Perang Rusia Ukraina tak hanya masalah politik, tapi berkaitan erat dengan perbedaan denominasi agama Kristen Ortodoks dan pro Katolik Vatikan ( 2022 )
Perpecahan perang antara Rusia VS Ukraina yang berlangsung di mulai tanggal 24 Februari 2022.
Memiliki berbagai dampak mengerikan bagi umat manusia.
Seperti jatuhnya banyak nyawa manusia, tangisan, darah dan berbagai macam kerusakan infrastruktur di sekitarnya akibat ledakan rudal.
Penyebab perang tak hanya tentang nuansa politik saja.
Baca juga :
Penyebab peperangan Rusia VS Ukraina ( 2022 )
Agama turut berperan aktif terkait erat dengan peperangan.
Pemahaman ini sungguh tak dapat kita kesampingkan.
Perang Rusia Ukraina tak hanya masalah politik, tapi berkaitan erat dengan perbedaan agama.
Ketika masa lalu sejarah Rusia merupakan kesatuan kekaisaran dari kebesaran Uni Soviet.
Ukraina adalah bagian dari Uni Soviet.
Namun di tanggal 24 Agustus 1991. Ukraina telah memilih untuk berpisah sehingga condong dekat ke arah pelukan Uni Eropa daripada Rusia.
Terpisahnya negara Ukraina dari Rusia. Mengakibatkan banyak hal menjadi semakin terpisah jauh.
Mulai dari budaya, sosial, bahasa dan agama.
Mayoritas demografi agama terbesar di Ukraina adalah kristen ortodoks (25.150.000 juta orang) dan kristen Katolik yang mencapai jumlah pemeluk sekitar 3.500.000 juta orang.
Lalu disusul dari golongan pemeluk atheis.
Ada pula penganut agama minoritas lainnya yaitu Kristen Protestan dan Islam sekitar 2% dari total penduduk Ukraina dan sisanya adalah umat Yahudi.
Jumlah pemeluk umat Yahudi di Ukraina hanya ada sedikit saja sekitar 43.000 orang. Sehingga Islam dan Yahudi tak berpengaruh di Ukraina.
Ketika terjadi perang, populasi Yahudi banyak melarikan diri mengungsi ke Israel. Beberapa diantara yang lainnya menuju ke Uni Eropa.
Di Ukraina. Tak ada 1 orang pun beragama Hindu (0%) dan Buddha (0%)
Walaupun Ukraina menganut Kristen Ortodoks.
Namun ini terbagi lagi ke dalam 2 golongan aliran denominasi. Yaitu pro Rusia dan pro Katolik.
Orang orang kristen ortodoks di Ukraina yang pro Rusia pada umumnya berasal dari keturunan dari suku berpenutur bahasa Rusia.
Sedangkan orang orang kristen ortodoks Ukraina condong pro terhadap penyatuan Katolik.
Sehingga memiliki perbedaan denominasi yang signifikan ke arah Uni Eropa atau Vatikan.
Terutama dari keagamanan Katolik.
Ketegangan perang salib karena perbedaan denominasi :
Ukraina dan Rusia telah terpisah selama 31 tahun.
Selama 3 dekade. Pihak orang orang Ukraina membenarkan fakta bahwa mereka memiliki silsilah keturunan yang berbeda sejak berabad abad lalu dibandingkan dengan Moskow.
Namun sulit pula membantah tentang masifnya kehadiran orang orang kristen ortodoks di Ukraina yang berpenutur bahasa Rusia.
Mengingat kawasan Ukraina pada masa sejarah lalu adalah milik Uni Soviet.
Presiden Rusia. Vladimir Putin mengatakan :
Rusia adalah bangsa kristen ortodoks. Karenanya akan selalu ada masalah antara Kristen ortodoks dengan kristen Katolik. Inilah kenapa sekarang aku ingin menyampaikan sedikit pesan untuk umat Katolik. Sahutnya.
NB sebagai tambahan informasi :
Rusia bukan bangsa komunis (atheis). Rusia adalah bangsa mayoritas Kristen Ortodoks.
Selama 20 hari berperang. Sebanyak 3.000.000 juta orang warga Ukraina telah melarikan diri atau mengungsi dari negaranya menuju ke Amerika Serikat, Uni Eropa, United Kingdom (Inggris), Kanada dan Turki.
Apa hubungan dengan umat Kristen Katolik.
Pihak yang berperang adalah Kristen Ortodoks Rusia VS Kristen Ortodoks Ukraina.
Lalu apa hubungan dengan Vatikan (Katolik). Toh mereka berbeda hal pula secara denominasi.
Ini tentu tak dapat dipisahkan.
Isi narasi pidato Presiden Rusia menganggap kristen ortodoks pro Ukraina sedang mempersiapkan penghancuran kepada gereja Kristen Ortodoks pro Rusia di Ukraina dengan menurunkan nilai nilai keagamaan yang condong mendekati ke arah Eropa atau Katolik.
Gereja ortodoks pro Ukraina. Mementingkan orientasi terhadap penyatuan budaya untuk kembali ke agama Katolik yang universal dan satu. Sehingga terasa makin menjauh dari akar budaya ortodoks Rusia.
Petro poroshenko mengatakan :
Kemerdekaan gereja kami adalah untuk kebijakan pro Eropa dan pro Ukraina kami. Sahutnya.
Perselisihan antara gereja denominasi ortodoks telah menyebar luas di Ukraina. Orang orang Katolik tentu menentang keras terhadap perang yang dilancarkan Rusia ini.
Sekarang solusi makin tambah sulit ketika perang telah dilancarakan.
Kepala gereja kristen ortodoks pro Ukraina mengatakan :
Dengan doa di bibir kita, dengan cinta untuk Tuhan, untuk Ukraina. Kita berperang melawan kejahatan dan kita akan segera melihat kemenangan. Sahutnya.
Perang dengan mengerahkan tank, helikopter, rudal, kendaraan lapis baja, drone dan mobil tempur.
Bukan melulu hanya masalah ketegangan politik saja, melainkan perang salib karena ini tentang merebutkan pengaruh kekuasaan antara gereja siapa yang kuat berkuasa dan gereja mana yang bakal hancur.
Perang salib antara Rusia VS Ukraina yang turut bernuansa agama.
Sungguh tak dapat dicarikan solusi dan jalan keluarnya.
Kecuali, harus ada 1 pihak pemenang.
Terima kasih. Semoga bermanfaat ya. GBU