Langsung ke konten utama

Tugu peletakan batu pertama ibukota IKN Indonesia seluas 20 km x 60 km di kota Palangkaraya terinspirasi Washington DC Amerika Serikat tahun 1957 silam, tapi infrastruktur banyak dikerjakan oleh orang orang strong dari Rusia ( 2024 )

 

Dahulu kala, Kalimantan Tengah merupakan sebuah desa kecil yang berada di hutan rimba yang lebat.

Tempat ini dulunya dihuni oleh nenek moyang dari mayoritas orang orang suku Dayak Ngaju.

Berdasarkan catatan sejarah, presiden pertama di Indonesia, Soeharto pernah datang pada tahun 1957 silam. Dihadiri juga bersama sama para pejabat tinggi yang lainnya dari Jakarta dan disaksikan oleh pemimpin atau pahlawan lokal adat dayak ngaju, Tjilik Riwut. 

Soeharto menetapkan bahwa Palangka suatu saat diputuskan agar kelak menjadi ibukota IKN Indonesia. 

Mengingat Soeharto berpikir bahwa kota Jakarta dianggap tidak layak atau tidak ideal sebagai tempat pusat pemerintahan. Karena Jakarta memiliki banyak permasalahan. Seperti kenaikan air laut yang dapat membanjiri ibukota, prediksi kemacetan yang dapat menyebabkan kerugian finansial, kesibukan penduduk, tingkat kejahatan kriminalitas dan terlalu Jawa sentris sehingga mengakibatkan perekonomian NKRI tidak terdistribusi secara terdesentralisasi.    

Foto : Patung raksasa presiden pertama Indonesia, Seokarno tunjuk kota Palangkaraya sebagai ibukota NKRI 

Sesungguhnya, ada banyak kota lain yang dapat menjadi opsi pilihan ibukota. Seperti kota Bandung, kota Jogjakarta, kota Medan, kota Makassar dan lain lainnya. Namun bung Karno menetapkan Palangka secara spesifik. 

Alasan Soekarno menetapkan area Palangka sebagai pusat IKN karena beliau melihat kejernihan air sungai Kahayan kala itu yang bersih dan tanah yang subur untuk ditanami buah buahan dan sayur sayuran. 

Walaupun menurut saya, sekarang air kahayan tidak lagi jernih melainkan keruh bekas tambang dan sebenarnya condong berwarna orange kemerah merahan, bahkan terlihat hitam gambut. Memang benar, dulu di Kalimantan Tengah juga ada beberapa aliran air yang jernih banget bak kristal. Bahkan ribuan ikan ikan bisa terlihat hingga ke bawah. Namun sekarang, sudah banyak tercemar polusi sampah. 

Selain itu, Bung karno bermimpi suatu saat kelak, pinggiran sungai ini bercahaya pada malam hari dipenuhi dengan aneka macam lampu kerlap kerlip warna warni, bukan di penuhi oleh rumah kumuh. 

Pada Juli 1957, presiden Soekarno mendeklarasikan tugu peletakan batu pembangun pertama yang juga menjadi simbol berdirinya kota Palangka raya. Dengan penetapan luasan kala itu yaitu sebesar 20 km x 60 km. 

Peresmian dalam meletakan batu ini juga menjadi awal dari pembangunan kota Palangkaraya. 

Nama istilah : kota Palangkara raya berasal dari kata dayak ngaju, ditetapkan oleh masyarakat lokal.   

Palangka artinya 'Tempat Suci atau bisa juga disebut dengan wahana suci ( NB : Palangka bulau ) " dan Raya artinya "Besar". Jadi orang orang Dayak Ngaju mengartikan kota Palangkaraya sebagai tempat tinggal yang suci yang besar berdasarkan kepercayaan agama tradisional Kaharingan. 

Pemberiaan nama ibukota Palangkaraya ini dirancang dengan begitu hati hati berdasarkan ide pendapat, masukan, saran dan dirumuskan secara kompleks oleh Rta milono, Tundjan dan Saililah. 

Agama Kaharingan percaya bahwa leluhur suku dayak ngaju diturunkan oleh Tuhan Yang Maha Esa ke bumi menggunakan Palangka Bulau. Bulau artinya logam mulia emas dan Palangka tempat yang suci. 

Penetapan luas sebesar 20 kilometer x 60 kilometer juga tidak dirancang sembarangan. Karena sekali lagi ini menyangkut filosofi keyakinan budaya & keagamaan tradisional Kaharingan yang mewajibkan bentuk kota suci persegi panjang berukuran 20 km x 60 km.  

Sedangkan tugu peletakan batu pertama yang dibangun memiliki desain podium segilima yang melambangkan Pancasila dan 17 pilar tinggi yang melambangkan proklamasi kemerdekaan. 

Pada tahun 1959, presiden Soekarno datang lagi ke kota Palangkaraya untuk melihat progress pembangunan. 

Namun kali ini, beliau membawa desain kota modern yang menyerupai ala Washington DC Amerika Serikat. 

Sebuah ibukota bernuansa modern, namun tetap mempertahankan keasrian lingkungan hijau, dipenuhi oleh pohon pohon hijau, ada aliran air seperti danau dan sungai. Mirip seperti ibukota Washington. 

Kemudian, pemerintah Indonesia bekerjasama dengan Uni Soviet ( Sekarang bernama Rusia ). 

Para ahli teknik atau orang orang Uni Soviet didatangkan untuk mengerjakan infrastruktur ibukota modern di Palangkaraya, seperti membangun ekosistem yang terdiri dari jalan dan jembatan. 

Tetapi karena ada sebuah peristiwa G30SPKI. 

Maka pemerintah Uni Soviet memulangkan semua orang orangnya. Sehingga pekerjaan yang digarap oleh orang orang Rusia di kota Palangkaraya hanya baru sedikit yang terbangun. 

Pada tahun 2024. 

Peninggalan bersejarah infrastruktur buatan Rusia. Masih kokoh, strong dan masih berdiri perkasa di Palangkaraya walaupun sudah ada selama berdekade dekade. 

Tetapi mengingat jumlah penduduk Palangkaraya telah meningkat drastis menuju 310.000 ribu jiwa, maka beberapa perombakan desain sudah diubah dan diperbesar.  

Terima kasih. Semoga bermanfaat ya. GBU. 

Related Post