Subsidi adalah kebijakan bodoh yang terjadi di seluruh penjuru dunia.
Ini tak hanya sekedar berlaku di Indonesia saja, melainkan di berbagai negara.
Seperti di Amerika Serikat, China, Arab Saudi, Uni Eropa, dll dengan berbagai macam bentuk dan aturan.
Menurut saya secara pribadi. Subsidi adalah kebodohan.
Dan ini sudah saya katakan berkali kali sejak lama tidak setuju dengan adanya kebijakan subsidi. Termasuk orang orang yang mendukungnya, seperti subsidi BBM, subsidi BPJS kesehatan, subsidi kredit KUR, subsidi pupuk, subsidi listrik, dll.
Subsidi sesungguhnya tidak layak, tidak berguna, tidak berfaedah dan pada akhirnya menyebabkan keruntuhan ekonomi. Karena pada hakekatnya subsidi merupakan pikiran cacat genetik.
Subsidi tidak membawa dampak positif bagi ekonomi dunia malah mempercepat keruntuhannya karena berakal dari pemikiran keliru para elit politik seolah olah ingin bermain game utak atik APBN.
Geser kanan, geser kiri, APBN di joget gemoy.
Subsidi sesungguhnya tidak memungkinkan ekonomi untuk mendorong pertumbuhan secara maksimal yang lebih besar. Justru mempercepat kehancurannya yang tidak pernah diketahui oleh pejabat yang memberlakukan aturan subsidi tersebut.
Dalam praktiknya tentang kebijakan subsidi, tidak berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi melainkan hanya mempercepat melemahkannya dengan menambahkan biaya peralihan baru juga bagi pejabat atau orang orang cawe cawe politik yang berkepentingan untuk mengeruk untung. Hal tersebut berimplikasi menyebabkan risiko keuangan yang lebih besar bagi keuangan, kompensasi dan perekonomian.
Tapi walaupun demikian. Dengan adanya kebijakan subsidi masih membawa dampak positif. Yaitu pemerintah dan pejabat bisa seolah olah terlihat sibuk di ruang rapat sambil belajar ilmu matematika dasar membahas anggaran APBN untuk subsidi di geser ke kanan, di geser ke kiri, di kurang dan di tambah. Asalkan pejabat kleptokrasi tidak memberlakukan subsidi sebagai keputusan demi menambah angka di rekening Bank milik gerombolan kroni pejabat.
Hanya saja penting bagiku untuk mengatakan berkali kali bahwa kebijakan subsidi adalah kebodohan, kesalahan dan kesemberawutan di dalam kericuhan politik.
Pada tahun 2024. Anggaran subsidi energi ( BBM, Listrik dan Gas ) berjumlah sebesar Rp 189 triliun rupiah. Di tambah dengan subsidi KUR sebesar Rp 40 triliun untuk Bank. Belum berbagai macam jenis subsidi kebodohan lainnya.
Bayangkan saja, diatas saja sudah mencapai ratusan triliun rupiah. Belum dihitung jenis subsidi lainnya.
Kalau pejabat masih ngotot pengen tetap melanjutkan kebijakan subsidi. Lebih baik, saya sarankan juga ditambah aja subsidi untuk kursus private matematika bersama Albert Einstein dan Archimedes agar pejabat bisa tahu menghitung kesalahannya dari kebijakan bodoh tersebut.
Ketahuilah, bahwa dunia tidak butuh kebijakan subsidi.
Hanya pejabat bodoh yang memberlakukannya.
Berikut merupakan 14 jenis bentuk subsidi di Indonesia.
1]. Subsidi BBM ( bahan bakar minyak ).
2]. Subsidi beli mobil listrik
3]. Subsidi tiket kereta cepat
4]. Subsidi penyertaan modal negara untuk BUMN
5]. Subsidi kredit bank untuk usaha rakyat
6]. Subsidi pupuk untuk petani
7]. Subsidi gas tabung 3 kg untuk rakyat miskin
8]. Subsidi listrik untuk rakyat miskin
9]. Subsidi beli motor listrik
10]. Subsidi cicilan beli rumah
11]. Subsidi BPJS kesehatan
12]. Subsidi obat antibiotik ARV HIV/AIDS
13]. Subsidi penghapusan gagal utang kredit rakyat ( KUR ) yang bermasalah
14]. Subsidi untuk bantuan koperasi yang kekurangan modal
Terima kasih. Semoga bermanfaat ya. GBU.