Langsung ke konten utama

Suka bunga Jepang naik dari negatif ke positif untuk pertama kalinya. Maka nilai mata uang Yen segera runtuh hingga 50%. Banyak orang kaya di Jepang segera turun tahta menjadi kalangan menengah. Tapi Yen tetap masih menjadi salah satu peringkat uang fiat yang terkuat di dunia, hanya saja pamor Japanese Yen makin berkurang ( 2024 )

Foto : Orang Jepang sedih karena tabungan mata uang Yen segera mengalami penurunan nilai kurs terhadap dolar 

Kabar buruk datang dari perekonomian Jepang. 

Artikel ini bukan untuk menakut nakuti anda. 

Tetapi sebagai langkah persiapan, pengetahuan dan antisipasi untuk anda dan keluarga anda dengan belajar dari kesalahan pemerintah Jepang.  

Ya, banyak orang orang Jepang mulai saat artikel ini ditulis. Seiring dengan naiknya suku bunga di Jepang untuk pertama kalinya sejak bertahun tahun bertahan dari posisi negatif ( - ) dengan pemberian subsidi dari pemerintah menjadi ( + ) sebesar 0,25%.

Saya prediksi, Bank Sentral Jepang atau BOJ segera kedepannya bakalan terus menerus menaikkan suku bunga acuannya, tidak hanya bertahan di 0,25%, tetapi terus dinaikkan hingga mendekati posisi basis poin milik Bank Sentral Amerika Serikat, The FED yang sebesar 5,5%. 

BOJ menaikkan suku bunga dari - ke +. Sehingga secara praktis telah mengakhiri era minus yang disubsidi dari uang pajak rakyat untuk perbankan. Karena uang APBN pemerintah Jepang sudah kehabisan bahan bakar dan kehabisan tenaga memberikan kecacatan subsidi untuk Bank selama bertahun tahun lamanya. 

Maka selamat datang di era ( + ) untuk rakyat Jepang. 

Lalu apa berikutnya yang terjadi secara struktural pada perekonomian di Jepang. 

Jadi yang pertama adalah ibu rumah tangga atau keluarga di Jepang mulai kesulitan memenuhi kebutuhan hidupnya karena harga mulai naik drastis, sedangkan nilai mata uang Yen menjadi drop ( turun ) dari bulan ke bulan. 

Itu juga menyebabkan orang orang Jepang yang menabung uang Yen di Bank bakalan banyak mengalami kerugian akibat merosotnya kekuatan Yen terhadap Dolar Amerika Serikat. 

Saya prediksi, mata uang Jepang bakal turun anjlok hingga 50% terhadap US Dollar. 

Tapi ini tidak terjadi secara sekejap, melainkan perlahan lahan dari bulan ke bulan dan dari tahun ke tahun. 

Mata uang Yen telah dicetak oleh pemerintah Jepang sebanyak 1,610,016,000,000,000 JPY. 

Disisi lain, bakalan banyak orang kaya di Jepang turun tahta dan turun kasta menjadi kalangan menengah. 

Berbagai perusahaan di Jepang dan UKM di Jepang juga ikut terkena imbas secara terstruktur mengalami kebangkrutan satu per satu ( gulung tikar ). Akibatnya jumlah perusahaan, termasuk yang terdaftar di emiten saham dan jumlah UKM di Jepang menjadi lebih sedikit, punah separuh ( 50% ).

Seperti juga nilai kapitalisasi mata uang yen yang punah separuh ( 50% ).  

Banyak orang orang Jepang segera beralih dari makan makanan restoran mewah seperti sushi menjadi makan mie ramen instan atau mie instan. Dan beberapa orang Jepang memanfaatkan situasi kesulitan ekonomi tersebut dengan menjual aneka produk ebook jualan kelas menjadi trend yang laku dibeli oleh masyarakat Jepang seperti "cara hidup hemat dalam 30 hari" atau "cara instan menjadi miliarder dalam 30 hari".

Sesungguhnya, ada banyak faktor mengapa kekuatan Jepang tidak sekuat dulu lagi. Salah satu faktor penentu lainnya yaitu demografi penduduk di Jepang saat ini sungguh tidak ideal. Artinya lebih banyak kakek dan nenek atau orang usia lanjut hidup di Jepang dan banyak anak muda menolak untuk punya anak karena faktor ekonomi dan makin merosotnya uang Yen terhadap persaingan global menjadikan situasi di Jepang tidak baik baik saja jika dilihat secara makro ekonomi. 

Hal ini menyebabkan Jepang mengalami kemunduran dalam sektor ekonomi dan kesulitan menghadapi atau mengikuti persaingan global melawan perubahan perkembangan zaman yang makin maju terhadap kekuatan China dan Amerika Serikat. 

Seolah olah, kemajuan pesat China dan Amerika Serikat sudah tidak dapat lagi dikejar oleh orang orang Jepang yang tua lanjut usia. 

Terima Kasih. Semoga bermanfaat ya. GBU. 

Related Post