Teknik berdagang dengan musuh untuk memperkuat dolar ala Amerika Serikat melawan China + Rusia ( 2023 )
Berdagang dengan musuh menyangkut tentang strategi keamanan nasional sebuah negara untuk mempertahankan kedaulatan dan memberikan keunggulan dalam geopolitik dunia.
Berdagang versi negara ke negara dibedakan menjadi 3 yaitu berdagang secara langsung, berdagang secara tidak langsung dan tidak berdagang sama sekali.
Berdagang secara langsung dapat diartikan sebuah pemerintahan negara berdagang dengan negara negara yang menjadi sekutu, pihak negara yang netral bahkan hingga tetap menjalin dagang dengan musuhnya.
Berdagang secara tidak langsung dapat diartikan sebuah negara berdagang melalui pihak negara lainnya yang menjadi perantara. Paling populer contoh seperti di Israel yang menggunakan jasa perantara dari negara pemerintahan Singapura, Thailand, Vietnam, Amerika Serikat, dll.
Tidak berdagang sama sekali artinya sebuah negara menolak untuk melakukan perdagangan sama sekali. Untuk kasus ini pada negara kuat melawan negara lemah. Seperti Korea Utara VS Amerika Serikat. Tetapi jika lawannya adalah negara kuat VS negara kuat. Seperti Amerika Serikat VS ( Rusia + China ). Kasus untuk tidak berdagang sama sekali sepertinya sulit dapat dilakukan.
Kunci berdagang dengan musuh adalah meningkatkan penjualan ekspor sebesar besarnya kepada musuh. Entah itu menjual aneka macam produk bernilai tinggi, produk menengah hingga komoditas rendah seperti mengeskpor kedelai, gandum, biji bunga matahari, kayu, minyak, gas, smartphone, laptop, kapal, gelas, piring, susu, daging, telur, besi, baja, mesin, konsol game, pesawat dan lain lain sebagainya. Kecuali tidak mengekspor atau tidak menjual teknologi yang bersifat sensitif seperti senjata canggih dilarang dijual kepada musuh. Contoh F-22, F-35, Tank Abrams, chipset, semikonduktor, AI, dll.
Namun disisi lain, menolak untuk melakukan impor dari negara musuh. jika dan dapat hingga ke titik 0% atau minimal paling tidak 1%.
Teknik berdagang dengan musuh perlu dilakukan untuk memperkuat mata uang. Tak peduli apakah musuh menolak menggunakan dolar. Pembayaran akhir tetap dikonversi ke dolar. Sekalipun Amerika Serikat menerima pembayaran awal dalam bentuk Yuan atau disebut juga renminbi.
Sebagai contoh ilustrasi :
Dalam 1 tahun Amerika Serikat dapat mengekspor ke China sebesar $ 700 miliar dolar atau sekitar Rp 10.500 triliun rupiah pertahun.
Dalam 1 tahun Amerika Serikat dapat mengimpor dari China hanya sebesar $ 1 miliar dolar atau sekitar Rp 15 triliun.
Artinya China mengalami defisit dagang.
Inilah yang disebut perang dagang. Membuat lawan selalu defisit.
Daftar musuh Amerika Serikat pada tahun 2023 meliputi Rusia, China, Iran, Venezuela, Kuba, Iran, Islamic State, Suriah, Korea utara dan proxynya.
Dalam pemberitaan media yang dilansir dari CNN. Berbondong bondong banyak negara mulai meninggalkan dolar sebagai basis utama finansial untuk melawan hedegomi dolar. Ini diprakarsai oleh duo aliansi Rusia + China.
Baik dari segi ekonomi maupun militer. Tentu tak mudah bagi Amerika Serikat melawan Rusia + China.
China unggul di bidang manufaktur dan teknologi.
Rusia unggul di bidang militer, gas, minyak dan persenjataan nuklir yang tak dapat diremehkan.
Fakta kenyataannya, untuk melawan duet Rusia + China. Bagi Amerika Serikat itu nampak begitu sulit.
Apalagi diperparah dengan ketidakjelasan hubungan antara Amerika Serikat dengan salah satu negara sekutunya yaitu Uni Eropa. EU cenderung memihak, bersahabat dan malah menjadikan China sebagai partner bisnis perdagangan dengan mengimpor banyak barang dari China.
Sehingga malah dapat menyulitkan Amerika Serikat dikemudian hari, karena perilaku menyimpang dari salah satu sekutunya (Uni Eropa).
Kesimpulan akhir menyatakan bahwa Amerika Serikat saat artikel ini ditulis memang sedang menghadapi pelemahan yang jika salah kelola oleh sang presiden dapat berakibat fatal di masa depan.
Teknik berdagang dengan musuh untuk memperkuat dolar ala Amerika Serikat harus diterapkan dengan mengimpor lebih sedikit barang, komoditas atau produk dari Rusia + China. Tetapi memperluas peningkatan ekspor AS ke Rusia + China.
Pekerjaan ini tentu tak mudah bagi Amerika Serikat. Mengingat China seperti pembahasan diatas tadi bahwa China adalah adidaya manufaktur global #1 di dunia yang menjual produk apapun serba murah dengan kuantitas yang lebih banyak.
Ingatlah kunci kesuksesan hukum bisnis di dunia ini.
Siapa yang menjual produk berkualitas tinggi, dengan kuantitas yang begitu banyak, produk selalu tersedia sesuai jadwal, pelayanannya begitu cepat tanpa menunggu lama, dan menjual dengan ukuran porsi yang lebih besar dari pesaing dengan harga serba murah. Maka dialah pemenangnya. GBU.