Semua perusahaan private swasta tanpa mendapatkan dukungan pendanaan modal investor dan tanpa IPO. Dipastikan 99% bangkrut [ fenomena kebangkrutan dan kolaps di seluruh dunia + solusi ] ( 2023 )
Membangun bisnis berbasis perusahaan private tidak semudah membalikan telapak tangan.
Apalagi harus menghadapi perubahan zaman yang menuntut persaingan tingkat tinggi dan di tambah oleh tantangan berat dari sektor pemerintah untuk agar pengusaha pribadi pemilik PT wajib membayar pajak progressif yang dapat mencapai hingga 35% - 50% dari profit keuntungan pendapatan.
Belum lagi seseorang entrepreneur harus bayar zakat + kena inflasi pula dan juga mesti rutin bayar tagihan cicilan utang bunga kredit bank dan memikirkan karyawan yang suka banget bertengkar adu mulut setiap hari mengancam resign karena minta kenaikan gaji 100% setiap tahunnya.
Menurut data dari laporan statiska.
Diperkirakan ada kurang lebih sebanyak 333.000.000 juta perusahaan private industri yang ada di dunia ini.
Salah satu persyaratan internasional untuk membangun (PT) perusahaan yaitu anda harus memiliki modal minimal sebesar Rp 1 miliar rupiah atau telah mampu meraih pendapatan minimal sebesar Rp 2 miliar per tahun. Memiliki legalitas hukum resmi dan memiliki NPWP industri.
Bagi bisnis yang belum sanggup memenuhi persyaratan keuangan diatas maka digolongkan sebagai bisnis UKM atau dalam bahasa Inggris disebut SME ( small medium enterprise ).
Perusahaan private adalah
Namun tidak menutup kemungkinan, karena mayoritas perusahaan private atau bisa juga dapat disebut perusahaan startup yang baru memulai ingin berhasrat mengincar IPO sebagai tujuan cita citanya di masa depan dan memang mau bertransformasi menjadi perusahaan publik yang go internasional.
Masalahnya pertumbuhan perusahaan private dan startup dari hari ke hari jumlahnya semakin berkurang. Ini menjadi alasan mengapa saya melihat bahwa sedang terjadi perubahan trend ke arah berikutnya. Dimana pada masa depan jumlah perusahaan private dapat berkurang drastis dari sebanyak 333.000.000 juta menjadi lebih sedikit. Artinya bakalan banyak perusahaan private mengalami kesulitan keuangan dan berakhir ke proses kebangkrutan.
Pasar menentukan segalanya, pasar adalah the king maker penentu bisnis. Jadi untuk memenangkan hati pasar maka dibutuhkan pembelajaran mendalam agar perusahaan private dapat bertahan.
Sayangnya, di masa lalu dan masa kini masih banyak perusahaan melalaikan kebutuhan manusiawi ini hanya dengan tujuan untuk mengejar mengeruk keuntungan cuan yang lebih banyak demi kepentingan win sendiri tapi merugikan atau mengecewakan konsumen pasar dari harga yang terlampau mahal, kualitas buruk, pelayanannya menyedihkan, kuantitas, kecepatan, kepuasan, bahkan hingga senyuman dan lain lain sebagainya.
Pasar tentu memilih perusahaan yang dapat memuaskan mereka dengan jaminan bermutu tinggi.
Pasar dari hari ke hari semakin selektif memilih. Jadi, perusahaan perlu tetap memberikan layanan yang bagus agar mendapatkan perhatian pasar dari orang orang banyak.
Akibat hal ini, perusahaan private dengan kinerja buruk. Bakal hancur remuk, lalu berakhir dengan kebangkrutan dan tentu saja bangkrut karena dapat bintang 1 di Android.
Hati hati juga terhadap sentimen negatif di pasar dapat berkontribusi luas terhadap situasi ini mengingat penyebaran informasi di internet dapat cepat tersebar dengan mudah. Jika ada customer yang kecewa, mereka dapat menyebarkan gosip dengan cepat lewat Google, Facebook, Tiktok, Instagram, Whatapp, Twitter, Youtube, Michat, dll.
Kalau begini jadinya, pastilah perusahaan private itu menuju kebangkrutan.
Karena pasar telah lari darinya.
Tetapi kebangkrutan bukan berarti dipandang dengan negatif. Secara positif itu bagus juga. Karena hanya perusahaan terbaiklah yang dapat bertahan, sedangkan perusahaan buruk dengan penciptaan produk buruk semestinya angkat kaki.
Kebangkrutan juga bukanlah sebuah pandangan masalah yang bisa ditangani karena cuma sekedar kekurangan modal uang dari investor saja, melainkan ada banyak masalah faktor mental lainnya yang perlu diperhatikan dengan cermat dan teliti.
Sebagai contoh :
Di Indonesia saja. Pada tahun 2023 jumlah perusahaan perbankan ada sebanyak 1.669 unit.
Aku pikir jumlah Bank itu kebanyakan.
Padahal cukup 3 - 5 bank saja di Indonesia. Seperti Bank BRI, Bank BCA, Bank BSI.
Itu sudah cukup dapat menghandle 280.000.000 juta rakyat Indonesia, ngga perlu pakai perusahaan Bank sebanyak hingga 1.669 unit.
Apakah pelayanan BRI & BCA berkinerja baik. Lihat saja satpamnya mereka selalu ramah tersenyum. Tentulah pelayanan mereka yang terbaik oleh sebab itu mengapa mereka menjadi perusahaan unggul yang go publik.
Tetapi diluar sana, ada banyak perusahaan bank private berkinerja buruk.
Misalkan satpamnya garang, galak, tidak mau senyum & cuek bebek.
Nasabah salah parkir dikit aja, satpamnya lalu teriak teriak woi bodoooooooh.
Menurut anda, apakah perusahaan Bank dengan karyawan seperti ini dapat sukses. Aku rasa tidak, kelak bakal bangkrut.
Itu baru data dari Bank. Belum data dari perusahaan lainnya. Seperti perusahaan restoran ayam goreng, perusahaan properti real estate, perusahaan internet, dll.
Bagi perusahaan private yang tidak ingin mengalami kebangkrutan.
Tentu saja harus meningkatkan kualitas dari berbagai macam aspek dan meraih lebih banyak modal pendanaan dari investor.
Agar dapat bertahan dari bisnis ini dapat ditempuh dengan solusi yaitu mempercepat uplevel go publik untuk menuju ( IPO ) sebagai cita cita utama. Tetapi jika tidak dapat memungkinkan, maka siap merelakan diri untuk exit dengan cara di akusisi, di mangsa, di terkam, di puter, di jilat, terus di celupin deh.
Terima kasih. Semoga bermanfaat ya. GBU.