Saya kembali menulis tentang diary hasil bulan April 2023
Tulisan ini saya tulis sebagai pedoman bagi saya untuk mencari kelemahan dan kelebihan setiap strategi untuk menjadi lebih baik lagi.
Siapa tahu bermanfaat bagi pembaca ya.
Pemetaan tanaman urban farming
Ini merupakan salah satu kesalahan saya selama bertahun tahun karena tidak melakukan pemetaan dan analisis jenis tanaman yang cocok di tanam di rumah. Dulu saya pernah menanam kacang panjang, tomat, mentimun, lombok, melon, semangka, terong dan lain lain sebagainya. Namun setelah dipertimbangkan ternyata tidak efektif.
Contoh :
Menanam lombok di polybag jika masa panen tiba menghasilkan banyak sekali lombok. Itu jika dikonsumsi sendiri hampir tidak memungkinkan karena jumlah lomboknya yang banyak. Padahal lebih efektif jika beli di pasar saja lalu simpan di freezer dapat bertahan hingga 1 bulan. Begitu juga dengan tomat dan mentimun. Untuk kacang juga sama karena berbuahnya tidak serentak dan cepat busuk kalau sudah dipetik menghasilkan kesia sia belaka. Jadi, setelah dipikir dengan matang. Aku memutuskan untuk tidak lagi menanam kacang panjang, tomat, mentimun, lombok, melon, semangka, dll. Kecuali paria tetap saya tanam. Karena itu efektif. Karena buah dan sayurnya dapat dikonsumsi secara presisi, tahan lama dan tanaman paria perawatannya mudah karena tidak perlu pakai petisida sama sekali.
Berikut daftar pemetaan tanaman yang saat ini ada di rumah sebagai urban farming :
~ Anggrek
~ Bunga merah duri
~ Bunga seperti tulip
~ Pisang kepok
~ Tanaman pandan
~ Nanas
~ Paria
~ Pepaya
~ pohon jeruk
~ pohon alpukat
~ rumput
~ singkong
~ Pohon sawo
~ buah naga
~ Tanaman tombak
~ pohon rambutan
~ pohon jeruk nipis
~ kemangi
~ Kemuning
~ serai
~ pohon jengkol
~ pohon nangka
~ pohon kedondong
~ pohon kelengkeng
~ anggrek vanda
~ pohon nangka
Foto : Terima kasih Tuhan Yesus Kristus untuk pohon jeruk ini.
Dari antara jenis tanaman dan pepohonan yang di tanam. Ada jenis pohon hebat yang terus berbuah seperti kelengkeng, kedondong, jeruk, jeruk nipis dan pohon rambutan. Tetapi ada beberapa jenis tanaman yang aku pikir sulit sekali perawatannya yaitu pohon jengkol dan pohon nangka.
Pohon jengkol ini berbuahnya sedikit dan untuk mengambilnya sulit banget karena terlalu tinggi dan pohon nangka ada sudah 3 tahun ini tidak berbuah. Pengen rasanya aku tebang saja pohon ini ganti dengan pohon yang lebih produktif. Seperti pohon kedondong atau pohon belimbing dan jeruk nipis, karena aku suka makan jeruk nipis.
Aku pikir karena jengkol dan pohon nangka kurang cocok dengan tanah yang ada di rumah. Sehingga kurang bagus.
Fokus kedepannya aku menanam tanaman paria, pohon pisang, kedondong, pepaya dan singkong. Ini merupakan daftar tanaman yang begitu produktif di rumah aku karena suka banget berbuah.
Jumlah ayam berkurang karena banyak permintaan orang beli tapi barang aku masih sedikit.
Jumlah ayam saya berkurang menjadi sekitar 70 ekor.
Ini terjadi karena permintaan orang orang membeli terlampau banyak. Padahal saya tidak punya maksud untuk menjual ayam karena sedang menunggu calon bakal indukan pejantan tangguh dan betina agar nanti menjadi pabrik telur untuk menetaskan banyak doc lebih banyak lagi.
