Langsung ke konten utama

AS Crowstrike akuisisi perusahaan Israel Adaptive Shield senilai $ 300 juta dolar atau Rp 4,7 triliun rupiah [ teknologi keamanan cyber untuk mengatasi kesalahan error konfigurasi SaaS ] ( 2024 )


Kejadian yang dapat dianggap cukup memalukan terjadi di tahun 2024. 

Di beberapa perusahaan bandara, selama beberapa menit tampil layar biru disetiap televisi, PC komputer dan laptop dengan tampilan 'blue screen atau disebut juga BSOD blue screen of death'. 

Kejadian itu menyebabkan monitor milik maskapai bandara menjadi lumpuh.

Staff rumah sakit mengalami kebingungan karena komputer mereka malah muncul layar biru yang mematikan semua fungsi klik.

Ruang rektor di universitas diberbagai negara juga menghadapi masalah dilema yang sama, semua komputer milik dosen dan staff pengajar jadi warna biru, menyebabkan terganggunya aktivitas belajar mengajar menggunakan alat presentasi. 

Tak hanya itu saja, mesin ATM dan komputer perbankan juga jadi ikut ikutan berubah menjadi warna biru ( blue screen ) dan tidak dapat terhubung ke internet. 

Pihak Crowstrike meminta maaf atas kejadian bluescreen tersebut. Insiden ini buka karena diserang hacker, melainkan terjadi kesalahan code programing saat mengupgrate ke versi pembaharuan yang baru yang dilakukan oleh tim internal di Crowstrike. Sehingga membuat perangkat lunak tidak berfungsi. Sekarang semua telah diperbaiki dan online kembali. Celetus George kutz, CEO Crowstrike. 

Tak ingin kejadian memalukan terulang lagi. 

Pada bulan November 2024. Perusahaan Crowstrike mengumumkan telah mengakuisisi perusahaan asal Israel, Adaptive Shield senilai $ 300 juta dolar atau setara Rp 4,7 triliun rupiah. 

Crowstrike adalah perusahaan keamanan serangan cyber terbesar peringkat #2 di dunia asal Amerika Serikat. Crowstrike memiliki hampir 8.000 karyawan. Sedangkan Adaptive Shield hanya memiliki 100 karyawan.  

Perusahaan Crowstrike dikenal memang doyan mengakusisi teknologi asal Israel. 

Sejak tahun 2020. Ada 5 perusahaan teknologi asal Israel dicaplok atau dilahap oleh Crowstrike. Meliputi teknologi Flowsecurity, teknologi Bionic, teknologi Reposify, teknologi Preempty Security dan terakhir adalah Adaptive Shield di tahun 2024.

CEO Crowdstrike asal AS mengatakan : 

CrowdStrike dibangun untuk mengatasi tantangan keamanan cyber terberat dan kami senangtiasa mendorong inovasi tanpa henti berdasarkan apa yang dibutuhkan keinginan pelanggan kami agar kami tetap unggul dalam menghadapi ancaman modern. Seiring dengan meningkatnya adopsi SaaS dan AI, setiap aplikasi baru menghadirkan kompleksitas dan adanya risiko kesalahan konfigurasi di manajemen manusia dan non-manusia yang menciptakan peluang untuk kegagalan. Dengan akuisisi Adaptive Shield. CrowdStrike memastikan tetap terus menetapkan standar untuk perlindungan berbasis identitas di cloud dan memberikan perlindungan SaaS terbaik di kelasnya dari platform Falcon". Sahutnya. 

Perusahaan Adaptive Shield didirikan di Israel oleh 2 founder bernama Maorbin dan Jony shlomoff. 

Setelah akuisisi, semua ilmu pengetahuan dan cetak biru blueprint diserahkan ke Crowdstrike.  

Tentang Crowdstrike

Crowdstrike berkantor pusat di Amerika Serikat. Menawarkan sebuah produk utama yang disebut FALCON. Antivirus berbayar seharga Rp 900.000 ribu perbulan per 1 laptop untuk demi melindungi keamanan cyber milik klien UKM dengan 5 karyawan keatas, perusahaan company besar, lembaga pendidikan, rumah sakit, dll hingga pemerintahan.

Per 2024. Jumlah klien Crowdstrike mencapai 29.000 ribu pelanggan. 1.000 diantaranya adalah klien company raksasa. Termasuk dipakai oleh pemerintahan AS melalui setiap jajaran kementerian adalah pelanggan setia Crowdstrike setiap bulannya. 

Produk Falcon setelah diinstal bakal memindai realtime laptop klien. Setiap data dari flasdisk USB pihak lain bakal dideteksi terlebih dahulu memastikan tidak ada virus disana. 

Falcon juga memindai setiap aktivitas melindungi klien saat browsing maupun mendownload data apapun dari website atau email lain. Mulai dari memindai gambar, data dokument text yang didownload dari email termasuk memblokir terlebih dahulu film bercocok tanam untuk memastikan keamanan apakah disana ada malware & ramsomware.

Setiap data yang lewat, setiap apapun yang didownload dan ingin masuk ke laptop internal milik bisnis anda. Harus terlebih dahulu melewati pemeriksaan keamanan Falcon sebelum dizinkan  

Menurut penelitian. 73% UKM banyak menangis karena adanya serangan cyber yang merusak, menghapus data yang sudah mereka buat susah payah bertahun tahun. Bahkan data dan fungsi sistem laptop dikunci dimana hacker meminta uang tebusan menggunakan uang cryptocurrency Monero dan Zcash. 

Falcon bisa dibilang seperti bodyguard atau satpam digital yang selalu siap sedia mencegah tamu hacker yang tak diundang dan menjaga data UKM atau data company anda. Termasuk di cloud dengan ketat dan menjamin kesehatan laptop anda.

Terima kasih. Semoga bermanfaat ya. GBU. 

Related Post