangkan jika seluruh dunia ini. Diisi oleh jajaran perusahaan internasional, UKM kapitalis dan orang orang kapitalsme yang memiliki pola pikir seperti itu. Satu kata yang tepat. ‘HANCUR’.
Bukan berarti semua kapitasme seperti itu ya.
Kapitalisme tak salah. Jika mereka memenuhi segala kewajiban dengan membayar pajak secara adil dan benar. Kapitalisme ini patut didukung oleh masyarakat dunia. Terlebih lebih jika mereka berbuat amal dengan kegiatan dermawan mereka.
Contoh yang patut ditiru salah satunya adalah sosok trilluner Warren buffet.
Perusahaan atau orang orang kapitalisme yang adil adalah mereka yang membayar pajak dengan adil, sekalipun harus merogok biaya kocek mahal untuk kepentingan pajak, tak pernah berusaha mengelak atau tak pernah memikirkan untuk melarikan diri ke tax heaven.
Segala jerih payah usaha mereka mendapatkan uang adalah hasil kerja keras mereka yang harus pula memenuhi kewajibannya sebagai warga negara untuk membayar pajak dengan prinsip keadilan.
Andaikan semua kapitalsme seperti ini.
Maka alam semesta menjadi adil
dan berkelanjutan.
Tetapi tak banyak orang orang kapitalis seperti itu.
Kleptokrasi.
Selama 500 tahun telah berlalu sejak publikasi buku utopia mengenai sistem politik suatu negara yang ideal hasil tulisan dari karya Sir Thomas More pada tahun 1516 dan sejak negara Amerika Serikat berdiri pada tanggal 4 Juli 1776.
Tak ada perubahan selama itu.
Bahkan di era modern. Milton
Friedman di tahun 1969 menyarankan agar bank sentral (THE FED) untuk melakukan transfer
langsung ke sektor yang membutuhkan tanpa keterlibatan otoritas pemerintah
sebagai perantara kedua untuk menempatkan lebih banyak distribusi uang ke
tangan rakyat miskin demi mencegah krisis keuangan.
Berdasarkan keputusan presiden. Negara dapat mencetak jumlah uang di Bank Sentral.
Pertanyaannya.
Kemana uang itu mengalir jika uang dapat dicetak….?
Jika uang dapat dicetak, cetak, cetak dan cetak.
Kenapa tak memberikannya secara langsung kepada orang orang miskin di negaranya menggunakan bantuan perlindungan sosial.
Jadi, kenapa harus berputar putar ke proyek infrastruktur lain yang menjadi tempat berkembangbiaknya usaha kleptokrasi.
Kemana larinya uang itu.
Seperti pembahasan diatas.
Anda tentu dapat menjawab. Larinya uang itu ke kalangan pejabat kleptokrasi terlebih dahulu.
Bukan kepada rakyat yang
membutuhkan melalui skema Trickle Down Economics.
Jikapun ada itu kurang dari 1% - 5%. Bahkan terkena banyak potongan pula oleh para pejabat. Maka tak pelak inilah yang menyebabkan gini rasio kesenjangan sosial meningkat tajam dan salah satunya terjadinya peningkatan kemiskinan parah.
Kleptokrasi berasal dari bahasa Yunani, yakni ”kleptes” (artinya maling atau pencuri) dan kratos (artinya administrasi publik). Jadi, kleptokrasi adalah para pencuri uang pajak rakyat dengan menyamar menjadi pelayan publik kepemerintahan.
Apa sebenarnya yang menjadi
halangan terbesar selama 500 tahun berlalu.
Yaitu adanya hambatan dari kebijakan politik itu sendiri yang berasal dari pemerintahan itu sendiri yang juga menganut paham kapitalisme.
Idealnya, 50% uang yang ada dalam
anggaran APBN penerimaan negara negara demokrasi kapitalis. Sesungguhnya dapat
dijadikan, diputar secara adil atau dikembalikan kembali sebagai jaminan perlindungan sosial kepada
masyarakat publik dalam bentuk transfer keuangan secara merata.