Keluarga sepupu saya datang ke rumah melihat ayam, lalu dia tertarik langsung beli. Nah dari keluargaku ini ada lagi koneksi orang orang lain, mereka juga beli ayamku. Tetangga juga beli. Jadi banyak yang tertarik mau beli karena harga ayam kampung yang aku tawarkan murah banget yaitu Rp 50.000 ribu 1 kilogram. ( Tapi bukan aku yang membuat harga ini, mereka sendiri ). Namun kalau mereka beli dipasaran area kota Palangkaraya maka harganya melonjak mencapai Rp 65.000 per kilogram.
Jadi hal lumrah jika mereka tertarik langsung membeli dari aku. Artinya mereka hemat ongkos Rp 15.000 ribu / kg.
Jika begini caranya terus. Maka ayamku pada habis di beli oleh mereka.
Oleh sebab itu. Aku dengan berat hati menolak permintaan pembeliaan baru karena aku membutuhkan ayam ayam untuk indukan dan menghasilkan anak ayam agar bisnis ini kelak dapat berkelanjutan.
Dari peristiwa ini aku mulai menyadari bahwa permintaan daging ayam kampung itu begitu tinggi, tapi stock barangku tidak dapat memenuhi demand mereka.
Padahal mereka mau beli beli beli beli beli beli beli beli terus.
Tapi barangku tidak ada.
Saya tidak punya stock barang yang mencukupi permintaan.
Lumayan juga dari penghasilan ayam kemaren. Aku gunakan lagi sebagai modal investasi untuk membeli beberapa perlengkapan air minum vitachik, botol air minum, vitamin seperti viterna dan ada juga beli yang lain lain seperti minuman Coca cola di Indomaret, dll.
Perencanaan bisnis ayam kampung memelihara hingga 1.000 ekor ayam KUB2 dengan siklus penjualan 150 ekor per bulan.
Saya banyak mendapatkan ilmu dari channel Youtube di atas ini.
Banyak hal baru yang belum diketahui jadi tahu.
Terima kasih untuk founder Youtube peternak muda yang telah membagikan banyak skill, teknik, ilmu dan strategi cara beternak ayam kampung.
Nah rencana kedepanku juga hendak membuat siklus bulanan.
Target yang hendak aku capai yaitu mampu menjual antara 100 ekor - 150 ekor ayam kampung.
Kalau versi punya saya pakai mesin tetas yang muat untuk 150 telur dan jumlah pejantan 4 ekor, 16 ekor betina indukan. Lalu mempersiapkan 4 pejantan calon indukan untuk persiapan menggantikan 4 pejantan yang sudah tua dan 16 ekor calon betina indukan untuk menggantikan betina yang sedang memasuki masa afkir.
Terus siklusnya terdiri dari :
~ Bulan 1 = 150 doc
~ bulan 2 = 150 doc
~ bulan 3 = 150 ayam
~ bulan 4 = 150 ayam
~ bulan 5 = 150 ayam
~ bulan 6 = 150 ayam
dst.
Dengan total 1.000 ekor dari berbagai macam umur berbeda beda dengan maksud agar perputaran uangnya terus berputar putar secara rutin, berkesinambungan dan berkelanjutan.
Jadi apakah harapan ini dapat tercapai suatu saat atau malah gagal. Aku juga ngga tahu. Tapi setidaknya aku mencoba aja dan itulah gambaran impian saat ini yang hendak aku capai.
Saat ini ayam aku ada 70 ekor.
Rencananya yaitu hendak mengganti genetik ayam menjadi KUB2. Kebetulan saya sudah punya 1 ekor ayam kampung unggul ini.
Jika kelak 1.000 ekor ayam kampung tercapai. Maka aku berhenti diangka ini ( stop ). Tidak boleh lebih dari 1.000 ekor. Tinggal selanjutnya yaitu memfokuskan diri kepada siklusnya yang mampu menghasilkan penjualan hingga 150 ekor per bulan, khusus ayam pedaging 1 kg.
Saya tidak menjual telur, saya juga tidak menjual doc, saya fokus menjual daging.
Lalu kenapa Afrid hanya memilih memelihara 1.000 ekor ayam saja, tidak mau lebih.
