Pada tahun 2050 : kepunahan industri deposito di bank, pinjaman kredit, aplikasi pinjol, P2P lending, ETF, reksadana dan paylater semuanya di tutup [ Selamat tinggal bunga berbunga tradisional, era 100% cash no utang di mulai ] [ obligasi digital, staking ethereum ERC20, AAVE, compound finance, bancor, dan teknologi blockchain open source liquidity protocol menjadi perubahan zaman berikutnya ] ( 2023 )
Butuh pinjaman pendanaan modal kredit, silahkan gadai BPKB motor anda.
Iklan ini sering banget tampil di perempatan jalan, tikungan lampu lalu lintas dan di tempel di batang pohon kelapa sawit.
Semarak bisnis pinjaman kredit juga hadir di pesan smartphone kita ya. Terutama aplikasi pinjol ( pinjaman online ) mereka mengklaim dapat memproses pencairan kredit dengan cepat.
Industri pinjam meminjam memang merupakan bisnis yang menggiurkan. Tak mengherankan apabila bank bank besar seperti Bank BCA, Bank JP Morgan, Bank BRI, Bank of America, Bank China ICBC, Bank mandiri dan Bank lain lain sebagainya bertengger dalam daftar posisi salah satu perusahaan raksasa dengan pendapatan laba tahunan yang besar.
Bank menyimpan uang masyarakat, kemudian uang diputar lagi untuk memberikan kredit kepada pihak orang orang lain yang hendak meminjam uang dengan beban bunga. Disisi lain, bank menawarkan kepada pihak orang orang lain yang menyimpan uang dalam jumlah besar di bank agar mereka mendapatkan keuntungan dari bunga deposito.
Sejak merebaknya kartu kredit dan aplikasi paylater. Orang orang di seluruh penjuru dunia mulai dapat berbelanja aneka barang walaupun mereka belum memiliki uang pembayaran secara penuh. Istilah ini dapat dikatakan sebagai beli sekarang bayarnya bulan depan.
Mau beli iPhone, beli sekarang pakai cicilan, bayarnya lunas tahun depan.
Mau beli motor, beli sekarang pakai cicilan, bayarnya lunas tahun depan.
Mau beli baju, beli sekarang pakai cicilan, bayarnya lunas bulan depan.
Mau beli rumah, beli sekarang pakai cicilan, bayarnya lunas tahun depan.
Semua bisalah pakai kartu kredit atau pembayaran pinjaman utang kredit sejenis lainnya.
Pada tahun 2050 : kepunahan industri deposito, pinjaman kredit, aplikasi pinjol, P2P lending, ETF, reksadana dan paylater semuanya di tutup [ Selamat tinggal bunga berbunga tradisional, era 100% cash no utang di mulai ].
Beberapa tahun yang lalu saya pernah menulis artikel tentang integrasi bansos kepada kredit konsumen dan manfaat deposito sebagai investasi yang bagus dan aman.
Namun setelah berjalannya waktu.
Saya menjadi berubah pikiran dan merenung kembali tentang hal ini.
Apalagi sejak jatuhnya skandal perusahaan celcius network.
Aku pikir malah kebalikannya ya. Nampaknya ada sesuatu hal yang salah, ganjil dan keliru dalam sistem perbankan selama ini dalam aktivitas bisnis simpan pinjam meminjam dan aturan ekonomi dalam bunga berbunga.
Setelah dipikir pikir pada hari ini....,
Sistem bunga berbunga sepertinya kini mengalami cacat atau it's not working. Karena menghadapi beberapa tantangan dalam perubahan zaman.
Jadi, apa saja bisnis industri yang menerapkan skema bunga berbunga. Jawab seperti perbankan, aplikasi pinjol, P2P lending dan paylater. Termasuk obligasi pemerintahan atau kadang kadang di Indonesia sering disebut SUN ( surat utang negara ).
Reksadana dan ETF tak termasuk kategori ini karena tergolong manajer investasi. Tapi tetap terpengaruh oleh apa yang nanti dibahas di bawah. Yaitu karena tekanan inflasi atau kenaikan suku bunga.
Pada tahun 2022. Suku bunga terus ditingkatkan.
Mengacu pada standar di Amerika Serikat di Federal reserve atau The Fed.
Amerika Serikat menaikkan suku bunga acuan ( Fed Fun Rate ) sebesar 50 basis points ( bps ) ke angka kisaran 4,5% pada desember 2022. Ini menjadi level yang cukup tinggi ya.
Akibatnya, bagi mereka yang menjadi pengguna kartu kredit. Mereka mulai merasa was was, karena kok terasa kebutuhan hidup makin mahal, selain itu jadi terasa uang cepat habis buat bayar cicilan beban bunga.
Kenaikan suku bunga juga menjadi penyebab sudah mulai terjadinya resesi dan inflasi secara perlahan lahan pada ekonomi makro dunia.
Ditempat lain, orang orang yang hendak meminjam atau ingin mendapatkan kredit, sudah mundur duluan ketika melihat beban bunga yang mesti mereka cicil.
Ditempat lain, para investor di ranah deposito dan reksadana sudah mulai merasakan bahwa investasi deposito dan reksadana sudah tak menarik lagi karena harus membutuhkan banyak modal uang dalam jumlah lebih besar, tetapi hasil dari investasi dilahap oleh kenaikan harga barang barang yang cepat plus inflasi.
