Langsung ke konten utama

BRICS+ hanyalah alat bagi pemimpin Rusia untuk bertahan hidup selain itu tidak ada dalih apapun ( 2024 )


Selain Israel.

Salah satu negara yang paling banyak dibenci dan sering dikutuk, diembargo dan disangsi adalah Rusia. 

Sejak Rusia berdiri pada tahun 1991 ( sebelumnya bernama Uni Soviet ). Sudah tak terhitung ada banyak banget sangsi demi sangsi, makian dan hinaan diberikan kepada Rusia. Terutama yang berasal dari negara negara kawasan Eropa & AS. 

Dalam ajang dialog forum internasional. Rusia selalu kalah di mata internasional yang dipimpin oleh AS.

Rusia tidak menginginkan adanya hedegomi dunia unipolar. Artinya hanya AS sebagai satu area yang memiliki kekuatan penuh yang mampu mendikte.  

Bahkan hingga detik artikel ini ditulis kepada anda. Presiden Rusia 'Vladimir Putin' dikenai hukuman oleh mahkamah kriminal internasional karena dianggap melanggar konvensi Geneva tentang hukum humaniter sehingga layak untuk diadili dan dihukum oleh pengadilan di Uni Eropa.

Organisasi BRICS didirikan pada tahun 2009 oleh inisiatif pemerintah Rusia sebagai pemimpin tertinggi. 

Anggota awal terdiri dari Brasil, India dan China. 

Lalu keanggotaan negara meluas menjadi Afrika Selatan, Iran, Mesir, Ethiopia, Arab Saudi dan UEA ( Uni Emirat Arab ). 

Beberapa tahun mendatang, beberapa negara lain seperti Turkiye, Malaysia, dll dikabarkan hendak bergabung join ke organisasi BRICS+ tersebut.  

Mengapa negara lain memutuskan bergabung dengan BRICS memiliki sudut pandang sendiri masing masing yang berbeda beda. Bukan berarti hendak melakukan dedolarisasi. Seperti yang dinyatakan secara terang terangan oleh pihak dari negara India yang menolak dedolarisasi dan India tetap terus menjalin hubungan baik dengan AS. Begitu pula dengan negara lain seperti Mesir, Arab Saudi, UEA bukan berarti hendak memusuhi Amerika Serikat.  

Jadi apa sebenarnya ide dasar Rusia mendirikan BRICS+. Tentu saja jika diteliti secara pandangan umum maka menyangkut masalah ekonomi, politik dan geopolitik. Tetapi apabila dipelajari secara mendalam fundamental BRICS. Sesungguhnya hampir tidak ada integrasi menyeluruh antar negara ke negara yang terkait, sekedar batasan menyangkut kerjasama dalam bidang keuangan ekonomi, politik, dan geopolitik semata. 

Misalkan. India dan China membutuhkan hasil pertanian berupa gandum, jagung, dan energi gas dari Rusia. Maka pihak Rusia dengan senang hati siap memasok kepada negara tersebut berdasarkan kesepakatan tarif dan harga dagang yang sesuai.  

Dan jika pihak Rusia pengen membutuhkan teknologi smartphone Xiaomi dan Huawei dari China. Maka pihak China wajib melakukan hal yang serupa menggunakan alternatif mata uang kedua belah pihak dengan menjauhi dolar AS.  

BRICS+ tidak memiliki wewenang dan daya tawar jika apabila anggota saling berkelahi. Misal China VS India. Itu bukan urusan Rusia selaku pemimpin, tetapi Rusia masih memiliki kewajiban untuk mengingatkan perdamaian. Jadi sebenarnya masalah isu internal antar negara negara menjadi permasalahan masing masing anggota BRICS+. Bukan tanggung jawab Rusia. 

Presiden Vladimir Putin menjadi pemimpin BRICS+ di tahun 2025.

Walaupun Rusia adalah founder BRICS+. Tetapi untuk urusan New Development Bank diserahkan kepada pihak China selaku penyedia jasa layanan perbankan. ( Bank NDB semacam lawan tanding Word Bank dan IMF PBB ). 

Pada intinya, BRICS+ adalah semacam taktik, strategi dan siasat bagi Rusia untuk menghindari sangsi bertubi tubi dari AS, Eropa dan Uni Eropa. Menunjjukkan bahwa Rusia kebal dari embargo dan kebal dari hukuman ekonomi apapun juga dan seolah olah memberitahukan kepada dunia bahwa sangsi dan isolasi yang dijatuhkan kepada Rusia tidak akan pernah berhasil melumpuhkan perekonomian Rusia. 

Bahkan jika seluruh dunia mengembargo Rusia. 

( Seharusnya Rusia sudah memegang hak cipta guinness book of record sebagai negara paling sering diembargo )

Maka BRICS+ yang terdiri dari negara Afrika Selatan, Iran, Mesir, Ethiopia, Arab Saudi, China, India, Afsel dan UEA ( Uni Emirat Arab ) tetap bakal menjalin hubungan perdagangan, politik dan ekonomi yang akur dan baik bersama Rusia.

Dari sudut kacamata negara yang menjadi anggota BRICS. Memandang landasan BRICS+ sekedar batasan peningkatan ekonomi mereka masing masing saja untuk tetap terjalin hubungan dagang dengan Rusia. Mengingat Rusia adalah salah satu negara adidaya hasil pertanian, kayu, teknologi persenjataan, reaktor nuklir dan energi yang berharga murah. 

Terima kasih. Semoga bermanfaat ya. GBU. 

Related Post