Itu dikarenakan aku pernah melihat dan terinpirasi juga dengan seorang nenek di kota Palangkaraya yang punya kandang ayam pemeliharaan hingga 1.000 ekor ayam banyaknya.
Tujuanku adalah STOP di angka 1.000 ekor ayam kampung KUB2..
Menuju desa gohong
Bersama keluarga.
Kami berangkat ke desa gohong untuk mengadakan sebuah acara bersama sama.
Kira kira jaraknya sekitar 90 km dari kota Palangkaraya.
Setelah selesai, kami menuju ke taman rekreasi kebun rambutan dan main offroad.
Membeli 2 anak babi lagi dan pembaharuan teknik strategi pemberiaan pakan
Aku dan mamah membeli lagi 2 anak babi. Sehingga total menjadi 4 ekor babi.
Kali ini teknik strategi yang diterapkan untuk memberi pakan babi berbeda dibandingkan tahun yang lalu, karena aku rasa tidak efektif, mahal, boros dan memakan banyak waktu untuk pengelolaan makanannya.
Sedangkan cara kali ini lebih cepat, hemat waktu, efesien, efektif dan lebih murah.
Dulu aku harus bolak balik mengambil pakan ternak di warung dan ada ongkos bayarannya juga yaitu Rp 300.000 ribu perbulan, Rp 200.000 ribu di rocket chicken A, Rp 100.000 ribu di rocket chicken B. Belum termasuk biaya bensin motor ke sana menempuh waktu 1 jam setiap hari habis sia sia diperjalanan, belum juga biaya plastik. Padahal sekali jalan isi di dalam plastik bahkan dapat kurang dari antara 2 kg.
Bandingkan dengan cara baru ini yaitu mengambil pakan ternak 1 kali perjalanan langsung 20 kg dengan harga 1 karung yaitu Rp 25.000 ribu rupiah. Artinya lebih hemat bensin BBM. Itupun tidak harus bolak balik dan sama sekali tidak ada pengelolaan makanan lanjutan karena semua sudah serba praktis tinggal diberikan saja ke babi.
Berbeda dibandingkan tahun yang lalu. Sayur, buah dan isi perut ikan. Harus dipotong satu satu dulu, lalu dimasak. Masalahnya jenis pakannya hanya berbentuk itu itu saja sehingga kandungan nutrisi yang ada tidak beranekaragam dan babi jarang sanggup untuk menghabisinya karena merasa bosan.
Ini berbeda dengan pakan yang 1 karung tersebut. Karena isinya beragam rupa.
Tetapi untuk pakan pabrik tetap dibeli yaitu dari jenis nasi aking, dedak dan BR babi.
Berikut cara baru pengelolaan pakan yang aku sesuaikan dengan strategi taktik baru :
1]. Ampas tahu ( bekerjasama dengan pabrik tahu ) harga perkarung Rp 50.000 ribu rupiah ( berat rata rata 40 kg )
2]. Pakan ternak babi 1 karung ( bekerjasama dengan pihak di km 14 dengan harga perkarung Rp 25.000 ribu rupiah ) ( isi berat 20 kg ). 1 motor dapat muat hingga 3 karung atau 60 kg pakan babi.
3]. Dedak dan nasi aking ( bekerjasama dengan toko di pasar besar. Harga Rp 200.000 ribu rupiah perkarung. Isi hingga 30 kg - 35 kg ).
4]. BR babi ( bekerjasama dengan toko di pasar besar. Harga Rp 500.000 ribu rupiah perkarung isi Rp 50 kg. khusus untuk anak babi ).
5]. Sisa kriuk tepung tahu bandung.
Nah, itu dia cara baru yang saya gunakan kali ini.
Aku harap semoga kali ini dapat benar hingga masa panen tiba.
Rata rata babi panen di usia 7 bulan - 8 bulan sudah memiliki bobot berat 100 kg.
Para pembeli biasanya menolak membeli babi yang sudah diatas 1 tahun atau harga jatuh. Jadi babi harus dijual pada usia 7 bulan - 8 bulan saja.
Untuk mencapai berat 100 kg dari anak hingga panen, maka babi membutuhkan makan sebanyak 350 kg.