Tetapi
kenyataannya tak sampai 1%-5%.
Hambatan ini dihalangi oleh para pejabat agar mereka mendapat lebih banyak keuntungan persentase kenaikan tunjangan gaji, meningkatkan lebih banyak proyek pembangunan infrastruktur yang ujung ujungnya dengan maksud agar uang lari ke kantong pejabat itu dalam jumlah besar, memperbanyak atau terus mengemukkan partai politik untuk merebut urusan rebutan kursi kekuasaan, mendapatkan berbagai aktivitas kegiatan politik yang terus mengisi pundi pundi isi rekening di Bank milik mereka menggunakan gaji besar yang dibayar dari uang jerih payah rakyat.
Selebihnya, rakyat jelata hanya dapat secuil kue 1-5% saja. Sisanya diambil oleh kalangan pejabat kapitalis kleptokrasi secara terstruktur dan massif dengan dipersembunyikan melalui kegiatan pembangunan infrastruktur atau aktivitas lainnya.
Uang pajak rakyat selama setahun.
Haruslah dikembalikan kembali oleh rakyat, untuk rakyat dari rakyat agar
tercipta keberlanjutan demi mengurangi ketimpangan.
Uang pajak bukan malah masuk banyak ke kantong para pejabat kleptokrasi yang gemuk, investor kapitalis, UKM yang berisi orang orang berotak bermentalkan kapitalis penghindar pajak dan perusahaan kapitalis pengemplang pajak. Jika keadaan ini terus dibiarkan berlarut larut, maka dampaknya seperti diutarakan di atas menghasilkan efek keruntuhan domino ke penjuru dunia.
Baca juga :
Akhir kata :
Sistem demokrasi kapitalisme yang tak adil dan dijalankan oleh para pelaku elit kleptokrasi telah menjadi gagal total di abad modern ini. Walhasil, menciptakan kesenjangan, ketidakadilan, penumpukan utang dan kemiskinan parah. Perubahan iklim global warming menyebabkan double impact kemiskinan semakin menjadi jadi, kelaparan, malnutrisi, bom debt trap, kesulitan penetesan aliran arus keuangan untuk keluar dari kantong pejabat ke tangan rakyat miskin karena uang terus tertahan di pejabat atau perusahaan kapitalis internasional yang enggan membayar pajak, dan kericuhan politik makin membesar pada masa mendatang.
Pertama tama itu berdampak mematikan pada orang orang kurang beruntung yang berada di level piramida bawah, mereka bakal kesulitan finansial tingkat parah (extrem). Kemudian lanjut ke tahapan menengah dengan tercekiknya warga ini dalam urusan finansial dan akhirnya kehancuran total sistem kapitalis demokrasi yang bakalan dihancurkan oleh kekuatan militer menggunakan sistem pemerintahan lainnya yang lebih kuat.
Satu hal yang pasti :
Amerika Serikat dan negara negara yang mengikuti prinsip demokrasi kapitalisme telah gagal total menuju kehancuran dari dalam tubuhnya sendiri. Tunggu saja waktunya kapan. Itu pasti terjadi, cepat atau lambat. Bisa saja 100 tahun kedepan, 200 tahun atau 500 tahun kedepan atau bisa saja lebih cepat dari perkiraan. Tak tahu kapan terjadinya. Sistem pemerintah kapitalis ala AS ini memang bakal runtuh tak tersisa.
100% Amerika Serikat bersistem kapitalis demokrasi pasti hancur di masa depan. Tak diragukan lagi.
Tak ada cara atau solusi untuk menyelamatkannya.
Mari berhentilah untuk mencari atau menanyakan solusinya...?
NB : Tak semua pejabat bersifat kleptokrasi.
Terima kasih. Semoga bermanfaat
ya. GBU