Langsung ke konten utama

Kenapa saya menolak TAPERA. Terima kasih Jerome polin untuk perhitungan matematika yang akurat & benar ( 2024 )

Dunia jagat internet di Indonesia pada tahun 2024 sedang heboh membahas tentang 'TAPERA'. 

Beberapa orang ada yang menolak Tapera.

Namun ada juga orang orang yang setuju alias pro terhadap Tapera. 

TAPERA atau tagihan pesugihan rakyat asli, konon katanya merupakan salah satu program kebijakan yang hendak dilaksanakan oleh pemerintah Indonesia agar rakyat Indonesia sugih sugih, supaya dapat memiliki rumah layak huni bagi keluarganya. 

Menurut data kementerian PUPR, mengingat harga properti, tanah atau real estate terus merangkak naik sehingga kebanyakan orang menjadi tidak sanggup membeli kebutuhan krusial tersebut. 

Terdata sekitar 12.000.000 juta hunian rumah perlu di bangun dalam mengatasi kekurangan tersebut.

Tetapi karena uangnya tidak ada, maka dibutuhkan ide TAPERA. Mirip seperti program ide BPJS. Tapi kali ini didesain untuk perumahan rakyat dengan cara pemerintah memotong gaji bulanan anda setiap bulannya secara otomatis sebesar 2,5% atau 3%. 

Sebagai tambahan lagi, persentase pembagian jatah APBN Indonesia sudah kian menipis jadi di tahun tahun mendatang itu adalah pekerjaan berat agar anggaran pendapatan belanja pemerintah terus menerus memberikan bumper subsidi perumahan. Maka TAPERA diharapkan menjadi pelengkap. 

Pengen dapat rumah yang layak, gaji anda jadi tumbalnya. 

Pejabat pemerintah Indonesia berdalih berkaca dari kesuksesan negara lain yang sudah menerapkannya sejak lama. Seperti China, Singapura, Malaysia, Filipina, dan negara negara lainnya. 

Lalu ada juga anggapan bahwa TAPERA mirip seperti kesuksesan BPJS Kesehatan. Awalnya orang orang kontra, tapi lama lama kini mulai banyak orang merasakan manfaatnya.

Cius, mi apa.... ? 

Di Indonesia, TAPERA sudah berjalan tapi untuk pejabat dan ASN saja. Itupun uangnya di korupsi. 

Perlu rasanya memeriksa kembali kebijakan ini. Menjadi landasan & alasan saya mengapa dari awal menolak BPJS, TASPEN dan kini yang terbaru juga menolak TAPERA.  

Sesungguhnya saya tidak punya kepentingan apapun tentang kebijakan ini karena merupakan hak wewenang penguasa kekuasaan pejabat yang ada di atas. 

Menurut saya, TAPERA hanya menguntungkan pejabat saja yang kelak mengerjakan program tersebut.

Sisanya nanti berakhir galat ( error ), menyisakan minus ( - ) keuangan. Niat TAPERA memang baik, yaitu dirancang membantu masyarakat agar mendapatkan rumah layak huni, namun aku pikir, ini sama sekali salah perhitungan. 

TAPERA tidak dapat menyelesaikan masalah kekurangan perumahan. Malahan bikin tambah ruwet dan bikin APBN makin tekor. 

Jika berkaca dengan kasus negara lain, seperti China, Singapura, Malaysia, Filipina, dll. Sesungguhnya hasilnya juga mereka mengalami UU ( ujung ujungnya error ). Tapi pada akhirnya APBN juga yang menjadi bumper. Jadi negara lain pun bermasalah hingga detik ini. Kenapa juga harus ditiru oleh Indonesia. 

Solusi dalam menyelesaikan perbaikan kekurangan dari sektor perumahan backlog rakyat yang bersangkutan. Memang sulit dipecahkan. Masih banyak hal lainnya yang harus dipertimbangkan dengan matang, dianalisa oleh banyak ahli keuangan. Salah satunya yaitu dengan kombinasi menerapkan suku bunga bank, sistem kebijakan moneter dan fiskal yang tepat. 

Saya selalu percaya pada perhitungan matematika dan data valid yang benar. 

Saya percaya, TAPERA dari segi sains matematika adalah 100% error

Karena saya kurang pandai menjelaskan dengan ilmu matematika. 

Terima kasih untuk Jerome pollin yang membantu penjelasan perhitungan dengan lebih gamplang. 

Terserah, bagi mereka yang mau pro atau kontra terhadap TAPERA. Pada intinya adalah ERROR. 

( Alias GAGAL dalam matematika ). 

Hal yang sama juga berlaku dengan BPJS. Cacat dalam matematika. 

BPJS, TASPEN DAN TAPERA ADALAH TIDAK BAIK. Itu hanya menguntungkan beberapa pihak yang dipilih, dipilih berdasarkan yang terpilih, orang orang yang sudah masuk dalam daftar untuk ditentukan menerima manfaatnya dan tentu saja pejabat kleptokrasi banyak diuntungkan juga dari kebijakan tersebut selaku pihak regulator. Namun tanpa disadari disisi lain menghadirkan kehancuran ekonomi secara sistematik menuju keruntuhan. Karena tidak mungkin, ada manajemen manajer sanggup meraup 10% - 20% win berturut turut tanpa lose dan bahkan dengan pengelolaan tanpa korupsi pun, TAPERA dijamin tetap berakhir ERROR. 

Solusinya hanya ada di tangan pemerintah selaku pengambil keputusan. 

Jika ngotot program ini dilanjutkan, maka kehancuran, keruntuhan dan kegaduhan ekonomi dapat terjadi. Itu juga berlaku untuk negara China, Singapura, Malaysia, Filipina, dll yang menerapkan program yang sama. 

Oh ya, sekali lagi, saya ucapakan banyak terima kasih untuk Jerome pollin ya. Perhitunganmu benar dan akurat. Menggambarkan unek unek di kepala saya dalam simbol matematika. Sehat selalu dan jangan terlalu serius menghitung TAPERA ya. 

I love matematika, karena ilmu matematika adalah bahasa paling jujur yang sanggup membungkam dan dapat menemukan banyak kesalahan. 

Terima kasih. Semoga bermanfaat ya. GBU.

Related Post