Saya kembali menulis tentang diary September 2024
Tulisan ini saya tulis sebagai pedoman bagi saya untuk mencari kelemahan dan kelebihan setiap strategi untuk menjadi lebih baik lagi.
Siapa tahu bermanfaat bagi pembaca ya.
Anjing dan ayam kampung bangkok saya dicuri pencuri
Anjing peliharaan saya yang sedang hamil. Telah di curi oleh orang tidak bertanggung jawab.
Kemudian ayam juga dicuri orang.
Mereka mencuri ayam dengan cara melompat lewat tembok ketika malam hari saat cuaca hujan deras dan ketika saya sedang tidur.
Kejadian ini membuat saya menjadi marah.
Saya cape cape pelihara ayam kampung. Malah dipanen pencuri
Pengen beli TV dan CCTV untuk membantu viralkan pencuri di media sosial.
Tapi harga alat itu mahal. Saya tidak sanggup operasionalkan biayanya.
Atau apakah saya harus pasang label peringatan di tembok dengan tulisan :
Awas
Orang pencuri di jemput ke api neraka panas. Tidak ada kipas angin, tidak ada AC
Orang sholeh di jemput ke sorga diiringi 72 bidadari yang kecantikannya tak terbayangkan, lebih cantik dari personel JKT48 lho.
Siapa tahu, membaca tulisan di atas + dilengkapi foto 4 personil JKT48.
Pencuri ayam jadi mikir dua kali.
Diharapkan supaya mereka berpikir insaf, tidak ingin mendapatkan tiket ke neraka jahanam. Lebih memilih ke sorga sambil bercocok tanam bersama bidadari JKT72 kesayangannya.
Stop pemakaian Viterna dan mengefesienkan EM4
Sejak saya memulai pembeliaan vaksin Gumboro dan H5N1. Menurutku beli vaksin itu penting tak dapat ditawar tawar.
Alhasil, harus ada yang dikorbankan untuk mengefesienkan pengeluaran uang dipeternakan ayam saya.
Setelah memahami apa yang perlu dipangkas. Nampaknya saya harus stop Viterna.
Mengingat 1 botol harganya mencapai Rp 85.000 ribu rupiah. Bandingkan dengan EM4 harga sekitar Rp 30.000 ribu rupiah. Jadi saya putuskan berhenti pakai Viterna.
Kemudian untuk EM4. Setelah beberapa bulan mencoba hasilnya pada ayam. Nampaknya 1 tutup botol sanggup untuk 5 botol ayam. Dulu 1 pakai 3 botol. Sekarang diubah 1 untuk 5.
Hasilnya masih cukup baik & lebih hemat uang.
Oh ya, untuk vaksin. Saya hanya memilih Gumboro dan H5N1. Memang ada jenis varian vaksin yang lengkap yaitu G7 komplit untuk berbagai macam penyakit ayam yang mematikan.
Namun karena harganya terlalu mahal per 1 botol seharga diatas Rp 600.000 ribu rupiah.
Maka saya urungkan niat beli G7.
Saya fokus ke Gumboro dan Flu burung H5N1 saja.
Dan jika ada virus lain menyerang ayam saya yang sulit diobati. Seperti kena Avian corona virus IB, Tetelo ND dan berak darah yang mematikan. Nah, untuk 3 jenis penyakit ini, saya pasrah aja.
Saya langsung membunuh ayam itu lalu buang jauh jauh ayam yang terinfeksi virus dan bakteri tersebut.
Sedangkan daftar penyakit ringan untuk ayam, masih bisa diobati dengan antibiotik. Asal diberi obat dengan cepat, jangan lambat dan wajib disiplin sampai ayam benar benar sembuh total dari virus & bakteri. Karena, jika ayam belum sembuh, tapi pemberiaan obat dihentikan. Umumnya bakteri & virus berkembang biak berubah lebih ganas menjadi sulit diatasi dan akhirnya ayam mati.
Tidak dapat hadir ke pernikahan Ovi di desa Tewah. Kalimantan Tengah.
Salah satu keluarga bernama adik Ovi menikah di desa Tewah.
Saya tidak dapat hadir ke sana.
Karena jarak dari kota Palangkaraya menuju ke tempat rumah Ovi, lama dan jauh banget.
1 hari bolak balik tidak dapat sampai. Pengenku, 1 hari aja aku disana. Tapi tidak memungkinkan.
Padahal baju nikah kiriman dari adik Ovi untuk aku. Sudah dia bikin.
Ganti strategi cara menanam jagung
Awalnya punya rencana menanam jagung untuk pakan ternak ayam. Tapi setelah dipikir pikir tidak mencukupi. Karena luas bendengan tanah yang ada disamping rumah saya, hanya cukup untuk sekitar 60 tanaman jagung saja.
Pernah kepikiran juga bagaimana cara agar jagung dapat awet hingga 3 bulan. Namun karena jenis tanaman jagung yang saya tanam dari varian 'ketan putih'. Kok rasanya beda banget pas dimakan ya, jika dikeringkan jagung ketan jadi keras dan tidak enak, padahal baru nunggu 1 minggu. Dan apabila dipaksakan agar awet selama 1 bulan. Malah muncul jamur. Akibatnya gagal total.
Alhasil, saya kali ini coba ganti strategi baru. Dengan cara merandom penanaman bibit jagung setiap minggu 10 bibit di tanam. Diselang seling setiap 1 sampai 2 minggu. Dan jika panen, langsung dipetik atau ditaruh di kulkas. Dengan cara ini diharapkan bisa bergantian.
Buah jagung tidak lagi saya beri ke ayam dan jagung juga tidak di jual. Tetapi fokus untuk dikonsumsi sendiri bersama keluarga.
Oh ya, untuk tanaman jagung di kebun saya. Nampaknya agak sulit jika 1 jagung berbuah 2. Hasilnya kurang memuaskan. Setelah diujicoba. 1 lubang tanam 2 jagung. Hasilnya bisa aja. Ketimbang 1 tanaman jagung berbuah 2. Agak sulit.
Ketemu monyet yang sedang sedih pohon kesayanganya di tebang
Pepohonan dan hutan lebat yang ada di depan rumah saya. Sudah di tebang orang menjadi gundul.
Sepertinya mereka sedang ingin bikin rumah baru.
Oh ya, beberapa tahun belakang ini. Di kawasan rumah saya, memang sudah banyak berdiri rumah baru. Sehingga hutan ditempat tinggal saya, sudah banyak berubah menjadi rumah penduduk dan semakin ramai. Terutama mayoritas rumah dari buatan BTN ( Bank Tabungan Negara ).
Pas hutan di depan rumah di tebang orang.
Pagi hari kemudian saya menemukan monyet yang sedang sedih dan stress. Karena pohon tempat tinggalnya sudah hancur.
Saya juga ikut ikutan sedih, kok cepat banget ya perkembangan pertumbuhan manusia di tempat saya.
Sepertinya saya juga harus siap siap.
Sebentar lagi saya harus siap memanajemen stress karena di masa depan bakal lebih sering mendengar suara pertengkaran manusia, suara motor, suara berisik pasangan suami istri tetangga ribut ribut ribut masalah pendapatan kantong kelas menengah menurun, suara keributan manusia membahas politik.
Dibandingkan suara merdu burung berkicau yang perlahan lahan mulai punah & sirna.
Terima kasih. Semoga bermanfaat ya. GBU.