Ditempat lain, kepentingan pemerintah bertolak belakang dengan perusahaan swasta di bidang kredit mengkredit yang fokus hendak mencari keuntungan sebesar besarnya, dihadapkan pada keinginan pemerintah lokal yang hendak meringankan suku bunga.
Ditempat lain, industri bunga berbunga juga melawan ancaman perubahan zaman digital. Seperti kehadiran blockchain.com, tokenomy.com, bancor.network, aave.com, staking ethereum, compound.finance dan lain lain sebagainya. Walaupun sebenarnya cara kerja berbeda dibandingkan bunga berbunga ala tradisional.
Ditempat lain, kredit macet atau gagal bayar makin tinggi. Sehingga perusahaan mulai berpikir waras untuk terjun ke bisnis ini mengingat banyak merebaknya kasus kegagalan dan persaingan kompetisi terhadap nilai suku bunga yang sengit menjadikan industri ini cacat karena titik temunya sulit tercapai, sehingga tak layak lagi digeluti oleh perusahaan manapun pada tahun 2050 nanti.
Nah..., kalau begini.
Terjadilah sistem sistematis yang menghasilkan efek riak seperti yang sudah saya sebut diatas. Yaitu mulai mengalami cacat atau it's not working. Kalau bahasa lainnya sih, runtuh, mengalami keruntuhan atau sistem bunga berbunga ala tradisional ini sedang menuju kepunahan massal.
Jadi, menurut saya. Entah apa ini benar atau salah. Karena saya ngga punya bola kristal. Aku pikir pada tahun 2050 nanti. Anak cucu tak lagi mengenal apa itu deposito bank, pinjaman kredit, aplikasi pinjol, P2P lending dan paylater.
Karena dimasa depan, semua orang harus membayar menggunakan uang cash no utang no kredit no bunga.
Utang hanya berlaku pada obligasi pemerintahan skala besar.
Pada masa depan, obligasi menjadi salah satu instrument menarik bagi banyak orang menggantikan deposito.
P2P lending tak ada lagi.
Paylater tak ada lagi.
Bunga bank juga tak ada lagi.
Semua yang disebutkan diatas bakal punah.
Lalu yang membiayai pendanaan seluruh bisnis kepada industri selanjutnya di masa depan hanya bertumpu pada masing masing negara sebagai satu aktor utama dari hasil penerbitan SUN kepada khalayak ramai yang tersebar di seluruh penjuru dunia.
Perusahaan yang terdaftar di bursa saham secara IPO. Jika manajemen keuangan berisiko, maka tak dapat lagi berutang seperti terjadi pada tahun 2023. Pada tahun 2050. Tak ada ruang untuk perusahaan berutang. Jadi demi melanjutkan operasional membutuhkan pendanaan suntikan modal dari pemerintah lokal masing masing negara untuk terus mendukung industri dalam negerinya. Jika kas perusahaan minim hingga ke titik 0, maka langsung otomatis di delisting dari bursa. Tetapi apabila suntikan modal diberikan, perusahaan tetap lanjut beroperasi agar memberikan kesempatan kedua untuk upaya meningkatkan pendapatannya dan memenangkan hati investor.
Utang bunga berbunga tetap masih berlaku untuk sesama G2G ( governement to governemt ). Artinya pemerintah yang satu saling berutang kepada pemerintahan negara lainnya, berutang kepada banyak masyarakat yang menjadi pemberi pinjaman, berutang kepada perusahaan investasi global dan berutang pada perusahaan SWF.
Jadi, di seluruh dunia ini. Hampir keseluruhan negara memiliki kewajiban utang yang saling mengikat menyiksa satu sama lain. Mirip seperti perkelahian smackdown ketika saling mengunci diri, tak ada pihak yang dapat lepas, karena semua terkunci dan saling memukul, entah itu yang berada pada kuncian atas maupun bawah masih dapat saling sama sama memukul.
Ini ibarat, sang pemberi pinjaman juga ngutang ke pihak lain dan pihak lain juga ngutang ke pihak lainnya, lalu pihak lain juga ngutang ke pihak lain. Sehingga seluruh negara saling terkunci oleh ketergantungan jebakan utang yang dibuat oleh sesama negara antar negara.
Mulai saat artikel ini ditulis.
Maka yang terjadi adalah orang orang bakal kesulitan mencari utang baru atau menghasilkan keuntungan profit dari sistem bunga berbunga karena satu per satu P2P lending di tutup, satu per satu perusahaan aplikasi pinjaman kredit bakal mengalami kebangkrutan, satu per satu bank di tutup, satu per satu kartu kredit bakal dibuang ke bak sampah, satu per satu manajer investasi reksadana di close door, ETF di hapus, satu per satu investor deposito bakal lari ke instrumen investasi lainnya seperti pindah ke saham dan satu per satu sistem paylater di hapus fiturnya dari aplikasi Google Play Android atau dihapus dari App store.
Selamat tinggal bunga berbunga tradisional.
Selamat datang 100% cash no utang no paylater.
Terima kasih. Semoga bermanfaat ya. GBU.