Langsung ke konten utama

Dampak kesalahan kebijakan pemerintah Amerika Serikat menyebabkan industri chipset terfragmentasi. Tahun 1980 AS dan Uni Soviet penguasa tunggal industri chip seorang diri. Sekarang mulai sadar setelah 44 tahun berlalu ( 2024 )

 

Di era pada tahun 1980. Amerika Serikat dan Uni Soviet ( sekarang bernama Rusia ). Merupakan penguasa duopoli industri chipset. 

Hampir tidak ada negara lain ketika itu yang mampu menandingi kedua bangsa tersebut di masa kejayaannya. 

Uni Soviet memiliki perusahaan chip yang disebut Angstrem. Didirikan pada tahun 1963. Yang dimana pendanaan modal, upaya penelitian, riset ( R&D ) terorganisasi pada kementerian sains, elektronik dan ilmu pengetahuan produksi ilmiah Soviet. Dalam tajuk NII-336, sebelum diprivatisasi. 

Mesin milik perusahaan asal Soviet ini, piawai membuat, memproduksi chip komputer hingga ukuran 130 nanometer. ( Pada masanya dianggap hebat ). 

Seiring berjalannya waktu. Di abad modern. Kejayaan Angstrem telah pudar kemudian digantikan oleh generasi penerus : Rostec Rusia.

Di tempat lain, di benua Amerika Serikat. Pada tahun 1980. Ilmuwan dan para peneliti AS dibawah pengawasan kementerian di Bell Labs telah menciptakan EUV ( mesin Extreme ultraviolet litography ) untuk pembuatan chipset.

Dari langkah A sampai Z. Semua pemprosesan teknologi chip semikonduktor dapat dibangun secara mandiri seorang diri di negara Amerika Serikat tanpa terikat rantai pasokan dari negara lain apapun. Mulai dari sinar laser dan komponen alat alat lainnya dibangun sendiri di AS.  

Entah mengapa, kebijakan pemerintahan AS yang tidak ketat dan belum terlalu dimengerti oleh para pejabatnya di masa lalu terhadap dampak penggunaan teknologi. 

Malah dengan mudahnya pejabat AS meloloskan aksi akuisisi perusahaan teknologi ke negara sahabat lain. Oleh pihak seperti Samsung, TSMC, ASML, NIKON, dll. 

Alasannya karena para pekerja ( buruh ) AS maunya dibayar kerja dengan gaji yang lebih mahal. Tidak mau kerja di pabrik dengan gaji kecil. Jadi dibiarkan saja perusahaan asing berinvestasi dan mengakuisisi satu per satu perusahaan chip AS. Beberapa alasan lain menganggap kalau perusahaan chip AS pindah ke negara kelas menengah atau bawah, berarti ada keuntungan mendapatkan tenaga kerja dari negara Korea Selatan, Taiwan, Eropa, China dan Jepang dengan harga yang lebih murah. Sehingga keuntungan profit meningkat.  

Selain itu, dengan adanya paparan kantor & cabang pabrik chipset milik AS di negara lain. Justru membuat orang orang lokal memahami bagaimana cara kerja teknologi chip itu bekerja, apalagi adanya ToT ( transfer of technology ). Justru bikin pihak orang orang asing yang dulunya tidak tahu apa apa tentang industri chip malah bikin mereka tambah pintar.

Inilah yang disebut BLUNDER.

Blunder disebabkan oleh kebijakan pemerintah Amerika Serikat yang keliru. Menyebabkan industri chip kini terfragmentasi ke berbagai negara. 

Dan ya begitulah cerita kegagalan pemerintah Amerika Serikat. 

44 tahun yang lalu. Sengaja mengajarkan kepada dunia tentang cara membuat chip.

Lalu mulai sejak tahun 2018 di era Donald Trump. Pejabat AS mulai ngeh, kok sadar tiba tiba negara lain kok makin jago bikin chipset ya, jago bikin mesin litografi dan jago bikin komputer sendiri ya. 

Pesta uang chip di AS kok malah jadi berkurang ya. 

Tanya mengapa...? 

Sekarang di tahun 2025. Amerika Serikat sedang sibuk mencari tahu agar industri chip diluar negeri agar bisa pulang kembali lagi ke pangkuan AS. Sayangnya, itu sudah terfragmentasi sehingga menjadi pekerjaan yang sulit untuk terlepas dari rantai pasokan. Apalagi ASML sudah menguasai teknologi HNA Lithography ( High Numerical Aperture ).


Terima kasih. Semoga bermanfaat ya. GBU. 

Related Post